
Bola.net - Lisbon, musim panas 2020, menjadi saksi pertama tangisan PSG di final Liga Champions. Kala itu, ambisi mereka pupus oleh satu gol Kingsley Coman untuk Bayern Munchen. Sebuah malam yang tak pernah benar-benar terlupakan.
Lima tahun berselang, PSG kembali tiba di titik yang sama. Namun, kali ini, tujuannya lebih dari sekadar bermain bagus atau memberi perlawanan. Mereka datang ke Allianz Arena untuk mengakhiri penantian panjang dan merebut gelar pertama mereka.
Di balik wajah-wajah muda yang mendominasi skuad, ada sebuah tekad kolektif yang matang. Sebuah tekad untuk menebus luka masa lalu dan mengukir sejarah baru bagi Paris.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Perjalanan PSG yang Banyak Rintangan

Perjalanan PSG musim ini bukan tanpa rintangan. Di fase liga, mereka sempat terpuruk—cuma finis di peringkat ke-15 dengan tiga kekalahan dari enam laga awal. Kekalahan dari Arsenal, Atletico Madrid, dan Bayern seakan mengulang mimpi buruk yang sama.
Namun, dari titik terendah itulah kebangkitan dimulai. PSG mengamuk di tiga laga pamungkas fase liga, menghajar Manchester City dan Stuttgart dengan cara yang meyakinkan. Lalu, babak knockout menjadi arena pembuktian mereka.
Brest dihancurkan agregat 10-0 di playoff. Liverpool ditumbangkan lewat adu penalti dramatis. Aston Villa sempat membuat tegang, tapi tetap kalah agregat. Arsenal menjadi korban terakhir—kalah di dua leg oleh racikan Luis Enrique yang kian matang, yang dipadu ketangguhan Gianluigi Donnarumma di bawah mistar.
Ensemble Tanpa Superstar

Tak ada Lionel Messi. Tak ada Neymar. Bahkan Kylian Mbappe tak lagi jadi poros cerita. PSG 2024/2025 adalah skuad tanpa dewa, tapi dipenuhi pejuang.
Luis Enrique meramu kolektivitas sebagai senjata utama. Dembele kembali ke versi terbaiknya, menyumbang delapan gol dan menjadi penentu di banyak laga. Nuno Mendes, dari sisi kiri, tak hanya bertahan tapi juga mencetak empat gol.
Di tengah, Vitinha menjadi otak tim. Kvaratskhelia dan Doue bergantian menusuk dari sisi sayap, menciptakan ruang, menciptakan mimpi. Tim ini tidak bergantung pada satu bintang. Mereka semua bersinar.
Menanti Takdir di Allianz Arena

Final melawan Inter Milan pada 1 Juni 2025 adalah pertemuan pertama kedua klub di kompetisi resmi. Inter datang sebagai kampiun Serie A, tim yang disiplin, matang, dan berpengalaman.
Namun, PSG tak gentar. Mereka telah menumbangkan raksasa-raksasa Inggris sepanjang perjalanan. Dari Liverpool, Aston Villa, hingga Arsenal. Semua dibungkam oleh tekad Paris yang tak bisa dibeli.
Ini bukan sekadar final. Ini adalah panggung penggenapan. Paris tak ingin kembali pulang dengan luka. Mereka ingin pulang dengan mahkota.
Statistik Menyulam Keyakinan

Dari 16 pertandingan, PSG menang 10 kali, hanya sekali seri. Mereka mencetak 33 gol, kebobolan 15.
Namun, angka-angka itu hanya bagian kecil dari kisah besar ini.
Setiap gol, dari Dembele hingga Zaire-Emery, punya peran dalam menapaki tangga final. Dari malam dingin di Anfield hingga malam panas di Paris, semuanya membentuk satu narasi: PSG tidak lagi hanya bermimpi. Mereka kini hidup di dalam mimpi itu.
PSG - Road to Final

Fase Liga (Peringkat ke-15)
- PSG 1–0 Girona
- Arsenal 2–0 PSG
- PSG 1–1 PSV Eindhoven
- Atletico Madrid 2–1 PSG
- Bayern Munchen 1–0 PSG
- Salzburg 0–3 PSG
- PSG 4–2 Manchester City
- Stuttgart 1–4 PSG
Play-off (Agregat 10–0)
- Stade Brestois 29 0–3 PSG
- PSG 7–0 Stade Brestois 29
Babak 16 besar (Agregat 1–1, Menang 4–1 Pen.)
- PSG 0–1 Liverpool
- Liverpool 0–1 PSG (Menang 4–1 lewat adu penalti)
Perempat final (Agregat 5–4)
- PSG 3–1 Aston Villa
- Aston Villa 3–2 PSG
Semifinal (Agregat 3–1)
- Arsenal 0–1 PSG
- PSG 2–1 Arsenal
Statistik
- Total pertandingan: 16
- Menang: 10
- Seri: 1
- Kalah: 5
- Gol: 33
- Kebobolan: 15
- Clean sheet: 6
Top skor
- 8 gol: Ousmane Dembele
- 4 gol: Nuno Mendes
- 3 gol: Achraf Hakimi, Desire Doue, Goncalo Ramos, Bradley Barcola
- 2 gol: Vitinha, Khvicha Kvaratskhelia
- 1 gol: Fabian Ruiz, Senny Mayulu, Warren Zaire-Emery, Joao Neves
Jika semua berjalan seperti yang mereka rencanakan, maka tanggal 1 Juni akan dikenang sebagai malam di mana Paris akhirnya menaklukkan Eropa.
TAG TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55



















KOMENTAR