Bintang asal Korea Selatan itu tak masuk skuad United yang memenangi trofi Liga Champions tahun 2008 ketika mengandaskan Chelsea, namun saat bermain setahun berikutnya pada partai final di Roma, mereka malah takluk 2-0 dari Barca.
"Melewatkan satu final dan kalah di final lainnya membuat Anda makin berambisi untuk bermain dan memenangkan pertandingan - tak peduli melawan tim mana saja," ucapnya.
"Jika saya bermain dan menang, itu akan jadi hal fantastis untuk saya. Itu mimpi saya tapi saya harus bermain 100% agar mimpi saya bisa terwujud."
"Jelas sekali Barca adalah salah satu klub terbaik dunia jadi jika kami bisa kalahkan mereka maka ini akan jadi final yang sempurna - juga untuk saya. Ini adalah laga yang besar melawan salah satu tim terbaik dunia dan ini digelar di Inggris pula."
"Mereka mengganti beberapa pemain dari tahun 2009 tapi gaya mereka tak berubah. Kami pun berubah. Saya tak tahu dengan cara apa kami akan bermain tapi kami harus menunjukkan perbedaan dari edisi 2009," tambahnya.
Mengaku kecewa dan patah hati saat ditinggalkan Sir Alex Ferguson pada final 2006 di Moscow, Park mengungkapkan jika ia masih merasakan getaran tertentu ketika sang manajer memilihnya untuk bermain.
"Sungguh hebat saat saya mendengar kata-kata 'Kami akan bermain hari ini'. Setiap orang ingin bermain untuk klub besar di laga besar," akunya.
"Ketika masih muda, saya tak percaya hal ini bisa terjadi tapi ini jadi nyata dan sekarang saya hanya tinggal melakukan apa yang bos ingin saya lakukan." [initial]
BOLATAINMENT - Jus Kodok, Resep Rahasia Park Ji-Sung (espn/row) Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55




















KOMENTAR