
Bola.net - Olimpiade Tokyo 2020 akan digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021 dan akan diikuti oleh 206 negara peserta dan ratusan atlet. Salah satunya adalah Masomah Ali Zada, yakni pembalap sepeda putri asal Afghanistan.
Ali Zada menjadi sorotan karena ia merupakan atlet putri berhijab dan akan mewakili Tim Pengungsi untuk cabang olahraga (cabor) balap sepeda jalan raya di Olimpiade kali ini. Ia pun sudah menggeluti olahraga ini selama delapan tahun terakhir.
Lewat kanal YouTube UCI pada Selasa (8/6/2021) lalu, Ali Zada pun meyakini bahwa dirinya satu-satunya perempuan asal Afghanistan dalam sejarah yang akan mengikuti Olimpiade di cabor balap sepeda.
Dalam menekuni balap sepeda yang ia cintai ini, Ali Zada pun harus berjuang keras serta melewati banyak rintangan dan tekanan sosial. Seperti apa sih kisahnya? Berikut ulasannya.

Perjuangan Ali Zada sangat panjang demi bisa berlaga di ajang olahraga paling bergengsi di dunia tersebut. Atlet berusia 24 tahun ini pun tak menyangka bahwa bersepeda bisa memicu masalah bagi dirinya di Afghanistan.

Di tanah kelahirannya, Ali Zada pernah dilempari batu dan diserang secara fisik karena berani mengenakan pakaian olahraga dan mengayuh sepeda di depan umum.

Tahun pertama ketika dirinya mulai bersepeda, Ali Zada juga sempat mendapat pukulan seseorang dari dalam mobil. Hal mengerikan serupa pun dialami atlet putri Afghanistan lainnya.

Akhirnya, Ali Zada pun terpaksa meninggalkan Afghanistan pada 2017 usai mendapatkan banyak tekanan dari masyarakat sekitar, termasuk keluarganya sendiri.

Ali Zada akhirnya mencari suaka di Prancis, dan berhasil menyabet gelar sarjana teknik sipil selama berkuliah dua tahun di Lille. Ia juga tetap bersepeda selama berkuliah di sana. Pengalaman berat telah membawanya menjadi pribadi yang lebih percaya diri.

Ali Zada pun terpilih sebagai penerima beasiswa solidaritas dari Komite Olimpiade Nasional (IOC) dan dipercaya untuk mengikuti Olimpiade Tokyo 2020. Ia saat ini tengah menjalani latihan di UCI World Cycling Center di Aigle, Swiss, sebelum terbang ke Jepang.

Sang pelatih, Jean-Jacques Henry, menyatakan bahwa Ali Zada merupakan pembalap sepeda jalan raya putri terbaik yang pernah dihasilkan Afghanistan. Ia juga mengaku terkesan atas kemajuan pesat sang anak didik.

Ali Zada pun akan menghadapi 25 peserta tim trial jalan raya putri pada 28 Juli mendatang. Ia akan menempuh jalur sejauh 22,1 km dan itu akan jadi pengalaman perdananya berlomba di nomor time trial Olimpiade Tokyo 2020.

Membawa misi kemanusiaan, Ali Zada pun ingin semua perempuan di Afghanistan memilih hak untuk bersepeda.
Disadur dari: Bolacom (Ikhwan Yanuar Harun, Bagaskara Lazuardi) | Dipublikasi: 17 Juli 2021 | Sumber tambahan: YouTube UCI
Video: Alasan Logo Tim Indonesia Berganti untuk Olimpiade Tokyo 2020
Baca Juga:
- Saksikan Live Streaming Keseruan Olimpiade Tokyo 2020 Hanya di Vidio
- Jadwal dan Live Streaming Sepakbola Wanita Olimpiade Tokyo 2020, Rabu 21 Juli di Vidio
- Video: Momen Keberangkatan 13 Atlet Indonesia dari 5 Cabang Olahraga ke Olimpiade Tokyo
- Video: Presiden Arema FC Janjikan Bonus Rp500 Juta untuk Peraih Medali Emas Olimpiade
- Video: Tonton Indosiar untuk Jadi Saksi Serunya Olimpiade Tokyo 2020
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Raja Okto Ketum yang Sah, Pemerintah Minta PB ISSI Hentikan Polemik
Olahraga Lain-Lain 20 Oktober 2020, 10:23
-
Letizia Paternoster, Cyclist Muda dan Cantik dari Italia
Bolatainment 14 Juni 2020, 02:14
-
Balap Sepeda Indonesia Raih Emas Lewat Aiman Cahyadi di SEA Games 2019
Olahraga Lain-Lain 5 Desember 2019, 14:15
LATEST UPDATE
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
























KOMENTAR