- Pembalap Ducati Corse, Jorge Lorenzo menyatakan dirinya tak pernah putus asa dalam usahanya menjinakkan Desmosedici, meski sempat 1,5 musim harus menderita paceklik kemenangan di MotoGP. Di lain sisi, ia juga mengakui bahwa proses adaptasinya tak mudah.
Usai sembilan musim membela Yamaha, Lorenzo pindah ke Ducati pada awal 2017. Ia harus menunggu sampai MotoGP Mugello, Italia 2018 untuk meraih kemenangan perdananya dalam seragam merah. Kini, usai meraih dua kemenangan tambahan, ia justru tengah sengit memperebutkan peringkat runner up dengan Andrea Dovizioso dan Valentino Rossi.
Sayangnya, kemenangan itu datang terlambat. Tepat sebelum naik ke puncak podium, ia telah menandatangani kontrak dengan Repsol Honda untuk musim 2019-2020, usai CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali menyebutnya sebagai 'juara dunia yang tak sanggup memaksimalkan potensi Desmosedici'.
Tak Punya Beban
Por Fuera tak membantah bahwa awal musim ini berjalan berat. Usai mematahkan rekor catatan waktu di uji coba Sepang, performanya kembali terjun bebas sejak uji coba Thailand. Lorenzo sempat frustrasi saat menjalani balapan di Austin, Amerika Serikat, saat ia dikalahkan dua rider Ducati lainnya, Tito Rabat dan Jack Miller.
"Saya telah melakukan segalanya demi kembali ke papan atas, tapi usaha apa pun yang saya lakukan selalu bertabrakan dengan realita. Saya merasa ada yang salah pada motor. Tapi kami memutuskan mengubah sesuatu karena saya benar-benar kelelahan, terutama lengan saya," ujar lima kali juara dunia ini kepada Crash.net.
"Tapi seperti yang selalu saya bilang, dalam karier ini saya telah meraih jauh lebih banyak hal dibanding yang saya inginkan saat kecil. Jadi apa pun yang terjadi di masa depan bagaikan hadiah. Jadi saya tak punya beban, saya hanya ingin bekerja dan bertarung. Saya tahu cepat atau lambat momen baik akan datang," ungkapnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Hasil Latihan Kedua MotoGP Aragon 2018: Marquez Asapi Ducati
Otomotif 21 September 2018, 20:10
-
Hasil Latihan Pertama MotoGP Aragon 2018: Empat Ducati Berkuasa
Otomotif 21 September 2018, 16:05
-
Petrucci: Kalau Mau, Lorenzo Bisa Tetap di Ducati
Otomotif 21 September 2018, 14:30
-
Lorenzo Akui Tak Pernah Putus Asa Jinakkan Ducati
Otomotif 21 September 2018, 12:45
-
Marquez: Rivalitas Justru Buat Dovizioso-Lorenzo Makin Garang
Otomotif 21 September 2018, 10:55
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55


























KOMENTAR