
Bola.net - Panggung sepak bola kasta tertinggi Indonesia musim ini menampilkan sebuah anomali. Kompetisi BRI Super League 2025/2026 hanya menyisakan satu nama pelatih lokal di antara kepungan para juru taktik impor.
Faktanya, Hendri Susilo menjadi satu-satunya arsitek asli Indonesia yang dipercaya menukangi tim Malut United. Ia melanjutkan tongkat estafet dari Imran Nahumarury, pelatih lokal yang bertahan musim sebelumnya.
Situasi ini berbanding terbalik dengan 17 klub lainnya yang mantap memilih nakhoda asing. Tren menunjukkan para juru taktik asal Portugal dan Belanda menjadi primadona pilihan klub-klub Indonesia.
Lantas, fenomena apa yang sebenarnya sedang terjadi di balik layar kepelatihan nasional? Jawaban dari dominasi pelatih asing ini ternyata tidak melulu soal pemahaman taktik di atas lapangan.
Persoalan utamanya mengerucut pada satu aspek krusial yang dianggap menjadi pembeda kualitas. Kemampuan mengelola dinamika internal tim dan mengontrol penuh ruang ganti menjadi jawabannya.
Struktur Profesional Jadi Pembeda Utama
Kehadiran pelatih asing diyakini membawa sebuah atmosfer kerja yang sama sekali berbeda. Mereka datang dengan fondasi dan struktur kerja yang sangat profesional dan terorganisir.
Pandangan ini diungkapkan oleh asisten pelatih Persija Jakarta, Ricky Nelson, yang telah merasakan langsung bekerja di bawah arahan pelatih asing. Pengalamannya bersama Carlos Pena hingga Mauricio Souza memberinya perspektif berharga.
Secara gamblang, Ricky membeberkan perbedaan yang paling mencolok antara pelatih lokal dan asing.
"Semua pelatih asing yang datang ke Indonesia akan membawa atmosfer yang berbeda. Bagaimana dia bekerja dengan struktur dan menuntut pemain, mereka sangat profesional," ujar Ricky dikutip dari kanal YouTube Nusantara TV.
Pada akhirnya, profesionalisme inilah yang dinilai para pemilik klub menjadi nilai jual utama. Kemampuan mereka dalam mengatur segala aspek dari A sampai Z dianggap sebagai keunggulan yang signifikan.
"Para pelatih asing ini bisa mengontrol semuanya, dari A sampai Z. Dia juga bisa mengontrol ruang ganti," imbuhnya.
Meraih Respek, Menaklukkan Ruang Ganti
Lebih jauh lagi, kunci kesuksesan seorang pelatih tidak hanya terletak pada struktur kerjanya. Kemampuan untuk menaklukkan ruang ganti menjadi syarat mutlak yang tidak bisa ditawar.
Hal ini diamini oleh pengamat sepak bola nasional, Ronny Pangemanan. Menurut pria yang akrab disapa Bung Ropan ini, wibawa dan karisma menjadi 'senjata' utama pelatih asing.
Menurutnya, kemampuan ini membuat para pemain, baik lokal maupun asing, menaruh respek yang tinggi.
"Pemain asing dan pemain lokal itu punya respek dengan pelatih asing," tegas Bung Ropan. "Tetapi, pelatih asing ini bisa berwibawa dan punya karisma. Itulah yang membuat mereka mampu untuk bisa mengontrolnya."
Respek inilah yang menjadi jembatan untuk menyatukan visi seluruh penggawa tim. Tanpa rasa hormat dari pemain, terutama pemain bintang dan legiun asing, instruksi pelatih hanyalah angin lalu.
Menghilangkan Sekat di Antara Pemain
Tugas berat seorang pelatih adalah memastikan tidak ada 'matahari kembar' di dalam tim. Sering kali, terbentuk sekat-sekat atau kelompok kecil antar pemain yang berpotensi merusak keharmonisan.
Di sinilah peran sentral seorang pelatih dalam mengontrol ruang ganti menjadi sangat vital. Menurut Ricky Nelson, pengalaman internasional pelatih asing membuat mereka lebih disegani.
Ricky kemudian memberikan pandangannya mengenai bagaimana seorang pelatih harus bertindak untuk menyatukan timnya.
"Soal ruang ganti itu, seorang pelatih memang harus bisa mengontrol dalam tanda kutip, pemain bintang dan para pemain asingnya karena terkadang dalam sebuah tim ada sebuah gap-gap di antara pemain," jelasnya.
Ketika pelatih mampu meruntuhkan sekat tersebut, barulah sebuah tim bisa bergerak sebagai satu kesatuan. Inilah perbedaan mendasar yang dirasakan betul oleh para pemangku kebijakan di klub.
Pekerjaan Rumah Maha Berat Pelatih Lokal
Menariknya, persoalan ini ternyata bukan disebabkan oleh kualitas pemahaman teknis kepelatihan. Ricky Nelson mengakui bahwa ilmu yang didapat dari kursus lisensi kepelatihan pada dasarnya sama untuk semua.
"Secara teknis kepelatihan sebetulnya enggak jauh berbeda," ungkap Ricky. "Kalau dalam sepak bola, ilmu melatih kan sebetulnya sama-sama saja," sambung mantan pelatih Sulut United itu.
Oleh karena itu, pekerjaan rumah terbesar bagi para pelatih lokal adalah meningkatkan kualitas diri di luar aspek taktikal. Mereka dituntut untuk bisa selangkah lebih maju dalam hal manajerial dan komunikasi.
Ricky menyimpulkan bahwa inilah tantangan yang harus dijawab jika pelatih lokal ingin kembali berjaya. Kemampuan bernegosiasi, membangun wibawa, dan mendapatkan respek mutlak adalah kualitas yang harus segera dimiliki.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Ryan Gravenberch Siap Antar Liverpool Bangkit di Stamford Bridge
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 11:47 -
Real Madrid Disebut-sebut dalam Lagu di Album Baru Taylor Swift, Ada Apa Nih?
Bolatainment 4 Oktober 2025, 11:22
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR