
Bola.net - Peluit akhir Serie A membelah Italia menjadi dua warna: biru laut yang bergemuruh di Napoli dan hitam-biru yang muram di Como. Stadio Diego Armando Maradona berguncang oleh nyanyian kemenangan, sementara Inter Milan menatap kosong meski menang dua gol.
Antonio Conte, dari tribune skorsing, menyaksikan karyanya mengubah Napoli jadi raja—sementara Simone Inzaghi hanya bisa berbisak, "Ini belum cukup."
Dua laga, dua skor 2-0, tapi hanya satu mahkota yang bisa diambil. Gol Scott McTominay yang spektakuler di Naples menjadi kunci pembuka peti harta karun Scudetto, sedangkan gol Joaquin Correa di Como terasa seperti pisau yang menusuk pelan. Serie A menutup musim dengan drama yang tak terduga: kemenangan tanpa pesta, dan pesta yang baru dimulai saat peluit dibunyikan.
Di langit Naples, kembang api berdentum; di udara Como, desahan berat bertebaran. Napoli merayakan mimpi yang jadi nyata, Inter meratapi mimpi yang tersisa satu titik. Inilah sepak bola: kadang kau menang, tapi tetap kalah, dan itu tak bisa dirayakan sebagaimana mestinya.
Detik-detik yang Membelah Langit Serie A
Sejak menit pertama, Napoli seperti dipacu roket. Matteo Politano dan Amir Rrahmani menghujam, tapi Alen Sherri, kiper Cagliari, jadi penghalang tak terduga. Di Como, Stefan de Vrij justru lebih dulu mendaratkan sundulan dingin—seakan mengingatkan Napoli: "Kami belum menyerah."
Namun, Naples punya McTominay. Di menit ke-42, gelandang Skotlandia itu melompat bak elang, menendang bola dengan salto yang menggetarkan jala Cagliari. Gol itu bukan sekadar angka—ia adalah janji. Janji bahwa Scudetto tinggal selangkah lagi.
Inter merespons lewat Correa di babak kedua, tapi sorakannya cepat padam. Mereka tahu: gol itu hanya untuk menghias laga perpisahan, bukan mengubah takdir. Di Napoli, Romelu Lukaku menusuk lagi—seolah berkata, "Ini akhir dari segala keraguan."
Dua Panggung, Dua Lakon yang Berbeda
Babak kedua jadi pertunjukan dominasi, tapi dengan alur yang berbeda. Di Como, Inter menguasai bola tapi tak bisa menguasai nasib. Setiap operan pendek mereka seperti doa yang tak terjawab. Di Naples, tiap serangan Napoli adalah palu godam yang memastikan: "Scudetto harus pulang."
Peluit akhir di Maradona memicu tsunami biru. Suporter membanjiri lapangan, air mata dan bir tertumpah bersama. Di Como, yang terlihat hanya penghiburan, bukan perayaan.
Kedua tim menang, tapi hanya satu yang merasa hidup. Scudetto adalah mantra yang mengubah air jadi anggur, atau anggur jadi air mata. Napoli meminumnya sampai habis; Inter hanya bisa menatap gelas yang hampir penuh.
Pesta di Bawah Bayang-bayang Conte
Antonio Conte tak ada di pinggir lapangan, tapi kehadirannya terasa di setiap sudut Naples. Taktiknya, semangatnya, bahkan amarahnya jadi DNA kemenangan ini. Scudetto keempat Napoli adalah bukti: Conte tetap maestro yang bisa menari di atas reruntuhan ekspektasi.
Inter? Mereka terluka oleh satu poin. Satu poin yang hilang di suatu tempat selama 38 pekan. Simone Inzaghi mungkin pelatih brilian, tapi di musim ini, Napoli punya Conte—dan itu cukup.
Di tengah pesta, Conte tersenyum samar. Dia tahu: keajaiban ini tak akan abadi. Namun, untuk malam ini, biarkan Naples berteriak. Biarkan Inter berduka. Sepak bola tak pernah adil—dan itu yang membuatnya begitu memikat.
Napoli: Kisah yang Tak Tertulis di Awal Musim
Tak ada yang menyangka Napoli akan jadi raja. Awal musim diwarnai keraguan, Conte dianggap proyek berisiko. Namun, seperti pedang tajam yang diasah pelan, mereka membelah Serie A tanpa ampun.
Cagliari adalah batu terakhir yang dihancurkan. Dua gol, tiga poin, dan sejarah pun ditulis. Di genggaman Conte, Napoli bukan lagi underdog—mereka adalah sang pemburu yang kelaparan.
Malam ini, Naples tak tidur. Scudetto adalah obat untuk segala luka, jawaban untuk segala tanya. Untuk Inter, musim depan masih ada. Namun, di Napoli, musim ini akan dikenang selamanya: saat biru laut menguasai Italia.
Klasemen Serie A
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Link Live Streaming AC Milan vs Monza - Serie A/Liga Italia
Liga Italia 24 Mei 2025, 23:45 -
Kegagalan Inter Milan Adalah Sebuah Keniscayaan
Liga Italia 24 Mei 2025, 13:39 -
Hanya Ada Satu Jalan bagi Inter Untuk Menebus Kegagalan di Serie A
Liga Italia 24 Mei 2025, 12:53
LATEST UPDATE
-
Prediksi Chelsea vs Liverpool 4 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:08 -
Oliver Glasner Tidak akan Pikir Dua Kali untuk Gabung MU!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:52 -
Inilah Deretan Laga yang Harus Dijalani Liverpool Tanpa Alisson
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:51 -
Prediksi Inter Milan vs Cremonese 4 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:48 -
Didesak Boikot Israel dari Piala Dunia 2026, Begini Respon FIFA
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 10:40 -
Hasil FP1 MotoGP Mandalika 2025: Luca Marini dan Honda Catat Waktu Tercepat
Otomotif 3 Oktober 2025, 10:40 -
Misteri Senne Lammens di MU: Sebenarnya Kiper Utama atau Pelapis Sih?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:36 -
Mengapa Transfer Robert Lewandowski ke AC Milan Tak Semudah yang Dibayangkan?
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:35
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR