5 Juara Bertahan Premier League Yang Terseok-seok Pada Musim Berikutnya

5 Juara Bertahan Premier League Yang Terseok-seok Pada Musim Berikutnya
Jose Mourinho (c) Ist

Bola.net - Bola.net - Memenangkan gelar liga memang tidak mudah tapi mempertahankannya justru jauh lebih sulit. Para rival pasti akan memperkuat skuat mereka di bursa transfer musim panas dan siap menjegal sang juara bertahan.

Juara musim lalu tidak terlalu mengesankan dalam upaya mereka mempertahankan gelar Premier League mereka. Tim asuhan Antonio Conte masih berada di posisi empat besar meski gelar juara sudah di luar jangkauan mereka.

Namun, masih ada lima tim Premier League lainnya yang penampilannya jauh lebih parah dari Chelsea musim ini. Berikut ini lima klub Premier League yang terseok-seok setelah meraih juara seperti dilansir Sportskeeda.

1 dari 5 halaman

Manchester United (2013/14)

Manchester United (2013/14)

Manchester United terakhir kali merebut gelar Premier League pada musim 2012/13, mengalahkan Manchester City dengan selisih 11 poin. Itu adalah musim terakhir Sir Alex Ferguson bekerja di Old Trafford.

Musim berikutnya tidak berjalan dengan baik buat Setan Merah. Manajer Everton David Moyes ditunjuk sebagai bos United yang baru atas rekomendasi Ferguson.

Disaat rival lainnya memperkuat skuatnya, Moyes hanya bisa merekrut Marouane Fellaini. Kemenangan 4-1 atas Swansea membuka musim tapi tanpa Ferguson, United sudah tidak sama lagi dan mereka menelan tiga kekalahan dari enam pertandingan pertama.

Pada akhir Natal mereka duduk di posisi ketujuh dan Moyes pada akhirnya dipecat pada bulan April setelah secara matematis United tidak bisa lolos ke Liga Champions.

Van Persie hanya mencetak 12 gol dan United menelan 12 kekalahan di liga sehingga hanya mampu finis di posisi ketujuh.
2 dari 5 halaman

Leeds United (1992/93)

Leeds United (1992/93)

Leeds United mampu meraih juara pada musim 1991/92, musim terakhir First Division berganti format menjadi Premier League pada 1992/93.

Mereka berhasil mengalahkan Manchester United berkat usaha pemain seperti Gordon Strachan, Lee Chapman, Gary McAllister dan Eric Cantona. Keadaan di tim asuhan Howard Wilkinson berubah secara dramatis pada musim berikutnya.

Pada musim perdana Premier League, Leeds menjalani musim yang buruk. Mereka tidak pernah menang dalam pertandingan tandang sepanjang musim, dibantai 1-4 di kandang oleh Nottingham Forest dan berjuang melawan degradasi meski pada akhirnya finis di posisi ke-17, hanya berjarak dua poin zona degradasi.

Penjualan Eric Cantona ke Manchester United disinyalir menjadi penyebab utama kejatuhan Leeds.
3 dari 5 halaman

Blackburn Rovers (1995/96)

Blackburn Rovers (1995/96)

Kekuatan uang mungkin memang bisa membeli gelar. Dalam kasus Blackburn, mereka merekrut Chris Sutton dengan rekor transfer termahal Inggris sebesar 5 juta pounds. Sutton membentuk duet mematikan dengan Alan Shearer dengan keduanya mencetak 49 gol untuk menuntun klub meraih gelar Premier League pada musim 1994/1995.

Blackburn tidak kehilangan pemain kunci pada musim panas, tapi mereka melakukan perubahan besar posisi pelatih. Manajer Kenny Dalglish diangkat menjadi direktur sepakbola sementara mantan asistennya Ray Harford memimpin tim. Dan hasilnya menjadi bencana.

Blackburn terseok-seok setelah hanya mampu meraih satu kemenangan, empat kekalahan dan satu hasil imbang dalam lima pertandingan awal. Memasuki bulan Desember, kekalahan dari Coventry City membuat mereka sudah menelah delapan kekalahan.

Shearer masih tampil tajam dengan mencetak 37 di liga tapi Sutton tidak karena hanya mampu mencetak satu gol. Blackburn akhirnya menutup musim dengan menempati peringkat ketujuh.
4 dari 5 halaman

Leicester City (2016/17)

Leicester City (2016/17)

Kesuksesan Leicester City meraih gelar Premier League pada 2015/16 mungkin menjadi kisah dongeng terbesar dalam sejarah sepak bola Inggris. Jadi tidak banyak yang mengharapkan mereka untuk kembali menjadi penantang gelar pada musim berikutnya.

Setelah berhasil mempertahankan sebagian besar pemain kunci mereka - Jamie Vardy, Riyad Mahrez, Kasper Schmeichel dan Danny Drinkwater, dengan hanya N'Golo Kante yang pindah ke Chelsea - The Foxes diharapkan masih bisa berbuat banyak.

Namun sebaliknya, Leicester menjalani awal musim yang buruk setelah kalah dari tim promosi Hull City. Sedangkan tim rival lainnya memperkuat skuatnya secara besar-besaran.

Pemain baru Leicester seperti Islam Slimani dan Ahmed Musa nyaris tidak memberikan kontribusi. Menjelang musim gugur, keadaan semakin baik, dan The Foxes memasuki Tahun Baru dengan lima kekalahan beruntun.

Manajer Claudio Ranieri dipecat pada bulan Februari dan bos interim Craig Shakespeare berhasil membalikkan keadaan dengan meraih lima kemenangan beruntun sehingga mereka terhindar dari degradasi. Pada akhirnya, Leicester finis di peringkat 12 setelah menelan 18 kekalahan.
5 dari 5 halaman

Chelsea (2015/16)

Chelsea (2015/16)

Setelah gagal meraih piala pada musim 2013/14, beberapa orang merasa kembalinya Jose Mourinho ke Chelsea adalah sebuah kesalahan. Namun, bos asal Portugal tersebut berhasil membungkam semua kritik setelah ia memimpin The Blues meraih gelar Premier League pada musim berikutnya.

Chelsea hanya kalah tiga kali pada musim itu, dan Mourinho sepertinya akan mengembalikan masa kejayaan seperti yang dia lakukan satu dekade sebelumnya.

Sayangnya, nasib Chelsea berubah drastis pada musim berikutnya. Mereka bermain hanya imbang 2-2 dengan Swansea pada pertandingan pembuka setelah kiper Thibault Courtois diusir dari lapangan. Namun kisruh Mourinho dengan dokter klub Eva Carneiro membuat situasi di klub tidak harmonis.

Mourinho sepertinya sudah tidak bisa berbuat banyak dan pada bulan Desember Chelsea secara mengejutkan berada di posisi 14. Setelah menelan sembilan kekalahan, Mourinho dipecat pada tanggal 17 Desember dan digantikan oleh Guus Hiddink.

Manajer asal Belanda itu mampu memperbaiki Chelsea dan mereka akhirnya menutup musim di posisi ke-10, sangat jauh dari zona Eropa.

BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL