
Bola.net - Sebelumnya, Paolo Maldini melontarkan pembelaan untuk start lambat AC Milan bersama pelatih baru Marco Giampaolo. Menurut direktur Milan itu, situasi ini mirip dengan awal sulit Rossoneri di era Arrigo Sacchi pada 1987 silam. Sacchi mengamini pernyataan Maldini tersebut.
Sacchi membawa Milan jadi salah satu klub terbaik dunia selama periode pertama kepelatihannya, 1987-1991.
Sacchi turut bersuara tentang situasi di Milan. Menurut Sacchi, Milan tak boleh terburu-buru mengambil keputusan. Pasalnya, dia menilai bahwa Giampaolo lebih kredibel dibandingkan dirinya pada 1987 silam.
"Milan-nya Giampaolo menunjukkan perkembangan yang baik untuk masa depan," tulis Sacchi di La Gazzetta dello Sport, seperti dikutip dari Football Italia.
Berharap Sejarah Terulang
Pertama kali melatih Milan, musim 1987/88, Sacchi bisa dibilang bukan siapa-siapa. Kredibilitasnya dipertanyakan. Sebelum itu, dia dua musim melatih Parma, yang awalnya bermain di Serie C1.
Namun, pada musim perdananya itu, Sacchi sukses membawa Rossoneri meraih Scudetto Serie A.
Dia juga membawa Milan, dengan trio Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard sebagai tulang punggungnya, meraih titel European Cup 1988/89 dan 1989/90.
"Maldini membandingkan start mereka ini dengan start saya pada 1987, musim di mana kami meraih Scudetto. Saya harap mereka bisa mengulangi sejarah itu," lanjut Sacchi.
"Saya bisa bilang bahwa Giampolo lebih kredibel daripada saya di tahun 1987. Marco sudah melatih di Serie C, B, dan A selama bertahun-tahun. Empat musim terakhir, tim-timnya tampil mengejutkan, memainkan sepak bola indah dan atraktif yang menjadikan mereka protagonis."
"DIa mengeluarkan kemampuan terbaik dari banyak pemain muda, membuktikan bahwa dia adalah seorang guru sejati dengan kepekaan dan ide-ide hebat."
Saran Sacchi
Terakhir, tapi tak kalah penting, Sacchi juga mengingatkan Milan supaya tidak gegabah.
"Klub tidak boleh tergesa-gesa, tapi harus menunjukkan kepercayaan dan pertemanan, seperti yang dilakukan Silvio Berlusconi dan Adriano Galliani dengan saya."
"Saya waktu itu bukan siapa-siapa, tapi klub memercayai saya dan mengikuti instruksi-instruksi saya, termasuk di bursa transfer."
"Giampolo perlu merasakan respek yang sama dengan yang saya rasakan waktu itu. Hanya dengan cara itu dia bisa menunjukkan potensi maksimal, di lingkungan yang tenang dan kondusif," pungkas mantan pelatih Milan tersebut.
Sumber: Football Italia
Baca juga artikel-artikel lainnya:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Juventus vs SPAL, Gianluigi Buffon Patahkan Rekor Paolo Maldini
Liga Italia 28 September 2019, 20:00
-
Sacchi Amini Pernyataan Maldini, Milan Harus Percaya pada Giampaolo
Liga Italia 28 September 2019, 19:00
-
Data dan Fakta Serie A: AC Milan vs Fiorentina
Liga Italia 28 September 2019, 16:32
-
Prediksi AC Milan vs Fiorentina 30 September 2019
Liga Italia 28 September 2019, 16:31
-
Donnarumma Tegaskan Pemain Milan Masih Dukung Penuh Giampaolo
Liga Italia 28 September 2019, 15:30
LATEST UPDATE
-
Drama Penalti di Basra: Irak Kalahkan Uni Emirat Arab 2-1, Jaga Asa ke Piala Dunia 2026
Piala Dunia 19 November 2025, 09:16
-
Evaluasi Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025: Progres Terlihat, PR Masih Ada
Tim Nasional 19 November 2025, 04:25
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55




















KOMENTAR