I.League Goes to Campus Sambangi Universitas Negeri Malang, Upaya Cetak Generasi Profesional untuk Industri Sepak Bola

I.League Goes to Campus Sambangi Universitas Negeri Malang, Upaya Cetak Generasi Profesional untuk Industri Sepak Bola
Corporate Shared Value I.League, Hanif Marjuni (c) Dok. I.League

Bola.net - Sepak bola Indonesia kini bukan lagi sekadar urusan 22 pemain di lapangan. Industri ini terus berkembang pesat dan membuka banyak peluang karier bagi generasi muda di luar aspek teknis permainan. Kesadaran inilah yang coba ditanamkan melalui kegiatan I.League Goes to Campus yang digelar di Universitas Negeri Malang (UM) pada Jumat (10/10).

Acara yang diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai jurusan ini menjadi ajang berbagi wawasan tentang luasnya dunia kerja di balik industri sepak bola. Mulai dari peran medical officer, media officer, hingga marketing dan organizing committee, semua dijelaskan secara detail agar mahasiswa memahami bahwa sepak bola modern membutuhkan lebih dari sekadar pemain dan pelatih.

Corporate Shared Value I.League, Hanif Marjuni, mengatakan kegiatan ini merupakan upaya untuk menjawab tantangan dunia industri sepak bola ke depan. Menurutnya, sepak bola Indonesia kini memerlukan banyak tenaga profesional agar bisa berkembang secara berkelanjutan dan kompetitif di kancah global.

“Sepak bola sudah menjanjikan banyak profesi yang kami pikir ini menjadi sesuatu yang sangat diperlukan oleh teman-teman mahasiswa yang nantinya ke depannya pasti mereka setelah lulus akan terjun ke masyarakat langsung dan bagi yang punya passion di olahraga, secara khusus sepak bola hari ini lebih untuk menjelaskan ke sana karena setelah acara seminar ini, setelah ini kita akan mengajarkan materi per kelas yang masing-masing kelas maksimal 50 orang,” ujar Hanif.

1 dari 2 halaman

Mengenal Beragam Profesi di Balik Industri Sepak Bola

I.League Goes to Campus yang digelar di Universitas Negeri Malang (UM) pada Jumat (10/10) (c) Dok. I.League

I.League Goes to Campus yang digelar di Universitas Negeri Malang (UM) pada Jumat (10/10) (c) Dok. I.League

Melalui kegiatan ini, I.League memperkenalkan empat bidang utama yang akan digali lebih dalam oleh para mahasiswa: medical officer, media officer, marketing officer, dan local organizing committee. Masing-masing bidang dirancang agar sesuai dengan latar belakang keilmuan peserta. Mahasiswa dari jurusan bisnis dan ekonomi dapat memperdalam peran di bidang pemasaran, sementara mereka yang menekuni komunikasi bisa mempelajari aspek media.

“Jadi, ada kelas medical officer, kemudian media officer, marketing officer, dan local organizing committee. Nah, pesertanya itu menyesuaikan dengan background masing-masing mahasiswa. Bagi yang backgroundnya bisnis ekonomi bisa ikut marketing. Kemudian yang komunikasi dan sebagainya bisa ikut media. Dari FIK bisa ikut local organizing committee,” lanjut Hanif.

Menurutnya, tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan pemahaman bahwa sepak bola telah menjadi industri global yang kompleks. Di balik pertandingan yang disiarkan ke jutaan pasang mata, ada ekosistem besar yang memerlukan profesional di berbagai bidang.

2 dari 2 halaman

I.League Gandeng 16 Kampus, Siapkan Talenta Muda di Seluruh Indonesia

Program I.League Goes to Campus tidak hanya berhenti di Universitas Negeri Malang. Tahun ini, kegiatan serupa akan digelar di 16 kampus di seluruh Indonesia, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), hingga universitas di Bandung dan Lampung.

“Kita kemarin ditangkap di Padang. Jadi, tahun ini ada 16 kampus di Indonesia. Kampus itu akan kita tunjukkan lokasinya berdasarkan database dari klub-klub di BRI Super League. Setelah ini kita kesempatan ke UGM dan dua minggu lagi kalau nggak salah di Surabaya, di UNAIR,” jelas Hanif.

Ia menambahkan bahwa sepak bola kini menjadi sektor ekonomi dengan potensi besar. Berdasarkan survei yang dilakukan BRI tahun lalu, perputaran uang di industri sepak bola Indonesia mencapai lebih dari Rp10 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa semakin banyak peluang kerja yang terbuka di berbagai lini, mulai dari UMKM, operator liga, hingga federasi.

"Artinya, makin banyak peluang kerja, makin banyak kebutuhan profesional yang harus di sepak bola. Mulai dari UMKM, klub, kami di operator, bahkan di PSSI. Makin banyak kebutuhan di level expert begitu, yang pasti akan membutuhkan tenaga keahlian yang sesuai,” tutup Hanif.

TAG TERKAIT


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL