Bola.net - Ada yang lebih lestari dari cinta pada sang pujaan hati, yaitu persahabatan sejati. Fans Die Alte Dame memahami itu dari sosok Pal Dardai. Pria asal Hungaria berusia 43 tahun ini telah menjadi bagian Hertha Berlin selama lebih dari 22 tahun.
Dardai dan Hertha adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Bahkan di saat ia memutuskan untuk meninggalkan kursi kepelatihan Hertha pada 16 April 2019 lalu, manajemen klub pun tak ingin buru-buru mengucapkan selamat tinggal. Dardai diharapkan tetap berada di Hertha untuk menangani tim muda mereka pada tahun 2020 nanti.
Simak artikel selengkapnya mengenai kisah cinta Hertha Berlin dan Pal Dardai di bawah ini.
Satu Klub, Satu Hati
Dardai muda datang ke Hertha pada awal tahun 1997 dari klub negara asalnya, Budapesti VSC. Di musim tersebut, ia langsung berhasil membawa The Old Lady promosi ke Bundesliga. Sejak saat itu, Dardai menoreh sejarah. Ia menjadi pemain dengan penampilan terbanyak sepanjang masa untuk Hertha. 373 laga telah ia mainkan bersama klub ibu kota tersebut di semua kompetisi dengan catatan 22 gol dan 17 assist.
Dardai menjadi bagian penting dalam kiprah Hertha yang bertabur bintang di era 2000-an. Sebut saja Sebastian Deisler dan Marcelinho, bersama dengan Dardai, mereka menjadi kekuatan utama Hertha dalam bertarung memperebutkan tempat di Liga Champions dan Piala UEFA selama kurun waktu sepuluh musim. Dardai pun menyumbang dua gelar piala liga pada tahun 2002 & 2003.
Sayangnya sejak musim 2009/10, ia kerap dilanda cedera. Puncaknya adalah saat ia harus absen selama setengah musim karena cedera engkel. Hal itu pula yang menyebabkan tersungkurnya Hertha hingga harus terdegradasi ke kasta kedua, namun sekali lagi, Dardai tetap setia bersama Hertha.
Dardai pun memutuskan pensiun di akhir musim 2011/12 namun ia tak pernah meninggalkan tim kesayangannya itu. Di musim yang sama, ia mulai terjun di balik layar sebagai asisten pelatih tim U-17 bersama Andreas Thom. Setahun kemudian, ia naik menjadi pelatih kepala tim muda Hertha selama dua tahun sebelum akhirnya mengambil alih posisi pelatih di tim utama pada tahun 2015.
Berakhir Namun tak Berpisah
Musim 2018/19 menjadi musim yang penuh pasang surut bagi Hertha. Mereka sempat mengejutkan Bundesliga dengan rentetan hasil positif dan sempat bertengger di posisi kedua pada pekan ke-4. Mengandalkan gelandang serang powerful, Ondrej Duda, serta striker veteran, Vedad Ibisevic, Hertha bahkan berhasil mengalahkan sang juara bertahan Bayern München 2-0 pada pekan ke-6. Namun sejak saat itu, mereka tak lagi berada di posisi empat besar.
Tren antiklimaks ini memaksa General Manager Hertha, Michael Preetz, mengambil keputusan untuk mengakhiri masa jabatan Dardai di akhir musim. Top skorer sepanjang masa Hertha tersebut—yang juga merupakan rekan setim Dardai saat masih bermain—mengatakan bahwa Hertha butuh “dorongan” baru menyambut musim 2019/20 mendatang dan menilai kinerja Dardai selama empat setengah tahun sebagai hal yang “konstruktif.” Preetz pun menegaskan meski Dardai tak lagi menjadi pelatih Hertha, namun ia akan tetap menjadi bagian dari tim untuk masa mendatang sebagai pelatih tim muda.
Pada akhirnya, dedikasi Dardai bagi Hertha selama kurun waktu lebih dari 22 tahun itu tak dipandang sebelah mata dan menjadi pertimbangan klub untuk memberikan penghormatan yang layak, meski tak akan pernah sepadan, dengan tetap menjaganya menjadi bagian dari klub. Fans Si Nyonya Tua pun pastinya merasa lega mengetahui sang kawan sejati tetap berada di dekat mereka, mungkin untuk selamanya, seabadi persahabatan sejati.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Inilah Aturan Baru di Bundesliga Musim 2019-2020, Ada yang Baru Nih!
Bundesliga 2 Juli 2019, 13:13
-
Ternyata Ini Rahasia di Balik Selebrasi 'Memasak' Serge Gnabry
Bundesliga 2 Juli 2019, 12:17
-
SC Paderborn: Lesatan Roket dari Nordrhein-Westfalen
Bundesliga 2 Juli 2019, 12:00
-
Bundesliga 2019/20: Bayern Munchen vs Herta Berlin jadi Pembuka
Bundesliga 2 Juli 2019, 11:58
-
Kembalinya Para Perantau: Mengincar Tempat di Tim Utama
Bundesliga 2 Juli 2019, 11:51
LATEST UPDATE
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
-
Tempat Menonton Timnas Indonesia U-23 vs Mali U-23 di Indosiar - Friendly Match
Tim Nasional 18 November 2025, 18:01
-
Link Live Streaming La Liga 2025/26: Barcelona vs Athletic Bilbao, Tayang di Vidio
Liga Spanyol 18 November 2025, 17:51
-
Simak Jadwal La Liga 2025/26 Pekan ke-13, Tayang Eksklusif di Vidio
Liga Spanyol 18 November 2025, 17:41
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55


























KOMENTAR