Bola.net - Asosiasi Pelatih Sepak Bola Indonesia (APSI) masa bakti 2011-2015, membuat langkah nyata dalam membangun sepak bola nasional. Caranya, dengan menggelar coaching clinic, di Stadion Bea Dan Cukai, Rawamangun, Jakarta, 30 Oktober-3 November 2012.
Sebanyak 36 peserta pemegang lisensi pelatih C dan D se-Jabodetabek, ikut ambil bagian. Bahkan, nama-nama pelatih beken serta mantan pemain nasional tidak ketinggalan, sebut saja Tumpak Sihite, Bambang Nurdiansyah, Simson Rumahpasal, Berty Tutuari, dan Alexander Saununu. Ketua Umum APSI, Gatot Haryo Sutedjo berharap, dapat menjalankan pembinaan di kelompok usia muda yang kerap luput dari perhatian.
"Para pelatih-pelatih inilah yang nantinya memberikan edukasi bagaimana cara melatih yang baik dan benar. Jika pembinaan sepak bola di kelompok usia barjalan bagus dan berkesinambungan, maka Indonesia akan memiliki pemain profesional yang baik pula. Termasuk, memiliki tim nasional yang kuat," terang GH Sutedjo.
Program tersebut, dilanjutkannya merupakan komitmen APSI untuk memaksimalkan pembinaan sepak bola di berbagai level, khususnya usia muda. Selain itu, sekaligus memberikan wadah siswa sekolah sepak bola (SSB) untuk mengikuti kompetisi yang akan digelar APSI secara berjenjang.
"Kata kunci pembinaan adalah melakukan regenerasi atlet. Hal itulah yang ingin dilakukan APSI. Kami organisasi yang bukan anggota PSSI, namun mandiri dalam membantu PSSI melakukan pembinaan," ujarnya.
Dilanjutkannya, animo SSB se-Jabodetabek untuk mengikuti kompetisi sangat besar. Begitu pun, dengan persaingan yang dipastikan berjalan ketat.
"APSI memiliki cita-cita membangun iklim sepak bola Indonesia yang tangguh. Kekuatan sepak bola di berbagai level usia, ke depannya harus merata. Program perdana APSI yang fokus pada pembinaan usia muda harus diapresiasi. Kami pun berharap, program ini terus berkesinambungan supaya dapat menghasilkan atlet sepakbola yang handal," tukasnya.
"Pelatih lokal harus menjadi raja di negaranya. Tidak boleh kalah dengan pelatih asing yang tidak semuanya berkualitas baik. Sosok pelatih harus mendapatkan peran yang baik di persepakbolaan nasional. Bagaimanapun, seorang pelatih memiliki peran penting dalam sebuah tim," imbuhnya.
Ditambahkannya, nasib pelatih di masa mendatang harus dipikirkan. Sebab, pada suatu ketika mereka pasti punya masalah. "Asosiasi inilah yang nantinya tidak hanya menjadi wadah, namun bisa memberikan solusi," tuntasnya. (esa/mac)
Sebanyak 36 peserta pemegang lisensi pelatih C dan D se-Jabodetabek, ikut ambil bagian. Bahkan, nama-nama pelatih beken serta mantan pemain nasional tidak ketinggalan, sebut saja Tumpak Sihite, Bambang Nurdiansyah, Simson Rumahpasal, Berty Tutuari, dan Alexander Saununu. Ketua Umum APSI, Gatot Haryo Sutedjo berharap, dapat menjalankan pembinaan di kelompok usia muda yang kerap luput dari perhatian.
"Para pelatih-pelatih inilah yang nantinya memberikan edukasi bagaimana cara melatih yang baik dan benar. Jika pembinaan sepak bola di kelompok usia barjalan bagus dan berkesinambungan, maka Indonesia akan memiliki pemain profesional yang baik pula. Termasuk, memiliki tim nasional yang kuat," terang GH Sutedjo.
Program tersebut, dilanjutkannya merupakan komitmen APSI untuk memaksimalkan pembinaan sepak bola di berbagai level, khususnya usia muda. Selain itu, sekaligus memberikan wadah siswa sekolah sepak bola (SSB) untuk mengikuti kompetisi yang akan digelar APSI secara berjenjang.
"Kata kunci pembinaan adalah melakukan regenerasi atlet. Hal itulah yang ingin dilakukan APSI. Kami organisasi yang bukan anggota PSSI, namun mandiri dalam membantu PSSI melakukan pembinaan," ujarnya.
Dilanjutkannya, animo SSB se-Jabodetabek untuk mengikuti kompetisi sangat besar. Begitu pun, dengan persaingan yang dipastikan berjalan ketat.
"APSI memiliki cita-cita membangun iklim sepak bola Indonesia yang tangguh. Kekuatan sepak bola di berbagai level usia, ke depannya harus merata. Program perdana APSI yang fokus pada pembinaan usia muda harus diapresiasi. Kami pun berharap, program ini terus berkesinambungan supaya dapat menghasilkan atlet sepakbola yang handal," tukasnya.
"Pelatih lokal harus menjadi raja di negaranya. Tidak boleh kalah dengan pelatih asing yang tidak semuanya berkualitas baik. Sosok pelatih harus mendapatkan peran yang baik di persepakbolaan nasional. Bagaimanapun, seorang pelatih memiliki peran penting dalam sebuah tim," imbuhnya.
Ditambahkannya, nasib pelatih di masa mendatang harus dipikirkan. Sebab, pada suatu ketika mereka pasti punya masalah. "Asosiasi inilah yang nantinya tidak hanya menjadi wadah, namun bisa memberikan solusi," tuntasnya. (esa/mac)
TAG TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
-
Tempat Menonton Timnas Indonesia U-23 vs Mali U-23 di Indosiar - Friendly Match
Tim Nasional 18 November 2025, 18:01
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

















KOMENTAR