Revolusi Total Gian Piero Gasperini di AS Roma: Proyek Jangka Panjang yang Tak Biasa

Revolusi Total Gian Piero Gasperini di AS Roma: Proyek Jangka Panjang yang Tak Biasa
Pelatih AS Roma, Gian Piero Gasperini. (c) Spada/LaPresse via AP

Bola.net - AS Roma kini resmi membuka lembaran baru di bawah komando Gian Piero Gasperini. Sang allenatore datang dengan membawa perubahan fundamental bagi Giallorossi.

Klub ibu kota Italia ini sekarang mengadopsi visi jangka panjang yang sangat berani. Mereka beralih dari kebijakan membeli pemain jadi ke pengembangan talenta-talenta muda.

Gasperini menyadari bahwa proyek ambisius ini tidak menjanjikan hasil yang kilat. Ia justru menargetkan hal yang lebih mendasar, yaitu membangun kredibilitas tim di hadapan para suporter.

Dengan filosofi tersebut, sejumlah tantangan dan kebijakan baru pun mulai diterapkan. Lantas, bagaimana sang pelatih akan menavigasi arah baru Roma yang penuh intrik ini?

1 dari 5 halaman

Misi Utama: Meraih Kredibilitas, Bukan Kemenangan Instan

Gian Piero Gasperini langsung menggeber para pemainnya dalam pemusatan latihan pramusim di Inggris. Namun, ia menegaskan bahwa target jangka pendeknya bukanlah rentetan kemenangan.

Prioritas utama sang pelatih adalah mendapatkan kepercayaan dan kepuasan dari para Romanisti. Ia yakin jika tim mampu menunjukkan arah yang jelas, maka fans akan memberikan aset paling berharga dalam sepak bola, yaitu waktu.

"Sebulan kerja sudah sangat banyak, dan jika saya melihat ke belakang, saya merasa kami telah melakukan banyak hal. Jika saya melihat ke depan, kami masih memiliki lebih banyak hal yang harus dilakukan, jauh lebih banyak," kata Gasperini kepada Sky Sport Italia.

"Tujuannya adalah untuk mendapatkan kredibilitas, terutama di mata para penggemar kami, berharap bisa membuat mereka puas. Tentu kami ingin segera mulai menang, tetapi saya tidak bisa menjanjikan itu. Inilah mengapa saya katakan tujuannya adalah meraih kredibilitas, karena jika Anda memilikinya, para penggemar akan memberi Anda waktu," tegasnya.

2 dari 5 halaman

Revolusi Skuad Roma: Fokus Pada Talenta Muda

Visi baru Gasperini langsung tercermin dalam aktivitas transfer AS Roma musim panas ini. Klub secara aktif mendatangkan pemain muda potensial seperti Wesley, Neil El Aynaoui, Evan Ferguson, dan Daniele Ghilardi.

Langkah ini merupakan sebuah revolusi, mengingat Roma biasanya lebih dikenal sebagai klub yang merekrut pemain bintang. Gasperini pun mengakui bahwa pendekatan ini tidak biasa, tetapi inilah fondasi yang ingin ia bangun untuk masa depan.

"Kami harus melihat apa yang telah dicapai Roma sejauh ini di bursa transfer, dengan banyak pemain baru, semuanya berusia sekitar 21-23 tahun, yang sudah memiliki beberapa pengalaman. Ini adalah profil pemain yang diminta pemilik klub kepada saya, untuk bekerja ke arah ini," ujarnya.

"Tidak biasa bagi kota dan klub seperti Roma untuk membangun dari pemain muda, tetapi ini adalah sesuatu yang ingin kami ciptakan ke depan," tambah Gasperini.

3 dari 5 halaman

Rekam Jejak Impresif Gasperini

Penunjukan Gasperini untuk proyek ini bukanlah tanpa alasan yang kuat. Ia memiliki rekam jejak fantastis dalam memoles talenta muda menjadi pemain bernilai tinggi, yang total keuntungannya ditaksir mencapai 300 juta Euro.

Antusiasme Gasperini untuk menerima pinangan Roma pun didasari oleh kesamaan visi ini. Ia merasa tertantang untuk mengulang kesuksesan serupa di klub dengan skala sebesar Giallorossi.

"Saat kami berbicara pertama kali, proyek yang diusulkan kepada saya oleh Roma adalah ke arah ini. Itu memberi saya antusiasme besar, saya telah melakukan itu di hampir semua tim yang pernah saya tangani. Bahkan, saya akan bilang itu lebih dari 300 juta Euro!" kelakarnya.

"Arah ini berbeda untuk Roma, tetapi ketika Anda mengejar pemain yang sudah jadi, mereka memiliki biaya dan usia yang sangat berbeda. Mereka bisa memberi Anda peningkatan instan, tetapi tidak begitu banyak saat membahas prospek untuk masa depan. Saya sudah sering melakukan ini, jika saya bisa melakukannya di Roma juga, itu akan menjadi luar biasa," jelasnya.

4 dari 5 halaman

Mengurai Dilema Taktis: Duet Dybala dan Soule

Salah satu pekerjaan rumah pertama bagi Gasperini di Roma adalah mencari cara agar dua pemain kreatifnya bisa bersinar bersama. Paulo Dybala dan Matias Soule sama-sama pemain kidal yang gemar beroperasi di area serupa.

Namun, sang pelatih tidak melihat hal ini sebagai masalah besar. Ia percaya bahwa pemain berbakat selalu bisa menemukan cara untuk bermain bersama, asalkan ada penyesuaian dari salah satu pihak untuk menjadi lebih komplet.

"Pemain berbakat selalu bisa hidup berdampingan. Memang benar keduanya kidal, keduanya cenderung bermain di zona yang sama," kata Gasperini.

"Tetapi Dybala sudah punya pengalaman di area lain, sementara Soule perlu memperluas kemampuannya dan tidak hanya menusuk ke dalam untuk menembak. Dia masih muda dan harus lebih bervariasi," sambungnya.

5 dari 5 halaman

Aturan Baru Ban Kapten dan Kekecewaan Soal Lookman

Gasperini tidak hanya membawa perubahan taktik, tetapi juga hierarki di dalam tim. Ia merombak aturan kapten, di mana ban kapten kini akan diberikan berdasarkan senioritas atau jumlah penampilan terbanyak.

Di sisi lain, saat ditanya mengenai situasi mantan anak asuhnya di Atalanta, Ademola Lookman, Gasperini tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia berharap masalah antara sang pemain dan klubnya bisa segera terselesaikan.

"Sejujurnya, ini adalah hierarki yang selalu saya anut. Saya pikir sebuah tim memiliki beberapa kapten potensial, semua pemain yang mampu memegang ban kapten yang bergengsi itu. Jika seorang pemain mengenakan seragam ini selama bertahun-tahun, dia berhak mendapatkannya," terangnya mengenai aturan kapten.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya kecewa, karena kami memiliki momen-momen yang begitu indah bersama, sehingga kita berisiko mengingat pemain hanya dari insiden terbarunya. Saya merasa tidak enak untuk pemain dan juga klub. Saya harap mereka bisa menyelesaikan situasi ini segera," pungkasnya.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL