
Bola.net - - Sejak digulirkan pada tahun 2015, Piala Presiden telah mendapatkan perhatian besar dari masyarakat Indonesia pada umumnya, dan juga klub-klub partisipan pada khususnya. Memenangkan trofi Piala Presiden dianggap sebagai salah satu prestasi besar bagi klub-klub, mengingat kompetisi ini diikuti oleh banyak klub besar Indonesia.
Tahun ini tim yang sukses mengangkat trofi tersebut adalah Persija Jakarta setelah di partai final mereka secara meyakinkan mengalahkan Bali United dengan skor telak tiga gol tanpa balas. Marko Simic menjadi bintang pada pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (17/2) malam tersebut berkat dua gol yang dia cetak. Sementara satu gol lain merupakan hasil sumbangsih Novri Setiawan.
Dengan kesuksesan tersebut, Persija pun kini menjadi tim ketiga yang pernah merasakan manisnya mengangkat trofi turnamen pramusim yang diklaim paling bergengsi tersebut setelah Persib Bandung pada 2015 dan Arema FC pada 2017 lalu. Selain itu, gelar ini juga sekaligus mengakhiri puasa gelar nasional Macan Kemayoran sejak terakhir meraih trofi pada 2001 ketika memenangi Liga Indonesia.
Sementara itu bagi Marko Simic, ini jelas menjadi debut manis di tahun pertamanya bermain di Indonesia. Mencetak dua gol di partai final melengkapi torehan 11 gol yang dia cetak untuk Macan Kemayoran selama gelaran turnamen Piala Presiden 2018. Jumlah gol itu pun membuatnya dinobatkan sebagai top skor. Bukan itu saja, pemain asal Kroasia tersebut juga terpilih sebagai pemain terbaik turnamen.
"Ini merupakan suatu momen dalam karir terbaik saya. Saya sangat bangga, saya berterima kasih kepada tim, pelatih dan pemain. Ini merupakan penghargaan untuk Persija, Jakarta, dan keluarga saya," ujar Simic usai pertandingan final melawan Bali United itu.
Selebrasi Gol Marko Simic
Namun di tengah kegembiraannya menyabet gelar top skor dan pemain terbaik turnamen, Marko Simic juga patut was-was. Apalagi sebabnya bila bukan kenyataan bahwa dua top skor Piala Presiden di dua edisi sebelumnya justru selalu melempem ketika bermain di kompetisi sesungguhnya.
Di edisi pertama Piala Presiden yang digelar pada Agustus 2015, Zulham Zamrun mampu tampil memikat dan gemilang selama turnamen. Saat itu, Zulham berperan besar membawa Persib Bandung menapak tangga juara dengan torehan enam gol. Jumlah itu membuatnya dipastikan sebagai top skor dan juga terpilih sebagai pemain terbaik turnamen.
Namun setelah membawa Maung Bandung juara Piala Presiden, mantan pemain timnas Indonesia tersebut secara mengejutkan memutuskan pergi dari Persib pada awal tahun 2017 dan semenjak itu karirnya menurun setelah bergabung dengan Mitra Kukar.
Anggapan bahwa predikat top skor Piala Presiden seakan membawa 'kutukan' bagi seorang pemain seperti semakin jelas di turnamen edisi kedua pada tahun 2017 (pada 2016 Piala Presiden batal digelar). Setelah Zulham Zamrun, berikutnya giliran Cristian Gonzales yang merasakan beratnya menyandang predikat sebagai top skor Piala Presiden.
Penyerang Arema FC tersebut tampil tajam nan gemilang selama gelaran turnamen Piala Presiden mulai babak penyisihan grup hingga partai final, di mana dia mencetak tiga gol dalam kemenangan 5-1 atas Pusamania Borneo FC untuk membawa Singo Edan juara. Hattrick di final tersebut melengkapi torehan golnya menjadi 11 gol dan jumlah itu memastikan namanya sebagai top skor turnamen, sementara pemain terbaik jatuh kepada rekan setimnya di Arema, Adam Alis.
Seakan mempertegas anggapan kutukan top skor, nasib yang sama juga dialami pemain berjuluk El Loco itu di kompetisi sesungguhnya. Masih tetap bersama Arema di Liga 1, pemain kelahiran Uruguay tersebut gagal bersinar untuk mengulangi ketajamannya di Piala Presiden dengan hanya mampu mencetak delapan gol sepanjang kompetisi.
Dengan dua 'pendahulunya' gagal kembali bersinar di kompetisi sesungguhnya setelah menyabet gelar top skor Piala Presiden, Marko Simic jelas kini punya tantangan besar untuk membuktikan gelar top skor itu sebagai kutukan.
Namun tantangan itu dipastikan tak akan mudah dan potensi untuk gagal selalu ada. Pasalnya, di beberapa klub sebelum membela Persija, penyerang berusia 30 tahun itu tak pernah mencetak 10 gol atau lebih untuk satu klub. Ya, torehan terbaik Simic selama karir profesionalnya adalah mencetak 9 gol, yakni ketika bermain untuk Vasas SC pada musim 2011-2012 dan saat membela Melaka United pada 2017.
Melihat catatan itu, pemain yang kini dijuluki Super Simic tersebut jelas harus membuktikan bahwa gelar top skor Piala Presiden sama sekali bukan kutukan bagi dirinya, tapi justru sebagai motivasi untuk memberikan gol-gol yang lebih banyak bagi Persija di kompetisi sebenarnya. Mampukah Simic menjawab tantangan tersebut? Menarik untuk kita tunggu bersama.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Battle Of Borneo Untuk Balikpapan
Bola Indonesia 18 Februari 2018, 20:14 -
Ini Rahasia Ismed Sofyan Masih Moncer di Usia Gaek
Bola Indonesia 18 Februari 2018, 16:44 -
Sanjungan Setinggi Langit Ismed Sofyan untuk Simic
Bola Indonesia 18 Februari 2018, 15:15 -
Cetak Gol di Depan Presiden Jokowi, Ini Perasaan Simic
Bola Indonesia 18 Februari 2018, 13:48 -
Pakai Baju Oranye, Rombongan Umrah Wali Kota Bogor Jadi Korban Lemparan Batu
Bola Indonesia 18 Februari 2018, 12:52
LATEST UPDATE
-
Hasil Latihan Moto3 Mandalika 2025: Angel Piqueras Ungguli Maximo Quiles
Otomotif 3 Oktober 2025, 13:01 -
Keran Gol Viktor Gyokeres Seret, Mikel Arteta Woles Aja!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 12:46 -
Marc Guehi Pilih Move On usai Gagal Pindah ke Liverpool
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 12:34 -
Prediksi Eintracht Frankfurt vs Bayern Munchen 4 Oktober 2025
Bundesliga 3 Oktober 2025, 12:26 -
Cek Jadwal Serie A 2025/26: Matchweek 6: Tayang Eksklusif di Vidio
Liga Italia 3 Oktober 2025, 12:21 -
Cek Jadwal dan Nonton NFL Matchweek 5: Eksklusif di Vidio
Olahraga Lain-Lain 3 Oktober 2025, 12:13 -
Manchester United Dinilai Sulit Membenarkan Transfer Bryan Mbeumo
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:18
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR