Sepanjang musim itu, Stoner meraih delapan podium, termasuk empat kemenangan. "Ketika kami menggunakan sasis karbon pada tahun 2009, saya yakin kami punya motor terbaik di MotoGP. Sayang, saya tak bisa turun penuh musim itu. Tapi menurut saya, sejak MotoGP Catalunya, motor kami begitu menakjubkan," ujarnya kepada Crash.net.
Sejak turun di MotoGP pada tahun 2003, Ducati lahir dengan sasis baja hingga 2008, yakni sebelum mereka beralih ke sasis karbon pada 2009. Stoner yakin serat karbon merupakan senjata ampuh bagi Ducati, namun pabrikan Italia itu menggantinya dengan sasis aluminium sejak 2011 demi menghapus kesulitan yang dialami Valentino Rossi.
Casey Stoner
"Motor kami begitu impresif, dan ini merupakan sasis karbon. Jadi potensi kami sangat tinggi, namun menemukan setup yang tepat sedikit lebih sulit. Segalanya berubah setelah saya pergi. Saya masih merasa serat karbon kami belum dimanfaatkan dengan baik, masih ada potensi besar yang harus digali," ujar Stoner yang pekan lalu mengendarai Desmosedici GP15 dengan sasis aluminium di Sepang, Malaysia.
"Sulit membandingkannya, karena ada banyak perubahan. Saya rasa ada alasan bagus mengapa Ducati masih menggunakan swingarm karbon, karena karbon punya potensi besar. Kami menginginkan sasis yang bagus untuk menjalani musim secara penuh, dan aluminium akan memberi Anda sedikit lebih banyak feedback dan pondasi yang lebih baik sepanjang musim," tutup Stoner. [initial]
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
'Stoner Malah Bakal Bikin Iannone-Dovizioso Tertekan'
Otomotif 10 Februari 2016, 14:30
-
Stoner: Desmosedici Motor Terbaik di MotoGP 2009
Otomotif 10 Februari 2016, 11:30
-
Stoner: Saya Tak Pernah Berniat Tinggalkan Ducati
Otomotif 6 Februari 2016, 16:30
-
'Biasanya Introvert, Casey Stoner Kini Lebih Santai'
Otomotif 6 Februari 2016, 13:15
-
'Jika Stoner Ingin Balapan, Ducati Tak Boleh Menolak'
Otomotif 5 Februari 2016, 15:15
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55


























KOMENTAR