Keputusan tidak diterima Yasir Mahmud. Dalam musprov, saat agenda pemilihan ketua, mereka memilih walk out (WO). Sehingga, dari catatan panitia, ada 40 klub peserta yang memutuskan tinggal dan semuanya memilih Subhan.
Pihak Yasir memilih walk out karena menilai musprov tersebut sudah tidak demokratis lagi. Mereka tidak menerima hasil tersebut dengan alasan musyawarah itu tidak sah karena terdapat sejumlah kecacatan.
“Mekanisme pelaksanaan musprov itu tidak sah karena banyak sekali pelanggaran yang dilakukan panitia dan pimpinan sidang. Di dalam ruang siang banyak sekali gambar salah satu kandidat, pimpinan sidang juga menggunakan pin bergambar kandidat itu,” ujar Fahmi, yang menjadi juru bicara tim sukses Yasir dalam jumpa pers di La Galigo, Senin (25/2) sore.
“Petunjuk Pelaksana (Juklak) musprov IMI yang dikeluarkan PP IMI tidak dilaksanakan. Ternyata, semua peserta tidak mendapatkan juklak ini. Padahal harusnya dibagikan sebelum musprov. Saya dapat ini setelah terjadi chaos saat musprov,” ujarnya.
“40 suara yang mereka klaim itu juga tidak jelas dari klub mana. Karena kami yang keluar itu lebih dari 30 klub, sementara klub yang memiliki hak suara adalah 64, jadi dari mana mereka dapatkan suara itu? Makanya, kami katakan musprov itu tidak sah karena mekanismenya tidak sesuai dengan aturan,” lanjutnya.
Fahmi menjelaskan bahwa berdasarkan Juklak Musyawarah Provinsi IMI nomor 130/IMI/SK-Organ/A/X/2012 dan ditandatangani oleh Nanan Soekarna tanggal 1 Oktober 2012 itu, menjelaskan tahapan dan mekanisme musprov.
“Tapi, sepertinya pimpinan sidang ingin segera menyudahi musprov sehingga ada tiga tahapan yang dilewati. Dalam juklak disebutkan untuk agenda Pleno II, setelah mendengarkan laporan pengurus demisioner dilanjutkan dengan tahapan pembentukan komisi-komisi, lalu rapat komisi, dan mendengarkan hasil rapat komisi. Nah, ketiga tahapan itu dihilangkan dan tapi langsung pemilihan ketua,” ujarnya.
Fahmi juga menilai bahwa klub yang menjadi tim sukses Yasir Mahmud tidak diakomodir saran dan pendapatnya. Ia menuding pimpinan sidang tidak netral. Kubu Yasir pun berniat berniat untuk mengajukan hal tersebut kepada Pengurus Pusat (PP) IMI. Mereka meminta agar dilakukan musprov ulang.
“Kami menilai mereka melakukan kecurangan secara sistematis. Hasil musprov itu tidak sah. Kami akan menyurat ke PP IMI dan menceritakan kronologisnya seperti apa. Kami meminta dilaksanakan musprov ulang,” ujarnya.
Fahmi menegaskan, langkah yang mereka ambil ini bukan menyerang Subhan Aksa. Tapi, mereka hanya meminta agar pelaksanaan musprov berjalan dengan mekanisme yang sebenarnya.
“Bukan persoalan suka atau tidak suka dan kalah atau menang. Kalaupun kita kalah, tidak jadi masalah asalkan dilakukan secara adil dan fair. Bukan personalnya yang kita persoalkan, tapi mekanismenya,” tutupnya. (nda/kny)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kubu Yasir Mahmud Minta Musprov IMI Sulsel Diulang
Otomotif 25 Februari 2013, 20:30
-
Settingan Tak Bermasalah, Rio Haryanto Siap Hadapi GP2 2013
Otomotif 25 Februari 2013, 15:30
-
Settingan Bermasalah, Rio Haryanto Siap Hadapi GP2 2013
Otomotif 25 Februari 2013, 15:30
-
Settingan Bermasalah, Rio Haryanto Siap Hadapi GP2 2013
Otomotif 25 Februari 2013, 15:15
-
Tiba di Spanyol, Rio Haryanto Adaptasi dengan Mobil Baru
Otomotif 20 Februari 2013, 21:00
LATEST UPDATE
-
Waduh! Punya Senjata Ilegal, Karim Adeyemi Kena Penalti Rp8,7 Miliar
Bolatainment 18 November 2025, 12:50
-
Terbukti Main Lebih Solid, Sudah Waktunya Portugal Berpisah dengan Cristiano Ronaldo?
Piala Dunia 18 November 2025, 11:53
-
Intip Deretan Fighter BYON Combat Showbiz 6: Tayang Akhir Pekan ini di Vidio
Olahraga Lain-Lain 18 November 2025, 11:50
-
Loh? MU Putuskan Tidak Beli Gelandang di Januari 2026?
Liga Inggris 18 November 2025, 11:45
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55




















KOMENTAR