Rekam Jejak Mentereng Takeyuki Oya, General Manager PT LIB Asal Jepang yang Siap Angkat Martabat Liga 1

Rekam Jejak Mentereng Takeyuki Oya, General Manager PT LIB Asal Jepang yang Siap Angkat Martabat Liga 1
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dalam sesi konferensi pers Piala Presiden 2025. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Bola.net - PT Liga Indonesia Baru (LIB) resmi menunjuk Takeyuki Oya sebagai General Manager (GM) Kompetisi dan Operasional. Pria asal Jepang ini tak hanya membawa wajah baru dalam struktur manajemen, tetapi juga membawa reputasi mentereng di level sepak bola internasional.

Takeyuki Oya dikontrak hingga tahun 2027. Dalam rentang waktu ini, ia diharapkan mampu mengangkat kualitas dan profesionalisme penyelenggaraan kompetisi Liga 1 agar bisa bersaing lebih kompetitif pada level Asia dan ASEAN.

Rekam jejak Oya bukan kaleng-kaleng. Ia pernah terlibat langsung dalam organisasi J.League selama 16 tahun. Pengalaman panjang itu memberinya pemahaman mendalam soal tata kelola liga profesional, mulai dari aspek teknis pertandingan, jadwal, manajemen klub, hingga regulasi kompetisi.

Tak hanya di level liga domestik, Oya juga pernah menjadi bagian dari penyelenggaraan ajang sebesar Olimpiade. Ia pun memiliki catatan aktif dalam berbagai kegiatan yang digagas FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Pengalaman global inilah yang membuat Oya diyakini mampu membawa perspektif baru dalam pengelolaan kompetisi di Indonesia, yang selama ini masih bergelut dengan isu konsistensi jadwal, lisensi klub, hingga kualitas infrastruktur.

1 dari 3 halaman

Erick Thohir: Komitmen Jadi Kunci

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dalam sesi konferensi pers Piala Presiden 2025. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dalam sesi konferensi pers Piala Presiden 2025. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut positif penunjukkan Takeyuki Oya. Ia mengingatkan publik agar tak buru-buru menuntut hasil instan, sebab proses perbaikan membutuhkan waktu dan konsistensi.

"Semua itu perlu proses. Nah, ini beri kesempatan bekerja. Jangan selalu, oh ini sudah sebulan kerja, mana hasilnya? Semua itu perlu waktu," ujar Erick Thohir.

Erick juga menyoroti alasan mengapa Oya memilih Indonesia, meski punya banyak tawaran lain.

"Kenapa dia pilih di Indonesia? Banyak tawaran, banyak tawaran. Kenapa tadi? Komitmen. Komitmen dari pemerintah Indonesia serius memperbaiki sepak bola. Kita PSSI punya komitmen, Liga punya komitmen," katanya.

2 dari 3 halaman

Target Ambisius: Klub Indonesia Tembus AFC Champions League Elite

Takeyuki Oya (kiri) menjadi Manager (GM) Competition and Operation LIB (c) PT LIB

Takeyuki Oya (kiri) menjadi Manager (GM) Competition and Operation LIB (c) PT LIB

Takeyuki Oya sendiri tak menutupi ambisinya. Ia ingin klub-klub papan atas Indonesia mampu bersaing di level Asia Tenggara dan Asia secara lebih konsisten.

“Dua tahun ya? Ya. Jadi menurut saya tim teratas Liga Indonesia seharusnya memainkan kompetisi yang lebih baik di AFC," ujar Oya.

Ia menyoroti kenyataan bahwa saat ini klub Indonesia baru tampil di AFC Champions League 2 dan AFC Challenge League. Namun, menurutnya sudah saatnya satu tim Indonesia bisa menembus play-off AFC Champions League Elite, kasta tertinggi antar-klub di Asia.

“Saya ingin kelompok teratas lebih kompetitif di kompetisi kelompok AFC,” lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Misi Besar Takeyuki Oya di Indonesia

Aksi Uilliam Barros pada laga Persib Bandung vs Port FC di Piala Presiden 2025 (c) PERSIB.co.id/Fernando Hero

Aksi Uilliam Barros pada laga Persib Bandung vs Port FC di Piala Presiden 2025 (c) PERSIB.co.id/Fernando Hero

Penunjukan Oya adalah sinyal bahwa transformasi sepak bola Indonesia sedang masuk babak baru. PT LIB tak lagi hanya bicara soal jadwal dan logistik, tapi mulai melangkah ke arah profesionalisme dan daya saing internasional.

Oya bahkan menyebut beberapa klub yang layak menjadi representasi Indonesia di pentas Asia.

“Tentu saja Persib Bandung. Juara Liga 1. Lalu Persija Jakarta, Bali United. Itu klub yang seharusnya lebih kompetitif di Asia Tenggara," katanya.

Oya datang bukan sekadar “orang asing baru” di jajaran manajemen, melainkan sebagai bagian dari grand design PSSI untuk menjadikan kompetisi domestik lebih berkualitas, teratur, dan berstandar Asia.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL