Cerita Bodo/Glimt Dengan Stadion Rumput Sintetisnya: Bikin Banyak Tamu Terpeleset, Termasuk Timnya Jose Mourinho & Mees Hilgers

Cerita Bodo/Glimt Dengan Stadion Rumput Sintetisnya: Bikin Banyak Tamu Terpeleset, Termasuk Timnya Jose Mourinho & Mees Hilgers
Skuad Bodo Glimt merayakan kelolosan ke babak semifinal Liga Europa 2024/2025 (c) AP Photo/Alessandra Tarantino

Bola.net - Pembahasan tentang Bodo/Glimt tak bisa dilepaskan dari rumah mereka: Aspmyra Stadion. Di kota Bodo yang berada dalam lingkar Arktik, stadion ini terkenal dengan permukaan rumput sintetisnya.

Kombinasi cuaca ekstrem, angin, dan dingin yang menusuk tulang membuat Aspmyra kerap membuat tim-tim tamu kewalahan. Pilihan memakai rumput sintetis bukan sekadar gaya, melainkan kebutuhan.

Musim dingin panjang, hujan, bahkan hujan es bisa turun di hari pertandingan, namun laga tetap berjalan karena permukaan buatan lebih stabil dan mudah dibersihkan. UEFA sendiri masih mengizinkan pertandingan resmi di lapangan sintetis asalkan memenuhi standar, sehingga Aspmyra tetap sah untuk kompetisi Eropa.

Dari situ, reputasi “Benteng Arktik” terbentuk. Sejumlah klub top Eropa pernah dibuat kelimpungan di Bodo. Bahkan sebagian harus pulang dengan kekalahan.

1 dari 3 halaman

Mengapa Aspmyra Memakai Rumput Sintetis?

Para pemain FK Bodo/Glimt melakukan selebrasi perayaan gol. (c) FK Bodo/Glimt Official

Para pemain FK Bodo/Glimt melakukan selebrasi perayaan gol. (c) FK Bodo/Glimt Official

Bodo berada di utara kutub lingkar Arktik dengan cuaca yang kerap ekstrem. Salju/hujan es bisa turun di hari pertandingan, tetapi rumput sintetis berlapis pemanas bawah permukaan membuat lapangan tidak membeku dan cepat dibersihkan. Karena itu pertandingan tetap aman dimainkan, termasuk di malam bersalju pada laga Eropa.

Aspmyra pertama kali beralih ke rumput sintetis pada 2006, menggantinya pada 2014, lalu kembali diperbarui pada 2022. Data Asosiasi Sepak Bola Norwegia (NFF) mencatat ukuran 68x105 meter dan adanya sistem pemanas, sehingga memenuhi syarat kompetisi. Riwayat pemasangan ini juga tercatat dalam arsip klub dan media Norwegia.

Faktor lain adalah efisiensi. Rumput sintetis lebih tahan pakai, memungkinkan intensitas latihan/pertandingan yang tinggi serta mengurangi biaya perawatan dibanding rumput alami di iklim Bodo. UEFA sejak awal 2000-an membuka peluang laga resmi di lapangan sintetis, sehingga pilihan ini rasional bagi klub Norwegia di wilayah bersuhu rendah.

2 dari 3 halaman

Benteng Arktik Stabil di Cuaca Ekstrem, Legal di Eropa

Pemain Bodo/Glimt melakukan selebrasi usai pertandingan melawan Olympiacos di Liga Europa, Jumat (14/3/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Thanassis Stavrakis

Pemain Bodo/Glimt melakukan selebrasi usai pertandingan melawan Olympiacos di Liga Europa, Jumat (14/3/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Thanassis Stavrakis

Permukaan sintetis dengan pemanas menjaga elastisitas matras dan mereduksi risiko lapangan membeku. Saat badai salju pagi hari, Aspmyra bisa dibersihkan dengan traktor pendorong salju, lalu siap main malamnya tanpa genangan. Ini pernah terjadi jelang perempat final Liga Europa melawan Lazio.

Secara regulasi, UEFA mengizinkan venue berumput sintetis selama lulus sertifikasi mutu dan inspeksi prapertandingan. Karena itu, Bodo/Glimt bisa menjadi tuan rumah fase grup hingga babak gugur di Aspmyra. Beberapa laporan media internasional menyorot bahwa kondisi ini kerap menyetarakan level permainan, terutama bagi tim tamu yang jarang bermain di rumput buatan.

Dampaknya terlihat dari konsistensi performa kandang Glimt di kompetisi Eropa sejak 2021. Rekam jejak itu membangun citra Aspmyra sebagai salah satu venue tersulit di Skandinavia bagi tim tamu yang datang dari iklim dan kebiasaan permukaan berbeda.

3 dari 3 halaman

Timnya Mourinho Hingga Mees Hilgers Pernah Terpeleset di Aspmyra

Reaksi pelatih AS Roma, Jose Mourinho melihat selebrasi gol Bodo/Glimt, Kamis (21/10/2021) (c) NTB Scanpix via AP Photo

Reaksi pelatih AS Roma, Jose Mourinho melihat selebrasi gol Bodo/Glimt, Kamis (21/10/2021) (c) NTB Scanpix via AP Photo

Seperti disebut sebelumnya, sudah ada banyak tim yang tumbang ketika bermain menghadapi Bodo/Glimt di Aspmyra. Di antaranya ada tim AS Roma besutan Jose Mourinho.

Tak tanggung-tanggung, Roma dihaiar dengan skor 6-1 di fase grup Conference League 2021/22. Itu juga menjadi salah satu kekalahan terberat sepanjang karier kepelatihan Jose Mourinho saat itu, sekaligus melambungkan nama Bodo/Glimt di panggung Eropa.

Lalu ada eks tim Mourinho yakni FC Porto. Pada pembuka Liga Europa 25 September 2024, Glimt mengalahkan juara Eropa dua kali itu dengan skor 3-2. Meski sempat tertinggal, tuan rumah membalikkan situasi dan mempertahankan keunggulan di Aspmyra.

Di perempat final Liga Europa 2024/25, Glimt menang 2-0 pada leg pertama di Aspmyra melawan Lazio. Laga tersebut diwarnai cuaca bersalju dan jadi contoh nyata bagaimana permukaan sintetis menjinakkan cuaca tanpa menghentikan pertandingan.

Kemudian ada juga hasil negatif yang didapat oleh timnya bek Timnas Indonesia, Mees Hilgers. Pada laga Liga Europa Februari 2025 lalu, Bodo Glimt menang telak 5-2 atas Twente. Mees bernasib apes karena mencetak gol bunuh diri pada injury time babak kedua.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL