
Bola.net - Menjelang MotoGP 2024, ada keresahan yang menghantui para rider, yakni banyaknya jumlah balapan yang akan digelar musim depan. Mereka ingin jumlah balapan dikurangi. MotoGP 2024 akan menggelar 22 seri, yang berarti akan ada 44 balapan, yakni 22 Sprint dan 22 Grand Prix.
Sejak awal digagas, Sprint memicu amarah para rider karena Dorna Sports dan FIM tak berdiskusi dengan mereka terlebih dahulu. Selain itu, Sprint dianggap menuntut fisik dan mental pembalap, sehingga mereka berisiko melakukan kesalahan lebih besar di lintasan, yang memicu cedera.
Sepanjang 2023, ada 358 kecelakaan di kelas para raja yang dialami 29 rider. Selain itu, terhitung 14 dari 22 pembalap reguler mengalami cedera parah akibat kecelakaan hebat. Tak hanya itu, dari 20 seri yang digelar, MotoGP tak pernah diikuti formasi lengkap akibat banyak rider yang absen.
Berikut pernyataan para pembalap MotoGP yang memprotes jumlah balapan yang dinilai terlalu banyak, seperti yang dilansir dari Motorsport Total dan GPOne.

Marc Marquez: "Sprint bagus untuk pertunjukan dan bisa lebih menarik daripada balapan utama. Menurut saya, balapan-balapan utama terlalu panjang. Pada pertengahan balapan, ada banyak lap di mana tak banyak hal yang terjadi. Sprint lebih baik. Namun, ada terlalu banyak balapan bagi para rider. Kebanyakan rider berharap Sprint digelar setengah musim. Namun, tampaknya kami akan tetap harus menjalani Sprint di semua tempat tahun depan. Anda harus memahami berapa banyak cedera yang terjadi di Sprint tahun ini, terutama saat start. Semua orang menyerang karena hanya ada sedikit kans untuk memperbaiki posisi."
Jorge Martin: "Bagi saya, Sprint fantastis. Namun, menurut saya, Sprint juga jauh lebih menuntut fisik ketimbang balapan pada Minggu. Jika Anda menjalani balapan pada Sabtu, maka Anda harus full attack pada Jumat. Terkadang, Anda tidak siap untuk itu. Itulah alasan mengapa banyak kecelakaan. Jika ada start lebih banyak, risiko pun meningkat. Solusi satu-satunya adalah mengurangi jumlah balapan."

Joan Mir: "Jika dilihat dari tingkat keselamatan, format baru ini tidak bekerja dengan baik. Kami harus memperbaikinya. Format baru ini juga memastikan bahwa para pembalap harus mencapai potensi penuhnya pada Jumat, sehingga nyaris tak ada waktu untuk mempersiapkan diri dengan tenang."
Pecco Bagnaia: "Saya rasa Sprint cukup baik. Namun, mungkin bakal lebih baik jika mereka sedikit mengurangi jumlah balapan. Tentu saja dengan lebih banyak balapan akan ada lebih banyak peluang kecelakaan dan cedera. Makin banyak balapan yang kami jalani, persentase cedera juga makin tinggi."
Aleix Espargaro: "Saya tidak suka jadwal ini dan kalender balapnya. Banyaknya cedera bukanlah kebetulan. Di setiap rapat Safety Commission, semua rider meminta balapan dikurangi. Kami ini bukan robot. Saya punya hidup yang sangat baik. Saya tiba dengan jet pribadi pada Kamis. Namun, para mekanik datang ke sirkuit pada Selasa dan pulang pada Senin. Mereka tak punya gaji yang baik. Mereka harus mencari keseimbangan."

Franco Morbidelli: "Sprint di setiap akhir pekan terasa sangat berat. Formula 1 bahkan tak melakukannya. Selain itu, mereka duduk di dalam mobil. Bagi kami, Sprint jauh lebih menuntut fisik, berbahaya dan berisiko. Sprint harus direduksi."
Fabio Quartararo: "Ini (banyaknya cedera) bukan kebetulan. Ini masalah besar. MotoGP olahraga berbahaya, dan sebagai pembalap, saya bisa jamin bahwa Anda lebih lelah menjalani Sprint ketimbang Grand Prix. Motor kami semakin menuntut fisik dan saya rasa tak perlu ada Sprint di setiap seri. Kami tak boleh melanjutkan langkah ini. Entah apa yang dipikirkan rider lain, tapi bagi saya ini tidak tepat. Mau 42 atau 44 balapan, tak ada bedanya. Sangat disayangkan kami harus menjalani semua balapan ini tanpa pernah melihat grid yang utuh. Ini memalukan."
Sumber: Motorsport Total, GPOne
Baca juga:
- Pol Espargaro Soal Alasan Balik ke Repsol Honda: Fisik Saya Sudah Tak Sanggup
- Ngotot Ingin Punya 6 Rider, KTM Pede Turunkan 3 Tim di MotoGP 2025: Banyak Manfaatnya!
- Ducati Kecewa Dituduh Anak Tirikan Jorge Martin agar Tak Juarai MotoGP 2023
- Menang Pakai 2 Motor Berbeda, 3 Rider MotoGP Bakal Berebut Rekor Bergengsi pada 2024
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Macam-Macam Protes Rider MotoGP Soal Sprint: Kewalahan, Minta Balapan Dikurangi
Otomotif 11 Desember 2023, 15:19
-
Pol Espargaro Soal Alasan Balik ke Repsol Honda: Fisik Saya Sudah Tak Sanggup
Otomotif 11 Desember 2023, 14:00
-
Ngotot Ingin Punya 6 Rider, KTM Pede Turunkan 3 Tim di MotoGP 2025: Banyak Manfaatnya!
Otomotif 11 Desember 2023, 13:08
-
Ducati Kecewa Dituduh Anak Tirikan Jorge Martin agar Tak Juarai MotoGP 2023
Otomotif 11 Desember 2023, 12:08
-
Menang Pakai 2 Motor Berbeda, 3 Rider MotoGP Bakal Berebut Rekor Bergengsi pada 2024
Otomotif 11 Desember 2023, 10:42
LATEST UPDATE
-
Diskon Tiket Pesawat untuk Natal dan Tahun Baru, Penerbangan Dimulai 22 Desember 2025
News 17 November 2025, 14:35
-
Nestapa Pecco Bagnaia, Akui 2025 Musim Terburuknya di MotoGP: Tapi Saya Nggak Boleh Marah!
Otomotif 17 November 2025, 14:31
-
Italia Dibantai Norwegia di San Siro, Ini Pengakuan Pahit Locatelli
Piala Dunia 17 November 2025, 13:23
-
Gacor di Timnas Inggris, Harry Kane Lampaui Rekor Gol Pele
Piala Dunia 17 November 2025, 12:26
-
Apakah Portugal Lebih Baik Tanpa Cristiano Ronaldo? Ini Jawaban Roberto Martinez
Piala Dunia 17 November 2025, 12:12
-
Jadwal Live Streaming Formula 1 Las Vegas 2025 di Vidio, 21-23 November 2025
Otomotif 17 November 2025, 11:47
-
Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
Otomotif 17 November 2025, 11:47
-
Otomotif 17 November 2025, 11:47

-
Akhirnya! Lisandro Martinez Bakal Comeback di MU Pekan Ini?
Liga Inggris 17 November 2025, 11:44
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR