
Bola.net - Pernah melatih di Italia maupun di Inggris membuat nahkoda Inter Milan, Antonio Conte, bisa merasakan perbedaan yang mencolok. Terutama soal kultur sepak bola di luar lapangan.
Conte memulai kiprah kepelatihannya bersama Arezzo pada tahun 2006 silam. Namun, namanya baru dikenal oleh pecinta sepak bola di seluruh dunia setelah berhasil membuat Juventus bangkit di musim 2010-2011 lalu.
Setelah berpisah dengan Bianconeri pada tahun 2014, Conte memilih bergabung dengan Timnas Italia. Setelah dua musim terlewati, ia lalu melanjutkan karirnya dengan menukangi salah satu klub kuat Inggris, Chelsea.
Setelah cukup lama berada di Inggris, Conte akhirnya kembali berpijak di Italia. Pada bulan Juni lalu, pria berumur 50 tahun tersebut memutuskan untuk bergabung dengan klub raksasa Serie A lainnya, Inter Milan.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Ditanya Soal Formasi, Conte Berang
Conte bereaksi cukup keras saat ditanya oleh jurnalis mengenai formasi yang akan digunakan kala menghadapi Slavia Praha pada hari Selasa (17/9/2019) malam nanti. Ia merasa tidak ada yang aneh jika dirinya melakukan perubahan formasi.
Seperti yang diketahui, Conte cukup sering menggunakan formasi yang mengandalkan tiga bek. Bagi sebagian orang, formasi tersebut sudah tidak berfungsi lagi dalam ajang sebesar Liga Champions, seperti yang sudah terlihat saat bersama Juventus dan Chelsea.
"Selama seseorang mengatakan sesuatu di TV, semuanya akan percaya. Saya telah bermain di tiga Liga Champions, namun saya selalu berbuat sesuatu dengan kreasi yang baru," ujarnya seperti yang dikutip dari Football Italia.
"Sebaliknya, yang lain memiliki tim yang sudah terbentuk. Itu yang bisa kami katakan kepada pandit. Semua yang berada di sini berpikir bahwa saya akan memenangkan semua yang saya sentuh, tapi itu tidak benar," lanjutnya.
Perbedaan Italia dan Inggris
Melatih Chelsea selama dua tahun membuat Conte sudah cukup paham dengan kultur sepak bola di Inggris, termasuk soal bagaimana tingkah pandit dari luar lapangan. Ia menjadikannya sebagai dasar untuk mengkritik kultur sepak bola Italia.
Ia merasa lingkungan sepak bola Italia, salah satunya pandit lokal, hanya terpaku kepada formasi yang digunakan. Sementara di Inggris, menurut pandangannya, tidak hanya berfokus pada hal itu saja.
"Hanya di Italia, kami terpaku kepada formasi. Saya telah melatih di Inggris dan mereka tidak peduli dengan itu," tambahnya.
"Sepak bola modern telah berubah dan anda harus bisa mengikuti perkembangan waktu, bahkan mereka yang pernah dilatih sebelumnya bisa melihat semuanya berbeda," tandasnya.
(Football Italia)
Baca Juga:
- Eks Juru Transfer Juventus: Maurizio Sarri Buruk untuk Sepak Bola!
- Edin Dzeko Punya Solusi untuk Atasi Rasisme di Italia, Apa Itu?
- Conte: Barcelona Takkan Senang Hadapi Inter Milan
- Kapok! Pandit Italia Ini Dipecat Usai Mengejek Lukaku dengan Nada Rasis di Televisi
- Juventus Ramaikan Perburuan Nemanja Matic
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Gary Neville Rekomendasikan MU Rekrut Tiga Pemain Ini, Siapa Saja?
Liga Inggris 17 September 2019, 19:20 -
Chelsea Ramaikan Perburuan Ryan Fraser
Liga Inggris 17 September 2019, 18:00 -
Skuat Muda Chelsea Diklaim Bisa Sukses di Liga Champions
Liga Champions 17 September 2019, 17:40 -
Willian: Frank Lampard Butuh Waktu di Chelsea
Liga Inggris 17 September 2019, 17:20 -
5 Pemain yang Pernah Membela Chelsea dan Valencia
Editorial 17 September 2019, 16:13
LATEST UPDATE
-
Breaking News! Ruben Amorim Mainkan Senne Lammens Jadi Starter Lawan Sunderland!
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 20:05 -
Link Live Streaming Arsenal vs West Ham - Nonton Premier League di Vidio
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 20:02
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR