Merawat Ingatan Endang Witarsa, Digelar Turnamen Usia Dini dengan Titel Legenda Timnas Indonesia Itu

Merawat Ingatan Endang Witarsa, Digelar Turnamen Usia Dini dengan Titel Legenda Timnas Indonesia Itu
SSB Endang Witarsa menggelar turnamen sepak bola usia dini 2025. (c) SSB Endang Witarsa

Bola.net - SSB Endang Witarsa menggelar turnamen sepak bola usia dini di Lapangan Gandhi Memorial International School, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10/2025) dan Minggu (12/10). Turnamen ini mempertandingkan beberapa kategori, mulai dari U-8, U-9, U-10, U-11, U-12, hingga U-13.

Untuk pertandingan hari Sabtu, kategori yang dimainkan adalah U-8, U-10, dan U-12. Sementara untuk hari Minggu, pertandingan diisi oleh kategori U-9, U-11, dan U-13.

Selain kompetisi usia dini, panitia juga menggelar laga persahabatan antara Legenda Timnas Indonesia melawan ESA All Star. Pertandingan ini menjadi daya tarik tambahan bagi para peserta dan penonton yang hadir.

Ketua penyelenggara yang juga pelatih SSB Endang Witarsa, Yan Somar, menjelaskan bahwa turnamen ini diadakan untuk memperingati ulang tahun ke-10 SSB Endang Witarsa. Ia juga menyebut, ajang ini merupakan bentuk penghormatan kepada sosok legendaris sepak bola Indonesia, Endang Witarsa.

"Selain merayakan anniversary yang ke-10 SSB, kami juga sekaligus mengenang pesepak bola dan pelatih legendaris Endang Witarsa. Dari sini kami berharap muncul bibit-bibit Timnas yang berkualitas," ujar Yan Somar.

1 dari 3 halaman

Pembinaan Usia Muda

Tahun ini menjadi penyelenggaraan kelima turnamen tersebut. Sekitar 90 SSB ikut berpartisipasi dalam ajang yang digelar dua hari tersebut. "Sebelum Covid kami pernah gelar dua kali, kemudian setelah Covid kami gelar tiga kali," ucap Yan Somar.

Yan menambahkan, niat utama turnamen ini adalah membangkitkan kembali ingatan akan sosok besar dalam sejarah sepak bola nasional. "Kami ingin mengenang dokter ini yang telah membawa harum negara. Saya menyebut beliau salah satu yang terbaik di eranya sebagai pelatih Indonesia," katanya.

Bagi anak-anak peserta, Yan berharap mereka bisa meneladani semangat dan dedikasi almarhum. "Anak-anak bisa mencontoh spirit, semangat, dan pengabdiannya. Anak-anak Indonesia akan selalu hebat tergantung bagaimana kita membina mereka sejak usia muda," katanya.

Ia berharap turnamen ini bisa terus berlanjut dan menjadi wadah pembinaan berkelanjutan. "Kami ingin konsistensi berjalan terus. Pengabdian kami adalah menjadikan anak-anak lebih hebat dan SSB ini lebih maju," lanjutnya.

2 dari 3 halaman

Legenda Sepak Bola Indonesia

Legenda sepak bola Indonesia, Rully Nere, juga turut bermain dalam laga persahabatan Legenda vs ESA All Star. Ia mengenang sosok Endang Witarsa sebagai pelatih yang berjasa besar dalam kariernya. "Saya salah satu anak didiknya. Kami berharap anak-anak yang sekarang bermain bisa mencontoh semangatnya untuk menjadi pemain terbaik," imbuh Rully Nere.

Pada pertandingan Sabtu (11/10), kategori U-12 dijuarai oleh SSB Endang Witarsa, diikuti Japan J Club (JJC), Assa Pro, dan Wh United. Untuk kategori U-10, Kids Soccer keluar sebagai juara, disusul Tajimalela Panser, SSB Endang Witarsa, dan Kemayoran 17 Putih.

Sementara itu, kategori U-8 dimenangkan oleh Cilengsi United. Posisi kedua ditempati ISA MB, diikuti BSS LFA dan IM Utara. Laga persahabatan Legenda vs ESA All Star berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan tim Legenda.

3 dari 3 halaman

Karier Endang Witarsa

Nama Endang Witarsa memang tidak bisa dipisahkan dari sejarah panjang sepak bola Indonesia. Sosok yang memiliki nama asli Drg. Lim Sun Yu atau Liem Soen Joe itu lahir di Kebumen pada 16 Oktober 1916. Meski berprofesi sebagai dokter gigi, ia memilih menekuni dunia sepak bola.

Kariernya dimulai bersama klub UMS (Union Makes Strength), yang dulu bernama Tiong Hoa Hwee Koan Scholar Football Club. Karena latar belakangnya sebagai dokter gigi, rekan-rekannya menjulukinya "Dokter".

UMS merupakan salah satu klub tertua di Jakarta, berdiri sejak 1905 dan dikenal disegani di masanya. Di bawah asuhan Endang Witarsa, UMS berhasil menjuarai kompetisi Persija musim 1955-1956 tanpa menelan kekalahan.

Pada 1958, Endang bersama istrinya melanjutkan pendidikan kedokteran gigi ke Seattle, Amerika Serikat, dengan bantuan pengusaha asal Medan, TD Pardede. Sekembalinya ke Tanah Air, ia kembali melatih UMS dan membawa klub itu juara lagi pada musim 1959-1960.

Puncak kariernya datang ketika ia membawa Persija menjuarai kompetisi Perserikatan musim 1963-1964. Setelah itu, Endang Witarsa dipercaya menukangi Timnas Indonesia.

Pada 1966, ia membawa Timnas Indonesia menjuarai Piala Aga Khan di Pakistan dengan formasi modern 4-2-4 yang kala itu baru diterapkan. Keberhasilan itu menjadikan namanya tercatat sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah sepak bola Indonesia.

(Bola.net/Fitri Apriani)

TAG TERKAIT


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL