Bola.net - Kesuksesan manajer interim Rafael Benitez mengantarkan klubnya menjuarai Liga Europa musim ini menjadi jawaban atas pendukung The Blues yang tak menyukainya.
Pria asal Spanyol itu dianggap sebagai musuh fans Chelsea karena pernah berkomentar buruk mengenai klub asal London itu kala masih menukangi Liverpool.
Benitez bukanlah satu-satunya manajer yang tak populer di kalangan suporter atau petinggi klub dan kemudian sukses. Berikut kami sajikan 10 manajer yang menuai sukses meskipun tak disukai banyak pendukung, manajemen klub, atau para pemain. (bola/pra)
George Graham

George Graham menjadi manajer paling tak populer versi kami. Sangat dicintai ketika masih di Arsenal, ia lalu pindah ke musuh bebuyutan Tottenham.
Di Spurs, ia dibenci fans dan diminta untuk meninggalkan White Hart Lane. Keberhasilannya membawa The Lilywhites menjuarai Piala Worthington tahu 1999 tidak banyak diapresiasi oleh pendukung Tottenham.
Roberto Mancini

Roberto Mancini sangat dihormati pendukung Manchester City. Namun ia gagal membina hubungan baik dengan para pemainnya. Perselisihannya dengan Mario Balotelli dan Carlos Tevez menjadi buktinya.
Namun ia berhasil membawa City meraih Piala FA di musim pertamanya dan kemudian titel Premier League setahun kemudian.
Luis Aragones

Luis Aragones tidak disukai mayoritas pendukung Timnas Spanyol karena pernah menyuruh Jose Antonio Reyes memprovokasi Thierry Henry dengan kata-kata berbau rasis.
Namun Aragones akhirnya bisa membawa La Furia Roja menjadi jawara Piala Eropa 2008 setelah menyingkirkan Jerman di final.
Paolo Di Canio

Paolo Di Canio dicap banyak pendukung Sunderland sebagai seorang berpaham fasis. Ia tak banyak didukung oelh fans The Black Cats.
Namun ia berhasil membawa Sunderland bertahan di Premier League setelah sebelumnya terancam degradasi ke Championship Division.
Steve Kean

Ditunjuk menggantikan Sam Allardyce yang terseok-seok di awal musim, Steve Kean berhasil membawa Blackburn Rovers meraih beberapa poin meskipun akhirnya harus terdegradasi.
Fans pun tak menyukainya setelah ia ditunjuk menukangi The Rovers untuk mengarungi Championship Division. Ia akhirnya dipecat manajemen meskipun membawa Blackburn duduk di posisi tiga setelah tiga laga.
Graeme Souness

Bersinar ketika masih menjadi pemain Liverpool, Graeme Souness kemudian menjadi manajer di Anfield.
Berbeda ketika masih bermain, semasa menjadi arsitek The Reds ia dibenci oleh suporter, meskipun ia berhasil membawa Liverpool menjadi juara Piala FA tahun 1992.
Harry Redknapp

Harry Redknapp berhasil membawa Portsmouth promosi ke Premier League dan memenangi Piala FA. Namun coba tanya pendukung Pompey tentangnya. Mereka akan menjawab dengan hal-hal yang buruk.
Raymond Domenech

Raymond Domenech pernah dituduh oleh Jose Mourinho memperlakukan Claude Makelele seperti 'budak'. Ia juga pernah ditolak kekasihnya saat melamar lewat siaran langsung di televisi.
Fans Timnas Prancis banyak yang tak menyukainya. Namun ia berhasil membawa Tim Ayam Jantan berhasil melaju ke partai puncak Piala Dunia 2006 Jerman. Sayang, di final mereka kalah dari Italia lewat adu penalti.
Roberto Di Matteo

Roberto Di Matteo sebenarnya sangat dicintai fans Chelsea, namun hubungannya tak begitu baik dengan pemilik klub, Roman Abramovich.
Pria asal Italia itu dipecat beberapa bulan setelah mengantarkan The Blues meraih trofi Liga Champions pertama mereka dalam sejarah.
Rafael Benitez

Setelah sukses menangani Valencia dan Liverpool, Rafael Benitez ditunjuk sebagai manajer klub Italia Internazionale. Namun menjalani start yang kurang impresif di awal musim Seri A.
Peruntungannya berbalik kala ia berhasil membawa Nerazzurri meraih trofi Piala Dunia Antar Klub di Jepang. Namun hanya sampai di situ Benitez beruntung.
Menjelang tengah musim, ia meminta dana untuk membeli pemain pada jendela transfer paruh musim, namun yang ia dapatkan malah pemecatan dari manajemen Inter.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
10 Manajer Tak Populer yang Sukses
Editorial 17 Mei 2013, 16:41
-
Sriwijaya FC Berburu Manajer Profesional
Bola Indonesia 23 Oktober 2012, 18:45
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55























KOMENTAR