
Bola.net - Pembalap Ducati Lenovo Team, Marc Marquez, menyebut ang adik, Alex Marquez, sebagai rival utamanya dalam memperebutkan gelar dunia MotoGP 2025. Hal ini ia nyatakan usai keduanya lagi-lagi finis 1-2 di sesi kualifikasi, balapan Sprint, dan balapan Grand Prix di Termas de Rio Hondo, Argentina, 15-16 Maret 2025.
Pada balapan utama pada Minggu (16/3/2025), Marc start dari pole dan langsung memimpin, diikuti Alex dan Pecco Bagnaia. Bagnaia segera tertinggal setelah tersalip Franco Morbidelli, yang uniknya juga tak sanggup menyamai ritme Marquez Bersaudara. Sejak itu, perebutan kemenangan hanya dijalani oleh Marc dan Alex.
Pada Lap 4, Marc tiba-tiba melebar di Tikungan 1 dan tersalip oleh Alex. Marc pun menyatakan ini murni kesalahan, bukan karena ia sedang menjalankan strategi tekanan ban seperti di Thailand. Marc pun kesulitan menyamai kecepatan Alex, dan sempat terpikir untuk menyerah demi sekadar finis kedua.
Kakak Tak Harus Ngalah kepada Adik

Ketika ditanya apakah kakak harus mengalah kepada adiknya, Marc pun membantah. Menurutnya, persaingannya dengan Alex sudah sengit sejak mereka bukan anak-anak lagi. "Tidak selalu. Ketika Anda melewati usia 20 tahun, 22 tahun, maka kami jadi setara!" ujarnya dalam jumpa pers usai balap.
"Namun, hari ini saya sangat terkesan dengan gaya balap Alex. Dia berkendara dengan sangat mulus. Saya tahu, ketika benar-benar yakin, dia mampu memenangkan gelar dunia, seperti yang dia lakukan di Moto3 dan Moto2. Jadi, pada akhirnya, dia adalah pesaing utama untuk gelar dunia," lanjutnya.
Kini, Marc makin kokoh di puncak klasemen pembalap dengan koleksi 74 poin. Namun, dengan 20 seri tersisa, ia 'hanya' unggul 16 poin dari Alex. Delapan kali juara dunia ini mengaku dirinya harus kelewat ngotot demi mengejar Alex dan mengambil banyak risiko dalam balapan ini.
Sebut Alex Marquez Ada di Level Berbeda
Ngototnya Marc dalam memburu kemenangan dan mengalahkan Alex pun terlihat jelas ketika ia harus melakukan aksi 'save' di Tikungan 11 pada Lap 17 dan Tikungan 5 pada Lap 20 karena nyaris jatuh dan kecelakaan. Namun, Marc akhirnya bisa menyalip Alex pada Lap 21 dan menang.
"Pada suatu waktu, saya sempat berpikir finis di posisi kedua karena dia berkendara dengan mulus, sangat baik, selalu menjaga kecepatan di tikungan. Bannya tak sampai aus. Saya pun bilang, 'Oke, hari ini dia di level yang berbeda.' Namun, akhirnya saya berhasil bertahan," tutur Marc.
"Saya ambil banyak risiko, mungkin terlalu banyak di beberapa momen. Namun, saya senang bisa pulang dengan 37 poin lagi dan tetap menjaga atmosfer yang sangat baik di dalam garasi, karena Ducati Lenovo Team melakukan pekerjaan luar biasa. Selain itu, juga atmosfer di dalam keluarga kami," pungkasnya.
Sumber: MotoGP
TAG TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Real Madrid Siap Ambil Risiko? Xabi Alonso Pertimbangkan Transfer Striker West Ham
Liga Spanyol 17 November 2025, 21:07
-
Prediksi Timnas Indonesia U-22 vs Mali 18 November 2025
Tim Nasional 17 November 2025, 17:54
-
Pertahanan Solid Persib Bandung Jadi Kunci Sukses di BRI Super League dan Pentas Asia
Bola Indonesia 17 November 2025, 17:48
-
Timnas Spanyol Menggila! Belum Terkalahkan di 30 Laga Sejak Awal 2023
Piala Dunia 17 November 2025, 17:05
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR