
Bola.net - Direktur Balap Motor Pirelli, Giorgio Barbier, menyatakan bahwa pihaknya berharap bisa mencari kompromi terbaik dengan MotoGP pada 2027 demi menghindarkan para pembalap dari penalti waktu akibat pelanggaran aturan tekanan ban yang diberlakukan sejak 2024.
Saat ini, Michelin masih berperan sebagai pemasok ban MotoGP, dan akan digantikan Pirelli pada 2027. Sejak 2024, Michelin menegaskan semua pembalap harus mematuhi batas minimum ban depan 1,9 bar atau 27,6 psi, dan batas minimum ban belakang 1,7 bar atau 24,7 psi.
Pembalap harus mempertahankan tekanan bannya pada jangkauan ini setidaknya selama 60% dari durasi balapan. Jika melanggar, maka si pembalap akan dihukum mundur 8 detik dalam Sprint dan 16 detik dalam Grand Prix. Aturan ini pun dinilai mengurangi esensi kompetisi di MotoGP.
Superbike Punya Tes Sendiri untuk Jajal Tekanan Ban
Beberapa pembalap melakukan taktik tertentu agar menghindari penalti waktu akibat tekanan ban ini, salah satunya Marc Marquez. Rider Spanyol ini beberapa kali kedapatan sengaja membuntuti para rivalnya alih-alih menyalip, demi menjaga tekanan ban dalam jangkauan 'legal', dan baru menyerang pada lap-lap terakhir.
Pirelli, yang juga merupakan pemasok ban WorldSBK, dikenal tak punya kendala tekanan ban sejauh ini. "Kami peka terhadap tekanan ban. Superbike adalah yang pertama memperkenalkan pengujian tekanan ban," ungkap Barbier dalam wawancaranya dengan GPOne pada Sabtu (8/3/2025).
"Start dengan tekanan rendah mungkin memberikan keuntungan awal dalam daya cengkeram, tetapi juga menyebabkan degradasi lebih cepat," lanjutnya. Namun, Barbier tak memungkiri bahwa MotoGP memiliki lebih banyak variabel dan parameter yang harus dipertimbangkan ketimbang superbike.
Lebih Baik Fokus Konsumsi Ban Ketimbang Tekanan Ban
MotoGP memiliki perangkat aerodinamika dan ride-height device, yang menurut Barbier sangat berdampak negatif pada suhu ban. Hal inilah yang ingin dibenahi Pirelli, agar pembalap dan pabrikan tidak perlu mencemaskan pelanggaran tekanan ban dan bisa lebih fokus pada konsumsi ban.
"Saat ini, para pabrikan harus melindungi diri mereka sendiri dengan aturan yang ketat. Kami sendiri telah dikritik karena memiliki ban berperforma tinggi yang juga cepat menurun. Namun, saya lebih memilih itu daripada harus terus-menerus menyesuaikan tekanan ban," tutur Barbier.
"Ini memang merupakan pilihan-pilihan yang harus diambil. Jelas bahwa sejauh ini, langkah-langkah yang dilakukan (oleh Michelin) sudah tepat demi tingkat keselamatan. Namun, pengelolaan aturannya telah menjadi sebuah masalah," pungkasnya.
Sumber: GPOne
Baca Juga:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Prediksi Timnas Indonesia U-22 vs Mali 18 November 2025
Tim Nasional 17 November 2025, 17:54
-
Pertahanan Solid Persib Bandung Jadi Kunci Sukses di BRI Super League dan Pentas Asia
Bola Indonesia 17 November 2025, 17:48
-
Timnas Spanyol Menggila! Belum Terkalahkan di 30 Laga Sejak Awal 2023
Piala Dunia 17 November 2025, 17:05
-
Berubah Pikiran, Manchester United Bakal Lepas Joshua Zirkzee di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:40
-
Eks Chelsea Ini Bakal Gabung Manchester United di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:22
-
Nasib Tragis 2 Raksasa Afrika: Ketika Nigeria dan Kamerun Gagal ke Lolos Piala Dunia 2026
Piala Dunia 17 November 2025, 16:20
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR