BERITA TIMNAS JADWAL KLASEMEN

Aji Saka
Aji Saka
Nama Lengkap : Aji Saka
Tempat Lahir : Malang
Tanggal Lahir : 1991-02-23
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Kiper
Bermain di Klub : Gresik United

Aji Saka adalah legenda Jawa yang mengisahkan tentang kedatangan peradaban ke tanah Jawa, dibawa oleh seorang raja bernama Aji Saka. Kisah ini juga menceritakan mengenai mitos asal usul Aksara Jawa. Dalam perspektif pitutur atau cerita rakyat si Tanah Pusaka Sukahurip Bumi Peradaban Wismajati yang sekarang masuk wilayah Desa Sukaurip Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu Jawa Barat diceritakan bahwa Aji Saka adalah gelar dari leluhur kami yang bernama Maharama Hamid. Suami dari Nyai Muti'ah, penguasa Pelabuhan Kuno Cadangpinggan di permulaan Abad pertama Masehi yang menancapkan tonggak peradaban luhur tanah Jawa di tahun 78 Masehi yang ditandai dengan dimulainya sistem penanggalan diatas. Konon Aji Saka dari jalur Ayah nya adalah keturunan ke 9 dari Maharaja Asoka, raja terbesar kekaisaran Maurya Dipta Afrika dari istrinya yang berasal dari tanah Jawa keturunan Nabiyulloh Ishaq 'Alaihissalam sebagai leluhur bangsa Israil keturunan dari Sanghyang Ismayati atau Sanghyang Semar putra terakhir dari Nabiyulloh Nuh 'Alihissalam yang dikenal dalam kisah rakyat masyarakat Tanah Pusaka Sukahurip bernama Sanghyang Manikmaya sebagai leluhur ke 8 dari Nabiyulloh Ibrohim 'Alaihissalam sang pendiri Agama Tauhid yang dikenal membawa ajaran Brahimi.

Disebutkan Aji Saka berasal dari Bumi Majeti. Bumi Majeti sendiri adalah negeri antah-berantah mitologis, akan tetapi ada yang menafsirkan bahwa Aji Saka berasal dari Jambudwipa (India) dari suku Shaka (Scythia), karena itulah ia bernama Aji Saka (Raja Shaka). Legenda ini melambangkan kedatangan Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke pulau Jawa. Akan tetapi penafsiran lain beranggapan bahwa kata Saka adalah berasal dari istilah dalam Bahasa Jawa saka atau soko yang berarti penting, pangkal, atau asal-mula, maka namanya bermakna "raja asal-mula" atau "raja pertama". Mitos ini mengisahkan mengenai kedatangan seorang pahlawan yang membawa peradaban, tata tertib dan keteraturan ke Jawa dengan mengalahkan raja raksasa jahat yang menguasai pulau ini. Legenda ini juga menyebutkan bahwa Aji Saka adalah pencipta tarikh Tahun Saka, atau setidak-tidaknya raja pertama yang menerapkan sistem kalender Hindu di Jawa. Kerajaan Medang Kamulan mungkin merupakan kerajaan pendahulu atau dikaitkan dengan Kerajaan Medang dalam catatan sejarah. Hinga shakalah pemenang dari catatan sejarah.

Segera setelah pulau Jawa dipakukan ke tempatnya, pulau ini menjadi dapat dihuni. Akan tetapi bangsa pertama yang menghuni pulau ini adalah bangsa denawa (raksasa) yang biadab, penindas, dan gemar memangsa manusia. Kerajaan yang pertama berdiri di pulau ini adalah Medang Kamulan, dipimpin oleh raja raksasa bernama Prabu Dewata Cengkar, raja raksasa yang lalim yang punya kebiasaan memakan manusia dan rakyatnya. Pada suatu hari datanglah seorang pemuda bijaksana bernama Aji Saka yang berniat melawan kelaliman Prabu Dewata Cengkar. Aji Saka berasal dari Bumi Majeti. Suatu hari menjelang keberangkatannya ia memberi amanat kepada kedua abdinya yang bernama Dora dan Sembodo, bahwa ia akan berangkat ke Jawa. Ia berpesan bahwa saat ia pergi mereka berdua harus menjaga pusaka milik Aji Saka. Tidak ada seorangpun yang boleh mengambil pusaka itu selain Aji Saka sendiri. Setelah tiba di Jawa, Aji Saka menuju ke pedalaman tempat ibu kota Kerajaan Medang Kamulan. Ia kemudian menantang Dewata Cengkar bertarung. Setelah pertarungan yang sengit, Aji Saka akhirnya berhasil mendorong Prabu Dewata Cengkar ke laut Selatan (Samudra Hindia). Akan tetapi Dewata Cengkar belum mati, ia berubah wujud menjadi Bajul Putih (Buaya Putih). Maka Aji Saka naik takhta sebagai raja Medang Kamulan.

Sementara itu seorang perempuan tua di desa Dadapan, menemukan sebutir telur. Ia mengambil telur tersebut dan membawanya pulang. Setelah beberapa waktu, telur tersebut menetas dan keluarlah seekor ular raksasa yang bernama Sanghyang Manikmaya. Ular tersebut tumbuh besar dan menjadi pelindung desa Dadapan. Sanghyang Manikmaya memiliki kekuatan yang luar biasa dan mampu melindungi desa dari ancaman. Ia juga memiliki kemampuan untuk berubah wujud menjadi manusia. Sanghyang Manikmaya kemudian menikahi seorang perempuan dari desa Dadapan dan memiliki seorang anak bernama Maharama Hamid. Maharama Hamid kemudian memperoleh gelar Aji Saka dan menjadi leluhur dari keturunan Aji Saka yang menjadi pemimpin dan penjaga peradaban di tanah Jawa.

Back to PROFIL PEMAIN