Curhat Alessandro Bastoni: Di Italia, Kekalahan Rasanya Seperti Kiamat!

Curhat Alessandro Bastoni: Di Italia, Kekalahan Rasanya Seperti Kiamat!
Pemain Inter Milan, Alessandro Bastoni, dalam pertandingan Serie A melawan Fiorentina, Rabu (29/10/2025). (c) AP Photo/Antonio Calanni

Bola.net - Alessandro Bastoni melontarkan kritik tajam terhadap budaya sepak bola Italia. Ia merasa tekanan di Serie A sudah sangat tidak sehat.

Bek andalan Inter Milan ini membandingkannya dengan atmosfer di NBA. Ada perbedaan mentalitas yang sangat mencolok di antara keduanya.

Bastoni menyebut kekalahan di Italia terasa seperti akhir dunia. Hal ini sangat berbeda dengan kedewasaan atlet basket Amerika.

Pemain bertahan itu menyarankan agar sepak bola Italia belajar dari sana. Hubungan dengan kekalahan dan kritik publik harus diperbaiki.

1 dari 3 halaman

Iri dengan Mentalitas NBA

Bastoni secara terbuka mengakui rasa irinya terhadap atlet NBA. Mereka memiliki hubungan yang lebih sehat dengan sebuah kekalahan.

Di Italia, satu hasil buruk bisa memicu gelombang kritik pedas. Padahal, performa pemain tidak mungkin selalu berada di puncak.

Ia menilai mentalitas move on sangat diperlukan di sepak bola modern. Selalu ada kesempatan kedua untuk membuktikan kualitas diri.

"Hal yang paling saya iri dari dunia itu adalah mengetahui cara menerima kekalahan," kata Bastoni.

"Dalam permainan kami, kalah terasa seperti akhir dunia. Tapi ketika Anda bermain begitu banyak, itu terjadi: Anda tidak bisa selalu berada di puncak," sambungnya.

2 dari 3 halaman

Bebas Berekspresi Tanpa Takut

Selain soal kekalahan, Bastoni menyoroti kebebasan berekspresi di Amerika. Atlet di sana lebih leluasa bicara tanpa takut dihakimi.

Hubungan dengan penggemar juga dinilai lebih santai dan tidak kaku. Italia dinilai tertinggal jauh dalam aspek kedewasaan ini.

Meski begitu, Bastoni sadar ini adalah risiko pekerjaannya. Ia harus berdamai dengan tekanan berat yang ada di pundaknya.

"Mereka mengekspresikan diri mereka secara bebas tanpa diserang atau dihakimi. Di AS mereka jauh lebih maju daripada kami," ujar Bastoni.

"Itu tidak membebani saya, saya harus menjalaninya karena saya memilih dunia ini," tegasnya.

3 dari 3 halaman

Mimpi Buruk Lawan PSG

Bek Timnas Italia ini juga mengenang memori pahit di Liga Champions. Inter harus mengakui keunggulan PSG di partai final.

Bastoni menyebut laga tersebut berjalan dengan sangat aneh. Kecepatan pemain PSG membuat lini belakang Inter kewalahan.

Padahal, Nerazzurri datang dengan modal sejarah manis di semifinal. Namun, realita di lapangan ternyata jauh berbeda.

"Itu adalah hal yang aneh. Kami datang dari semifinal yang akan tercatat dalam sejarah Liga Champions," kenang Bastoni.

"Tetapi di final PSG melaju dua kali lipat kecepatan kami. Sulit dijelaskan, seolah-olah kami tidak menyadari betapa kuatnya mereka," tambahnya.

Meski kecewa gagal angkat trofi, Bastoni tetap bangga dengan pencapaian tim. Dua final dalam tiga tahun bukanlah hal yang mudah.

"Tentu saja kami lebih suka memenangkannya, tetapi ini adalah pengalaman yang kami bawa bersama kami," tutupnya.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL