Bola.net - - Kembali jatuhnya korban suporter dalam kompetisi Liga 1 mengundang reaksi keras Save Our Soccer (SOS). Lembaga yang berfokus dalam pengawasan sepakbola tersebut mempertanyakan peran pemerintah dalam mencegah insiden macam ini terus berulang.
"Selama ini pengusutan terhadap tewasnya suporter tak pernah tuntas. Hanya lip service setelah itu hilang ditelan bumi," ujar Koordinator SOS, Akmal Marhali.
"Hanya ungkapan prihatin dan belasungkawa yang disampaikan, tak ada tindakan nyata. Di mana pengawasan pemerintah?" imbuhnya.
Akmal menyebut upaya PSSI dan Kemenpora mencegah insiden ini tak pernah tuntas. Dalam insiden terakhir, meninggalnya Banu Rusman misalnya, PSSI dan Kemenpora menyampaikan ungkapan duka cita dan berjanji akan mengusut. Hasilnya, hilang begitu saja.
"Terlalu murah harga nyawa di sepakbola Indonesia. Bahkan, hanya masuk kategori kejadian biasa. Tak ada pengusutan secara tuntas. Walhasil, kejadian yang luar biasa ini menjadi biasa dan lumrah. Tidak baik buat perkembangan sepakbola Indonesia," tutur Akmal.
Akmal menilai upaya pemerintah melalui Kemenpora menggelar acara Rembuk dan Jumpa Suporter Indonesia pada 3 Agustus 2017 tidak efektif, karena hanya terbatas pada seremonial belaka. Demikian pula dengan program PSSI, yang membentuk Departemen Khusus Area Fans dan Community Engagement, Akmal menilai belum ada hasil kerja federasi yang nampak. Terbukti, belum ada kerja konkret di lapangan untuk pengusutan dan penyelesaian kekerasan dalam sepakbola Indonesia.
"Sepakbola kita butuh langkah konkret dan strategis untuk perbaikan dan prestasi," tegasnya.
Sebelumnya, satu lagi nyawa suporter harus melayang pada kompetisi Liga. 1 ini. Rizal Yanwar Putra, The Jakmania Sukatani Subkorwil Cikarang,harus meregang nyawa dan mengalami luka di sekujur tubuh dalam perjalanan mendukung Persija Jakarta saat dijamu Bhayangkara FC di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi. Jenazah Onbek, begitu Rizal biasa disapa dimakamkan Senin .
Berdasarkan data dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) SOS, Rizal adalah tumbal nyawa ke-66 sejak Liga Indonesia digulirkan pada 1994/1995. Ia menjadi korban ke-12 di sepakbola Indonesia pada 2017 ini.
Sementara itu, selain mengusut tuntas pelaku pengeroyokan dan memberikan hukuman sepadan, SOS juga meminta PSSI dan Kemenpora mengevaluasi total kompetisi yang sudah selesai. Bentrokan suporter, vandalisme dan anarkisme di lapangan tak lepas dari kurang tegasnya PSSI dan Pemerintah dalam menegakkan aturan.
"Fungsi pengawasan harus benar-benar dilakukan. Masyarakat hanya ingin hiburan dan sepakbola berprestasi. Bukan sejumlah 'dagelan' yang akhirnya menyulut emosi dan mengorbankan nyawa," tukas Akmal.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kronologi Meninggalnya Suporter Persija Rizal Yanwar
Bola Indonesia 14 November 2017, 20:11
-
Ini Pesan Menyayat Hati Jakmania Cikarang Sebelum Meninggal
Liga Inggris 14 November 2017, 10:53
-
Tangis Haru Warnai Pemakaman Rizal
Bola Indonesia 14 November 2017, 10:30
-
Suporter Kembali Jadi Tumbal, SOS Pertanyakan Peran Pemerintah
Bola Indonesia 14 November 2017, 03:05
-
Sandiaga Uno: "Saya Gak Main kok di Kartu Merah?"
Bolatainment 13 November 2017, 15:22
LATEST UPDATE
-
Real Madrid Siap Ambil Risiko? Xabi Alonso Pertimbangkan Transfer Striker West Ham
Liga Spanyol 17 November 2025, 21:07
-
Prediksi Timnas Indonesia U-22 vs Mali 18 November 2025
Tim Nasional 17 November 2025, 17:54
-
Pertahanan Solid Persib Bandung Jadi Kunci Sukses di BRI Super League dan Pentas Asia
Bola Indonesia 17 November 2025, 17:48
-
Timnas Spanyol Menggila! Belum Terkalahkan di 30 Laga Sejak Awal 2023
Piala Dunia 17 November 2025, 17:05
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR