Bola.net - Oleh: Yasa FebrianuswantoroChelsea telah memiliki seorang pelatih baru untuk musim depan. Andre Villas-Boas yang merupakan mantan asisten Jose Mourinho telah resmi menjadi arsitek The Blues. Prestasi Villas-Boas yang sukses membawa Porto menjuarai Liga Primeira di usia 33 tahun rupanya membuat Roman Abramovich tergiur untuk memakai pelatih ini selama tiga tahun ke depan. Ketika dirinya dikaitkan dengan Mourinho yang disebut sebagai "The Special One", ia menjuluki dirinya dengan sebutan "The Sh*t One" untuk menghapus anggapan bahwa dirinya adalah Mourinho kedua. Villas-Boas telah resmi menggantikan Carlo Ancelotti dan mementahkan rumor bahwa Chelsea akan dilatih Guus Hiddink. Jika dibandingkan dengan Hiddink, Villas-Boas memilki beberapa keunggulan dibandingkan pelatih asal Belanda tersebut.
Porto berhasil meraih tiga gelar dalam satu musim di bawah asuhan Villas-Boas. Pada musim 2010-11 lalu Porto berhasil menyabet Gelar Liga Primeira, Piala Portugal dan Piala Europa sekaligus. Pencapaian ini semakin lengkap karena berhasil diraih Villas-Boas di usia 33 tahun. Villas-Boas juga berhasil mencetak beberapa rekor, selain rekor pelatih termuda yang pernah memenangkan kompetisi UEFA, rekor lainnya yang ia ciptakan adalah membawa Porto tidak terkalahkan di semua kompetisi selama 36 pertandingan berturut-turut yang sebelumnya menjadi milik Mourinho dengan 33 pertandingan berturut-turut. Kemenangan terbanyak di Liga Primeira juga ia raih (14 kemenangan) musim lalu bersama beberapa rekor lain. Kehadiran Villas-Boas di Stamford Bridge bukanlah pengalaman pertamanya. Di bawah bimbingan Mourinho dulu, ia sempat menghabiskan tiga tahun bersama Chelsea. Komunikasi tidak lagi menjadi kendala bagi pria berkebangsaan Portugal ini dengan pengalamannya di Inggris beberapa tahun yang lalu. Selain kemampuan komunikasi Villas-Boas yang tidak lagi menjadi masalah, ia juga memilki beberapa keahlian khusus yang ia tekuni sejak menjadi asisten The Special One. Ketika masih tergabung dalam Opposition Observation Department (OOD) The Blues, ia bertugas mengamati kekuatan tim-tim Inggris yang menjadi lawan Chelsea. Pengalamannya tersebut memberi gambaran tentang permainan tim-tim Inggris. Tidak hanya klub-klub Inggris saja yang ia amati, Chelsea yang rutin berkompetisi di Liga Champions juga mengharuskannya untuk mengamati kekuatan klub-klub raksasa Eropa lainnya. Chelsea tentu tidak lagi perlu mencari tenaga tambahan untuk melakukan pengamatan kekuatan calon-calon lawannya di Liga Champions nanti karena pelatih mereka yang sekarang telah berpengalaman seperti saat membawa Porto mengalahkan klub-klub Eropa di kompetisi Piala Europa.
Bersama Mourinho ia juga melakukan tugas yang sama di Inter Milan. Kekuatan tim-tim Italia juga telah ia kenali dengan baik. Jika John Terry dkk. bertemu dengan salah satu raksasa Italia seperti AC Milan atau Inter, Villas-Boas setidaknya sudah memilki taktik untuk meredam kekuatan mereka. Tugas lain yang harus ia jalankan saat tergabung dalam OOD adalah memberi penjelasan kepada setiap pemain Chelsea tentang statistik, psikologi, serta gaya permainan calon lawan yang akan mereka hadapi di lapangan. Kelebihan ini membuatnya semakin sempurna sebagai sosok pengganti Ancelotti yang dikenal dekat dengan para penggawa The Blues. Kemampuan lain yang berhasil ia tunjukkan ketika melatih Porto adalah mengubah Hulk menjadi mesin pencetak gol yang efektif. Di bawah asuhan The Sh*t One, Hulk mampu mencetak 36 gol dari 70 pertandingannya bersama Porto. Kemampuan yang sama rupanya juga diharapkan akan mampu ia berikan kepada Fernando Torres yang hanya mampu mencetak satu gol sejak memperkuat Chelsea. Selain Fernando Torres, musim lalu Didier Drogba dan Florent Malouda juga menunjukkan penurunan performa. Masalah ini segera menjadi tugas baru yang harus Villas-Boas atasi. Semua kemampuan serta pengalaman Villas-Boas mampu menjawab beberapa permasalahan yang sedang Chelsea hadapi. Keputusan Roman Abramovich untuk merekrut The Sh*t One dinilai sudah tepat untuk perburuan gelar musim depan. Keberuntungan akan menjadi faktor penentu pelatih muda ini. Kegagalan hanya akan membuat dirinya berakhir seperti Avram Grant, Luiz Felipe Scolari atau pun Carlo Ancelotti. (br/bola)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Evaluasi Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025: Progres Terlihat, PR Masih Ada
Tim Nasional 19 November 2025, 04:25
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55



















KOMENTAR