Bola.net - European Super League (ESL) sedang ramai dibicarakan. Kompetisi tandingan ini dianggap akan merusak sportivitas sepak bola karena hanya mementingkan uang.
ESL dibentuk oleh 12 klub pendiri, 6 dari Premier League, 3 dari Serie A, dan 3 dari La Liga. Mereka ingin membentuk kompetisi tandingan Liga Champions yang lebih sehat bagi klub dan pemain.
Fans di seluruh dunia protes besar-besaran, menuding ESL telah merusak sportivitas karena mengutamakan uang. Kritik itu benar, tapi seharusnya bukan hanya menyerang ESL.
Sebaliknya, penikmat sepak bola sejati seharusnya tahu bagaimana UEFA dan FIFA mengontrol perputaran uang dalam sepak bola.
Pernah mendengar presiden FIFA atau UEFA tersandung kasus korupsi? Pernah mendengar nama Gianni Infantino, Sepp Blatter, atau Michel Platini?
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Kasus Panama Papers
Beberapa tahun lalu, mencuat skandal korupsi FIFA dan UEFA yang dibongkar oleh Panama Papers.
Ada nama Gianni Infantino yang terlibat. Saat itu, Infantino masih menjabat sebagai direktur urusan legal UEFA.
Infantino diduga terlibat korupsi dalam penjualan hak siar Liga Champions, Liga Europa, dan Piala Super Eropa ke Amerika Selatan.
Hak siar ini didapatkan oleh perusahaan bernama Cross Trading. Cross Trading segera menjualnya ke Teleamazonas dengan harga tiga sampai empat kali lipat.
Korupsi Sepp Blatter dan Michel Platini
Michel Platini (c) UEFA
Selain itu, ada kasus lain yang benar-benar mencoreng wajah UEFA dan FIFA. Kali ini melibatkan nama Sepp Blatter dan Michel Platini.
Keduanya terbukti bersalah atas kasus penyuapan sebesar 1,3 juta pounds pada tahun 2011 lalu.
Blatter dituding mendulang banyak uang dari pengelolaan hak siar dan menyogok Platini.
Keduanya dijatuhi larangan terlibat dalam urusan sepak bola selama beberapa tahun.
ESL menentang UEFA
Budaya korupsi sudah mengakar kuat di UEFA dan FIFA. Klub-klub sangat dirugikan, mereka yang dijual, tapi uang masuk ke kantong para oknum.
Karena itulah ESL dibentuk sebagai bentuk protes. Pengelolaan ESL akan lebih transparan karena melibatkan langsung ke-12 klub pendiri.
Terlebih, saat ini ada investasi besar-besaran di ESL. Perputaran uang akan lebih sehat bagi klub dan pemain.
Sumber: Bola
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Hasil Kongres UEFA: 55 Anggota Kompak Kutuk European Super League
Liga Champions 20 April 2021, 22:19
-
Alasan Mendasar Digelarnya European Super League: Liga Champions Kurang Cuan
Bundesliga 20 April 2021, 19:29
-
Demi Apa European Super League Digelar? Demi Messi vs Neymar
Liga Champions 20 April 2021, 18:48
-
David Beckham pun Ikut Resah Dengan Digelarnya European Super League
Liga Champions 20 April 2021, 17:55
LATEST UPDATE
-
Prediksi Timnas Indonesia U-22 vs Mali 18 November 2025
Tim Nasional 17 November 2025, 17:54
-
Pertahanan Solid Persib Bandung Jadi Kunci Sukses di BRI Super League dan Pentas Asia
Bola Indonesia 17 November 2025, 17:48
-
Timnas Spanyol Menggila! Belum Terkalahkan di 30 Laga Sejak Awal 2023
Piala Dunia 17 November 2025, 17:05
-
Berubah Pikiran, Manchester United Bakal Lepas Joshua Zirkzee di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:40
-
Eks Chelsea Ini Bakal Gabung Manchester United di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:22
-
Nasib Tragis 2 Raksasa Afrika: Ketika Nigeria dan Kamerun Gagal ke Lolos Piala Dunia 2026
Piala Dunia 17 November 2025, 16:20
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55


























KOMENTAR