UEFA telah mengumumkan penghargaan akhir musim Liga Champions 2012/13 dengan sejumlah nama sebagai pemenangnya.
Mexes memenangi satu kategori prestisius, yakni gol terbaik berkat aksi overhead kick jarak jauhnya saat melawan Anderlecht di fase grup. Rekan seklub Mexes, kiper Christian Abbiati juga mendapatkan kehormatan, yaitu untuk penyelamatan terbaik.
Tim terbaik musim ini tak diragukan lagi jatuh ke tangan Bayern, sedangkan untuk kategori pelatih, Jurgen Klopp lah pemenangnya.
Untuk lebih detailnya, beserta penghargaan-penghargaan di kategori lain, bisa dilihat pada sembilan halaman berikut. (uefa/gia)
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Tim: Bayern Munich

Setelah kekalahan menyesakkan dari Chelsea di final musim lalu, serta dipecundangi Borussia Dortmund untuk dua trofi bergengsi di ajang domestik, Bayern Munich bangkit dan menebusnya dengan cara yang sensasional.
Tampil super sepanjang musim, termasuk menjuarai Bundesliga dengan keunggulan 25 poin atas Dortmund, Bayern mendekatkan diri pada gelar kelimanya setelah menghancurkan Barcelona di semifinal.
Meski keunggulan mereka di Wembley sempat lepas, Bayern sukses menaklukkan Dortmund 2-1 berkat gol menit-menit akhir dari pria yang gagal mengeksekusi penalti di Munich tahun lalu, Arjen Robben.
Gol: Philippe Mexes (AC Milan)

Philippe Mexes tak sekalipun mencetak gol sejak Maret 2011 sebelum akhirnya dia menghasilkan aksi spektakuler ini.

Gol itu tercipta saat AC Milan bertandang ke markas Anderlecht di matchday 5.
"Saya rasa Mexes takkan mencetak gol seperti itu lagi dalam hidupnya," kata gelandang Anderlecht Sacha Kljestan setelah laga.
Pelatih: Jurgen Klopp (Dortmund)

Borussia Dortmund memang gagal di final, tapi tim dan pelatih karismatik mereka sudah mendapat pengakuan dari seantero Eropa.
Sejak bergabung pada 2008 silam, Jurgen Klopp telah membuat Dortmund bertransformasi jadi tim menakutkan, yang memiliki kualitas untuk merajai Benua Biru.
"Kami akan mulai lagi dari awal," kata Klopp di Wembley.
"Dalam kurun waktu dua tahun, final akan digelar di Berlin. Mungkin itu bisa menjadi tempat terbaik untuk comeback ke partai puncak Liga Champions. Semoga tahun depan kami dapat meningkatkan kualitas, lalu kami akan bertarung lagi," tegasnya.
Hasil: Barcelona 0-7 Bayern Munich

Agregat kemenangan terbesar di semifinal Liga Champions; pertama kalinya Barcelona kalah dua leg di kejuaraan Eropa dalam 26 tahun terakhir; dan kekalahan terburuk Azulgrana di semua ajang selama hampir enam tahun lamanya (0-4 pada leg pertama di Munich).
Dilihat dari segi mana pun, ini adalah skor yang mengguncang persepakbolaan Eropa.
"Kami tak mengira akan mendapatkan hasil seperti ini. Alasannya sederhana, yaitu Barcelona merupakan tim terbaik dunia selama beberapa tahun belakangan," tutur gelandang Bayern Munich Javi Martinez.
Momen: Ivan Krstanovic (Dinamo Zagreb)

Setelah selalu kalah tanpa bisa mencetak satu gol pun dalam lima laga awal fase grup, Dinamo Zagreb menjamu Dynamo Kyiv di matchday pamungkas.
Tertinggal 0-1 sejak akhir babak pertama, Dinamo terancam mengikuti jejak Deportivo (2004/05) dan Maccabi Haifa (2009/10) sebagai tim tanpa gol di fase grup. Namun, setelah 567 menit (termasuk injury time) mencoba, akhirnya Dinamo memutus aib tersebut.
Eksekusi penalti striker Ivan Krstanovic di menit ke-5 injury time babak kedua sukses membuat laga berkesudahan 1-1. Itu adalah gol sekaligus poin pertama dan satu-satunya sang wakil Kroasia di Liga Champions musim ini.
"Kami harus bersyukur. Kami semua menginginkan gol serta poin itu, dan kami mendapatkannya di saat-saat terakhir," kata pelatih Krunoslav Jurcic.
Penyelamatan: Christian Abbiati (AC Milan)

Ketangguhan David de Gea (Manchester United) saat melawan Real Madrid, performa hebat Joe Hart (Manchester City) kala menghadapi Borussia Dortmund, dan aksi menawan Fraser Forster (Celtic) ketika mematahkan perlawanan Barcelona memang pantas diperhitungkan. Namun, permainan heroik Christian Abbiati di markas Zenit pada matchday 2 layak jadi yang terdepan.
Kiper AC Milan itu melakukan sederet penyelamatan yang sukar dipercaya, khususnya ketika mementahkan tendangan bebas Hulk dan sepakan voli Aleksandr Anyukov. Itu layak mendapat pujian spesial.


"Saya tak tahu makan apa dia hingga bisa seperti itu," kata gelandang Rossoneri Urby Emanuelson setelah laga.
Surprise Package: Galatasaray

Kekalahan dari Manchester United di matchday 1 dan Braga dua minggu sesudahnya ternyata tak begitu saja mengakhiri perjuangan Galatasaray.
Empat poin yang dikumpulkan Cimbom dalam laga back-to-back melawan CFR Cluj membuat mereka kembali ke jalur yang benar. Namun, kemenangan beruntun atas United dan Braga lah yang meloloskan pasukan Fatih Terim dengan gemilang ke fase knockout.
Setelah melewati Schalke di 16 besar, langkah Galatasaray dihentikan oleh Real Madrid di perempat final. Galatasaray tersingkir, tapi bukan tanpa perlawanan. "Kami layak mendapat respek dari seluruh dunia," kata Terim.
Pendatang Baru: Isco (Malaga)

Setelah menggambarkan Liga Champions sebagai "inti sari sepak bola", Isco menunjukkan performa mengagumkan dalam debut Malaga di kompetisi ini.
Dengan kontrol bola luar biasa, finishing tenang nan akurat serta kemampuan untuk melepas operan-operan pembunuh membuat gelandang serang 21 tahun Spanyol itu sukses mencuri perhatian. Dia melalui musim ini dengan tiga gol dan empat assist dalam delapan penampilan.
"Pencapaian seperti ini tampak mustahil beberapa waktu lalu. Adalah impian setiap orang untuk bisa bermain di sini," kata Isco setelah Malaga memastikan diri lolos ke babak delapan besar.
Angka dan Kutipan

100 dan 50
Musim ini ditandai dua awak Real Madrid, forward Cristiano Ronaldo dan pelatih Jose Mourinho, dengan pencapaian istimewa.
Ronaldo membukukan international caps ke-100 bersama Portugal, sedangkan Mourinho mencapai jumlah pertandingan sebagai pelatih di Liga Champions dengan angka yang sama.
Ronaldo, yang akhirnya finis sebagai top scorer, juga mencetak golnya yang ke-50 di turnamen ini kala Madrid takluk 1-4 dari tuan rumah Dortmund dalam duel semifinal leg pertama.
Kutipan
"Ya, kami menonton Braveheart. Sebelum setiap pertandingan, kami juga memakai kilt (pakaian tradisional Skotlandia) dan menari bersama."
Kapten Celtic Scott Brown setelah ditanya seorang jurnalis Rusia apakah ritual pra-pertandingan timnya termasuk menonton film kesatria Skotlandia yang dibintangi Mel Gibson tahun 1995 itu.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ronaldinho Yakin Neymar Sukses di Barca
Liga Spanyol 29 Mei 2013, 17:17
-
Tiga Tim Besar Inggris Berminat Meminjam Deulofeu
Liga Inggris 29 Mei 2013, 17:01
-
Cavani Akui Idamkan Bela Madrid Atau Barca
Liga Italia 29 Mei 2013, 16:20
-
Kepincut Mata, Barca Siap Umpankan Alexis
Liga Inggris 29 Mei 2013, 15:57
-
Cruyff Kaget Valdes Putuskan Hengkang
Liga Spanyol 29 Mei 2013, 11:22
LATEST UPDATE
-
Penyebab Italia Sulit Maju Menurut Fabregas: Kolot, Terlalu Kaku, dan Anti Pemain Muda
Liga Spanyol 19 November 2025, 14:44
-
Beda Arah Harga Emas 19 November 2025: Antam Stabil, Pegadaian Terkoreksi
News 19 November 2025, 12:01
-
Debut Sempurna Kiper Manchester United di Timnas Belgia
Liga Inggris 19 November 2025, 11:59
-
Bukan Diusir AC Milan, Malick Thiaw Bongkar Alasan Sebenarnya Cabut ke Newcastle
Liga Italia 19 November 2025, 11:46
-
Cinta Mati! Antony Tolak Raksasa Eropa Ini demi Gabung Real Betis
Liga Inggris 19 November 2025, 11:45
-
Manchester United Siap Jegal Liverpool untuk Transfer Marc Guehi
Liga Inggris 19 November 2025, 11:30
-
OJK Rilis Aturan Baru: Rekening Tanpa Transaksi 1.800 Hari Otomatis Dormant
News 19 November 2025, 11:21
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55


























KOMENTAR