Berawal dari Kesadaran Hilangnya Unsur Keindahan dari Sepak Bola, Evan Dimas Mantap jadi Pelatih SSB

Bola.net - Hati Evan Dimas mulai terketuk ketika ia merasa unsur keindahan mulai hilang dari sepak bola. Permainan cantik tidak lagi sering terlihat di atas lapangan hijau.
Usai meninggalkan Persik Kediri pada pertengahan musim BRI Liga 1 2024/25, Evan memilih untuk menjadi pelatih SSB Saraswati di Tulungagung. Bukan hanya melatih, ia juga mendidik generasi muda.
"Evan menyadari bahwa dalam permainan sepak bola sekarang unsur keindahan sudah mulai hilang, sehingga permainan sepak bola terlihat kurang menghibur," ujar Evan kepada Bola.net.
"Kemudian Evan melihat situasi di sanggar dan menyadari bahwa seni tradisi dan permainan tradisional juga sudah jarang diminati di kalangan umum generasi muda. Kemudian Evan mulai meneliti bahwa dari seni dan permainan tradisional bisa dimasukkan ke dalam sepak bola," katanya menambahkan.
Kolaborasikan Kesenian dalam Latihan Sepak Bola
Dalam menekuni peran barunya, Evan juga mencampurkan unsur kesenian. Mantan pemain Arema FC dan Persija Jakarta ini melihat permainan tradisional bisa dikolaborasikan dalam latihan sepak bola.
"Karena dari seni akan melatih keluwesan, dan dari beberapa permainan tradisi bisa lahir koordinasi tim, yang sangat dibutuhkan di sepak bola," kata Evan.
"Setelah menyadari hal tersebut, Evan mulai mempelajari beberapa kesenian dan permainan tradisi bersama anak-anak, kemudian diterapkan dalam latihan sepak bola. Maka kemudian Evan membentuk suatu SSB," sambung Evan.
Filosofi Melatih Evan Dimas
Evan juga mengungkapkan filosofinya dalam melatih. Mantan kapten Timnas Indonesia dengan koleksi 43 penampilan dan 11 gol ini mendidik muridnya untuk menerapkan kedisiplinan sampai sportivitas.
"Beberapa sesi dari latihan SSB pun, Evan mengajak anak anak SSB untuk melihat kegiatan sanggar seni untuk menyerap kesenian ke dalam sepak bola," tutur Evan.
"Di SSB ini, tidak cuma melatih tapi mendidik generasi muda. Kemudian menekankan kebersihan, tidak boleh maen kasar, bukan cuma menang dan kalah tapi menjunjung tinggi fair play dan sportivitas. Menang dan kalah tidak bisa diraih tanpa adanya kekompakan dan kerukunan," imbuh Evan.
(Bola.net/Fitri Apriani)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Prediksi BRI Liga 1: Persija Jakarta vs Persib Bandung 16 Februari 2025
Bola Indonesia 15 Februari 2025, 19:57 -
Persija Jakarta vs Persib Bandung: Duel Jago Kandang dan Jago Tandang!
Bola Indonesia 15 Februari 2025, 13:51
LATEST UPDATE
-
Prediksi Chelsea vs Liverpool 4 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:08 -
Oliver Glasner Tidak akan Pikir Dua Kali untuk Gabung MU!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:52 -
Inilah Deretan Laga yang Harus Dijalani Liverpool Tanpa Alisson
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:51 -
Prediksi Inter Milan vs Cremonese 4 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:48 -
Didesak Boikot Israel dari Piala Dunia 2026, Begini Respon FIFA
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 10:40 -
Hasil FP1 MotoGP Mandalika 2025: Luca Marini dan Honda Catat Waktu Tercepat
Otomotif 3 Oktober 2025, 10:40 -
Misteri Senne Lammens di MU: Sebenarnya Kiper Utama atau Pelapis Sih?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:36 -
Mengapa Transfer Robert Lewandowski ke AC Milan Tak Semudah yang Dibayangkan?
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:35
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR