
Bola.net - Inter Milan mengakhiri Serie A musim ini dengan kepala tertunduk. Meski menang atas Como di pekan terakhir, Scudetto tetap jatuh ke tangan Napoli. Hanya berjarak satu poin, tapi terasa begitu jauh saat peluit panjang dibunyikan.
Kristjan Asllani tak menutup rasa hampa itu. "Kesedihan sangat terasa," ujarnya tentang suasana di ruang ganti usai laga, seperti dikutip Sempre Inter. Ini bukan karena kalah, tapi karena tahu perjuangan mereka belum cukup.
Musim panjang yang dilalui Inter dipenuhi pasang surut. Mereka sempat memimpin, lalu terpeleset di momen-momen yang krusial. Kini, hanya ada satu jalan untuk menebus semuanya: Liga Champions.
Terlalu Banyak Poin Hilang
Inter tahu mereka tak kalah secara kualitas. Namun, di liga, gelar juara ditentukan oleh konsistensi, bukan nama besar. Di situlah mereka kurang tajam—terutama saat momen kecil tidak direspons dengan serius.
"Aslinya kami membuang terlalu banyak poin sepanjang musim," ungkap Asllani. Dia menunjuk beberapa laga yang seharusnya bisa dimenangkan, tapi berakhir dengan hasil imbang melawan Genoa, Parma, dan Lazio.
Tak ketinggalan, kekalahan beruntun dari Bologna dan AS Roma menjadi titik jatuh paling menyakitkan. "Sekarang, kami harus mengisi ulang tenaga dan pikiran," lanjut Asllani, mencoba bangkit dari bayang-bayang kegagalan.
Tak Ada Ruang untuk Menyesal
Bagi Inter, tak ada waktu untuk larut dalam kekecewaan. Partai final Liga Champions melawan PSG sudah menunggu. Di situlah mereka akan menaruh semua energi, semua dendam, dan semua harapan yang tersisa.
Massimiliano Farris, asisten pelatih Inter, menegaskan hal itu. "Kami semua tahu artinya satu pekan menjelang final Liga Champions," ujarnya. "Namun, kami juga paham betapa panjang dan sulitnya jalan yang membawa kami ke final ini."
Dia menegaskan, tak boleh ada ruang bagi rasa sesal. "Mulai malam ini, kami akan hidup dalam mimpi ini," katanya. "Kami punya pemimpin hebat secara teknis dan emosional yang akan menuntun tim."
Misi di Munchen: Pelampiasan dan Penebusan
Final Liga Champions bukan sekadar laga perebutan gelar juara. Bagi Inter, ini adalah ruang penebusan. “Kami harus pergi ke Munich untuk mencoba mengubah kekecewaan ini menjadi semangat,” ucap Asllani.
PSG bukan lawan yang mudah, semua tahu itu. Namun, final bukan tentang siapa yang lebih unggul di atas kertas, melainkan siapa yang lebih siap secara mental. Inter sudah melewati jalan terjal untuk tiba di sini.
Jika trofi Scudetto jadi luka yang tak bisa sembuh, maka gelar Liga Champions bisa menjadi obatnya. Mungkin bukan musim yang sempurna. Akan tetapi, di Munchen nanti, Inter ingin menuliskan akhir cerita yang tak terlupakan.
Klasemen Serie A
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Hanya Ada Satu Jalan bagi Inter Untuk Menebus Kegagalan di Serie A
Liga Italia 24 Mei 2025, 12:53 -
Prediksi PSG vs Reims 25 Mei 2025
Liga Eropa Lain 23 Mei 2025, 12:00 -
Final Liga Champions Adalah Misi Penebusan Inter Milan
Liga Champions 22 Mei 2025, 17:36
LATEST UPDATE
-
Prediksi Chelsea vs Liverpool 4 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:08 -
Oliver Glasner Tidak akan Pikir Dua Kali untuk Gabung MU!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:52 -
Inilah Deretan Laga yang Harus Dijalani Liverpool Tanpa Alisson
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:51 -
Prediksi Inter Milan vs Cremonese 4 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:48 -
Didesak Boikot Israel dari Piala Dunia 2026, Begini Respon FIFA
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 10:40 -
Hasil FP1 MotoGP Mandalika 2025: Luca Marini dan Honda Catat Waktu Tercepat
Otomotif 3 Oktober 2025, 10:40 -
Misteri Senne Lammens di MU: Sebenarnya Kiper Utama atau Pelapis Sih?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:36 -
Mengapa Transfer Robert Lewandowski ke AC Milan Tak Semudah yang Dibayangkan?
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:35
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR