Everton Ucapkan Selamat Tinggal pada Goodison Park: Tutup Era dengan Kemenangan Manis atas Southampton

Everton Ucapkan Selamat Tinggal pada Goodison Park: Tutup Era dengan Kemenangan Manis atas Southampton
Selebrasi skuad Everton dalam laga versus Southampton yang juga menjadi pertandingan terakhir mereka di Goodison Park, Minggu (18/5/2025). (c) PA via AP Photo/Martin Rickett

Bola.net - Suasana haru dan kebanggaan menyelimuti kawasan Goodison Park saat ribuan pendukung Everton datang untuk mengucapkan salam perpisahan kepada stadion bersejarah yang telah menjadi rumah mereka selama 133 tahun.

Everton memainkan laga terakhir mereka di Goodison Park saat menjamu Southampton dalam laga pekan 37 Premier League 2024/2025, Minggu (18/5/2025) petang WIB.

Dari jalan-jalan kecil di sekitar stadion hingga tribun utama, biru mendominasi segalanya — dari atribut hingga nyala flare yang membumbung ke langit Merseyside.Lebih dari 10.000 orang memadati area di luar stadion, sementara 39.201 orang memenuhi tribun untuk menyaksikan pertandingan terakhir Everton di markas lamanya sebelum mereka pindah ke Bramley-Moore Dock, stadion baru senilai £800 juta yang kini bernama Hill Dickinson Stadium.

Namun hari itu bukan sekadar pertandingan. Ia adalah perayaan, penghormatan, dan tangisan kolektif dari generasi pendukung The Toffees yang tak ingin melepas begitu saja sang “Grand Old Lady”.

1 dari 4 halaman

Sejarah, Simbol, dan Sentimen Goodison Park

Kandang lama Everton, Goodison Park. (c) AP Photo/Jon Super

Kandang lama Everton, Goodison Park. (c) AP Photo/Jon Super

Atmosfer penuh nostalgia menyelimuti Goodison. Tidak hanya kenangan tentang pertandingan dan trofi, tapi juga cerita-cerita kecil yang membentuk identitas klub. Seorang gadis muda berdandan seperti "Toffee Lady" – simbol klasik Everton yang berakar dari masa lalu – hadir sebagai penghormatan terhadap Mary Bushell dan warisan lokal klub.

Nama besar seperti Wayne Rooney, Phil Jagielka, Andy Gray, hingga sang legenda Peter Reid turut hadir. Reid, yang ikut membawa gelar liga terakhir untuk Everton pada 1987, tak bisa menyembunyikan emosinya.

"Ini tempat terbaik di dunia, dengan orang-orang terbaik di dunia," ujarnya, dengan nada yang nyaris tersendat. "Sungguh emosional. Tapi ya, saya memang habis minum shandy."

Di pinggir lapangan, pelatih David Moyes — sosok yang menyebut Everton sebagai “The People’s Club” — kembali berdiri di tempat yang membesarkan namanya. Meski sempat meninggalkan klub untuk Manchester United pada 2013, Moyes kini menjadi pahlawan penyelamat yang berhasil menghindarkan Everton dari degradasi di musim ketiganya kembali.

2 dari 4 halaman

Pertunjukan Terakhir Everton

Pelatih Everton, David Moyes. (c) AP Photo/Dave Thompson

Pelatih Everton, David Moyes. (c) AP Photo/Dave Thompson

Laga melawan Southampton menjadi pesta perpisahan yang manis. Iliman Ndiaye mencetak dua gol di babak pertama dan membawa Everton unggul nyaman atas tim tamu yang sudah terdegradasi.

Moyes memberikan momen spesial bagi kapten veteran Seamus Coleman untuk memimpin tim masuk ke lapangan, meski akhirnya harus ditarik keluar di menit ke-18 akibat cedera. Penggantinya, Ashley Young, juga memainkan laga terakhirnya di Goodison.

“Jika saat saya datang ke sini ada yang bilang kami akan menghadapi Southampton dan sudah aman dari degradasi, saya akan langsung menerimanya,” kata Moyes. “Fans Everton itu berbeda. Klub ini berbeda. Hanya orang dalam yang bisa benar-benar merasakannya.”

3 dari 4 halaman

Bukan Akhir, Tapi Awal Baru Everton

Logo Everton terlihat di luar Stadion Goodison Park. (c) AP Photo/Dave Thompson

Logo Everton terlihat di luar Stadion Goodison Park. (c) AP Photo/Dave Thompson

Meskipun ini adalah pertandingan terakhir tim utama di Goodison Park, stadion tak akan dirobohkan. Tim wanita Everton akan menjadikannya rumah baru mereka, menjaga denyut sejarah di lokasi yang telah menyaksikan 2.971 pertandingan sejak 1892.

Namun bagi mayoritas fans yang melangkah keluar dengan mata sembab, ini adalah selamat tinggal. Musim depan, mereka akan menyambut era baru di stadion berkapasitas 52.888 kursi.

Tapi hari itu — dengan semua nyanyian, pelukan, dan air mata — adalah pengingat bahwa sepak bola bukan sekadar skor, tapi soal kenangan, keluarga, dan cinta yang diwariskan lintas generasi.

Dan Goodison Park, dengan semua keretakan dan kemegahannya, akan selalu hidup dalam hati para Evertonians. Selamat tinggal, Grand Old Lady. Terima kasih untuk segalanya.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL