
Bola.net - Setiap klub menyimpan harapannya masing-masing. Ada yang mengejar gelar demi gelar, ada pula yang bertahan dengan secercah mimpi dalam dekade panjang tanpa selebrasi. Di musim 2024/25 ini, dua kisah indah lahir dari klub yang lama terpinggirkan dari gemerlap juara.
Bologna dan Newcastle mungkin berasal dari dua negeri berbeda, tapi keduanya bersua dalam satu simpul emosi: penantian. Satu dari tanah Italia yang romantis, satu lagi dari Inggris bagian timur laut yang tangguh. Keduanya menulis kisah magis yang sama—menaklukkan waktu.
Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, mereka tak lagi hanya dikenang karena sejarah atau potensi. Mereka kini juara. Mereka akhirnya punya trofi yang bisa dibanggakan, tak hanya cerita lama yang terus diulang.
Newcastle: Tawa yang Akhirnya Pecah di Wembley

16 Maret 2025, Wembley bergemuruh. Newcastle menekuk Liverpool 2-1 dalam final Carabao Cup. Tangis pun berubah jadi tawa setelah 70 tahun tanpa gelar domestik.
Dan Burn membuka skor lewat sundulan jelang turun minum. Alexander Isak kemudian menambah keunggulan dengan tendangan setengah voli yang tajam di awal babak kedua. Gol hiburan Federico Chiesa di menit akhir tak cukup merusak pesta The Magpies.
Trofi ini bukan hanya piala pertama mereka di ajang ini, tapi juga simbol kebangkitan. Perjalanan mereka juga dramatis, menyingkirkan Chelsea, Brentford, hingga Arsenal sebelum menyentuh panggung final.
Bologna: Dari Luka Kepergian ke Gelar Bersejarah

Bologna kehilangan Thiago Motta di awal musim, sosok yang membawa mereka kembali kompetitif. Namun, datanglah Vincenzo Italiano, dan cerita berubah menjadi luar biasa. Dia menanamkan keberanian dan keyakinan yang membawa klub ke final Coppa Italia.
Pada 14 Mei 2025, di Stadio Olimpico, Roma, Bologna mengalahkan AC Milan 1-0. Dan Ndoye menjadi pahlawan dengan gol tunggal yang mengantarkan mereka pada takhta. Itu adalah gelar besar pertama sejak 1974.
Perjalanan mereka tak mudah. Namun, kemenangan besar atas Atalanta dan dua leg dominan melawan Empoli membuktikan kualitas mereka. Di final, mereka tampil tenang, disiplin, dan efektif. Sebuah kemenangan yang tak datang karena kebetulan.
Sejarah Terulang, Rekor Tetap Sempurna

Bagi Bologna, Coppa Italia bukanlah panggung yang asing. Sebelum ini, mereka pernah dua kali di final, pada 1970 dan 1974. Uniknya, keduanya berujung pada trofi di tangan Rossoblu.
Final 1970 dijalankan dalam format grup. Bologna menjadi juara setelah mengalahkan pesaing-pesaing dalam sistem liga mini. Empat tahun kemudian, mereka menang lewat adu penalti dramatis melawan Palermo.
Kini, lima dekade kemudian, mereka kembali di final dan tetap sempurna. Tiga final, tiga gelar. Rekor 100 persen ini mempertegas bahwa Bologna tak datang hanya sebagai penggembira. Mereka datang untuk menang dan menang lagi.
Penantian Itu Tak Sia-sia

Apa arti sebuah gelar setelah penantian panjang? Bagi Newcastle, itu adalah pengakuan. Bagi Bologna, itu adalah penegasan identitas. Musim ini membuktikan bahwa mimpi tak mengenal kasta.
Sepak bola bukan hanya milik para raksasa. Dalam setiap lorong sejarah, selalu ada ruang bagi kisah dongeng dari klub-klub yang sebelumnya tertidur. Saat mereka terbangun, dunia melihat keajaiban.
Musim 2024/25 bukan hanya tentang siapa yang juara, tapi bagaimana mereka sampai ke sana. Bologna dan Newcastle adalah bukti: harapan yang dijaga dengan kesetiaan akan selalu menemukan jalannya.
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Sikap Dingin di Olimpico: Conceicao Abaikan Calabria di Seremoni Juara Coppa Italia
- Satu Kota, Dua Realita: Barcelona Berburu Gelar, Espanyol Berjuang untuk Bertahan
- Prediksi Espanyol vs Barcelona 16 Mei 2025
- Sampdoria Degradasi, Tifosi Genoa Pesta Flare dan Kembang Api!
- Jika Juara di Kandang Rival, Belajar dari Pengalaman, Barcelona Takkan Selebrasi Berlebihan
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Dear AC Milan, Man City Akan Segera Datang Untuk Tijjani Reijnders
Liga Italia 15 Mei 2025, 18:46
-
AC Milan: Satu Musim, Banyak Penyesalan
Liga Italia 15 Mei 2025, 15:42
-
AC Milan dan Episode yang Nyaris Tanpa Cerita Indah
Liga Italia 15 Mei 2025, 15:33
LATEST UPDATE
-
Inikah Pengganti Altay Bayindir di Skuad Manchester United di 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 15:31
-
Sesko Cedera, MU Impor Striker Lagi dari Jerman?
Liga Inggris 17 November 2025, 15:18
-
Liverpool Dikabarkan Sudah Buka Negosiasi Untuk Gelandang yang Diincar Man United Ini
Liga Inggris 17 November 2025, 15:07
-
Jadwal Lengkap Turnamen Bulu Tangkis BWF 2025: Ayo, Dukung Indonesia!
Bulu Tangkis 17 November 2025, 15:06
-
Presiden Prabowo Targetkan Produksi Mobil dan Motor Nasional Menuju Indonesia Emas 2045
News 17 November 2025, 14:51
-
Jadwal Lengkap BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 17 November 2025, 14:48
-
Diskon Tiket Pesawat untuk Natal dan Tahun Baru, Penerbangan Dimulai 22 Desember 2025
News 17 November 2025, 14:35
-
Nestapa Pecco Bagnaia, Akui 2025 Musim Terburuknya di MotoGP: Tapi Saya Nggak Boleh Marah!
Otomotif 17 November 2025, 14:31
-
Eks Chelsea Ini Ungkap Dua Biang Kerok yang Bikin Performa Liverpool Terjun Bebas
Liga Inggris 17 November 2025, 14:30
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
























KOMENTAR