5 Pemain Top yang Performanya Anjlok Setelah Meneken Perpanjangan Kontrak, Aubameyang, Rashford, Siapa Lagi?

5 Pemain Top yang Performanya Anjlok Setelah Meneken Perpanjangan Kontrak, Aubameyang, Rashford, Siapa Lagi?
Marcus Rashford melakukan pemanasan menjelang laga Premier League antara Manchester United vs Newcastle, Selasa (31/12/2024) (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Pemain sepak bola bintang sering dianggap sebagai aset jangka panjang bagi klub. Namun, penurunan performa bisa terjadi setelah mereka memperpanjang kontrak.

Di Liverpool, meskipun pemain seperti Trent Alexander-Arnold, Mohamed Salah, dan Virgil van Dijk tampil apik, ada kecemasan. Para penggemar berharap mereka akan tetap konsisten meski mendekati akhir kontrak.

Namun, kisah di klub-klub lain, seperti Manchester United dan Arsenal, berbeda. Beberapa pemain menunjukkan penurunan tajam setelah menandatangani kontrak baru.

Hal ini menjadi pengingat bagi klub besar untuk berhati-hati dalam memperpanjang kontrak pemain. Penurunan performa setelah perpanjangan kontrak sering mengecewakan penggemar dan manajer.

Berikut adalah lima pemain yang mengalami penurunan performa mencolok setelah menandatangani perpanjangan kontrak mereka.

1 dari 5 halaman

1. Mesut Ozil

Mesut Ozil saat membela Arsenal. (c) AP Photo/Matthias Schrader

Mesut Ozil saat membela Arsenal. (c) AP Photo/Matthias Schrader

Pada tahun-tahun terakhir Arsene Wenger di Arsenal, klub menghadapi keputusan sulit dengan dua pemain terbaik mereka yang kontraknya hampir habis. Membiarkan Alexis Sanchez pergi ke Manchester United pada awalnya tidak populer, tetapi ternyata keputusan itu sangat tepat melihat perjalanan kariernya setelah itu.

Melihat kembali, mungkin lebih baik jika Arsenal juga berpisah dengan Mesut Ozil. Sepuluh hari setelah kepergian Sanchez, Ozil, yang saat itu berusia 29 tahun, menandatangani kontrak tiga setengah tahun yang menjadikannya pemain dengan gaji tertinggi dalam sejarah klub.

Ozil masih menunjukkan beberapa momen hebat, tetapi dia tidak lagi menjadi playmaker cemerlang seperti dulu. Pada akhirnya, dia dibekukan oleh Mikel Arteta, dan kontraknya dihentikan enam bulan lebih awal, yang berakhir dengan cara yang tidak terduga dalam kariernya di Arsenal.

2 dari 5 halaman

2. Pierre-Emerick Aubameyang

Pemain Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang. (c) Arsenal FC

Pemain Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang. (c) Arsenal FC

Pierre-Emerick Aubameyang memiliki cerita yang mirip dengan Mesut Ozil selama tahun-tahun sulit Arsenal di luar Liga Champions. Dari masa akhir Wenger hingga era Unai Emery dan awal kepelatihan Arteta, tim ini berjuang keras untuk kembali ke posisi semula.

Namun, dalam tim yang biasa saja, Aubameyang tampil luar biasa, terutama pada paruh pertama musim Arteta. Dia membawa Arsenal meraih Piala FA dengan gol-gol penting, meskipun musim tersebut sebagian besar berjalan biasa saja di tengah klasemen.

Pada usia 31 tahun, Aubameyang menandatangani kontrak besar tiga tahun pada September 2020. Namun, segera terlihat bahwa performanya menurun, dan seperti Ozil, dia pun tersisih di bawah Arteta, dengan kontraknya dihentikan 18 bulan lebih awal.

3 dari 5 halaman

3. Marcus Rashford

Marcus Rashford melakukan pemanasan menjelang laga Premier League antara Manchester United vs Newcastle, Selasa (31/12/2024) dini hari WIB. (c) AP Photo/Dave Thompson

Marcus Rashford melakukan pemanasan menjelang laga Premier League antara Manchester United vs Newcastle, Selasa (31/12/2024) dini hari WIB. (c) AP Photo/Dave Thompson

Marcus Rashford mengalami periode terbaik sekitar enam minggu setelah Piala Dunia 2022. Dia tampil sebagai pemain paling in-form di Eropa, mencatatkan performa luar biasa di Manchester United.

Rashford mengakhiri musim dengan penghargaan Sir Matt Busby Player of the Year. Dia mencetak 30 gol terbaik dalam kariernya dan menjadi pencetak gol terbanyak United, termasuk gol di final Piala Liga.

Melihat pencapaiannya, Man United memutuskan untuk mempertahankan Rashford dengan kontrak besar pada musim panas 2023. Namun, Rashford kini mengalami kesulitan dan masa depannya di Old Trafford menjadi teka-teki.

4 dari 5 halaman

4. Dele Alli

Pemain Tottenham, Dele Alli. (c) AP Photo

Pemain Tottenham, Dele Alli. (c) AP Photo

Pada 2018, memberi Dele Alli kontrak panjang dan menguntungkan adalah langkah yang logis bagi Tottenham. Di masa-masa awal bersama Mauricio Pochettino, Alli tampil luar biasa dan menjadi bagian penting dari kesuksesan Spurs.

Meski bermain di final Liga Champions setahun kemudian, penampilan Alli mulai menurun. Momen kemenangan atas Manchester City dan Ajax menutupi kemunduran yang jelas pada karier Alli dan proyek Pochettino.

Kedatangan Jose Mourinho tidak membantu perkembangannya, seperti yang terlihat dalam dokumenter All Or Nothing: Tottenham. Pindah ke Fenerbahce dan Everton juga tidak mampu menghidupkan kembali kariernya, namun banyak yang berharap ia bisa bangkit.

5 dari 5 halaman

5. Mark Viduka

Mark Viduka, pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk Leeds United dan timnas Australia di Premier League, dikenal sebagai pemain yang sangat sulit dihentikan. Penggemar Liverpool akan mengingat betapa menakutkannya Viduka saat tampil di puncak performanya.

Viduka sangat dominan, terutama ketika ia dan agennya sedang berjuang untuk mendapatkan kontrak baru. Pada masa itu, ia menjadi pemain yang benar-benar sulit dikendalikan di lapangan.

Viduka memiliki karier Premier League yang luar biasa, namun sulit untuk mengatakan apakah ia bisa mencapai level kebesaran seperti Alan Shearer. Mungkin jika klub-klubnya lebih bijak memberikan kontrak satu tahun, ia bisa meraih lebih banyak kesuksesan.

Sumber: Planet Football


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL