Sir Gareth Southgate, Pelatih Ketujuh yang Menerima Gelar Kebangsawanan dari Kerajaan Inggris

Sir Gareth Southgate, Pelatih Ketujuh yang Menerima Gelar Kebangsawanan dari Kerajaan Inggris
Ekspresi kegembiraan pelatih Inggris, Gareth Southgate usai membawa The Three Lions mengalahkan Belanda dan lolos final Euro 2024. (c) AP Photo

Bola.net - Setiap gelar kebangsawanan selalu membawa kisah besar yang lebih bermakna dari sekadar deretan piala. Gareth Southgate kini resmi menyandang gelar 'Sir' setelah Kerajaan Inggris menganugerahinya gelar kehormatan pada Rabu (25/6) lalu.

Penganugerahan tersebut dilakukan dalam sebuah seremoni di Kastil Windsor. Gelar ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya di dunia sepak bola, meskipun Southgate belum berhasil mempersembahkan trofi bagi Timnas Inggris.

Namun, sebagaimana halnya banyak cerita lain, angka dan medali tak selalu cukup untuk menjelaskan. Dalam konteks ini, kisah Southgate adalah tentang mengubah arah sejarah, memperbaiki citra yang sempat tercoreng.

Southgate tercatat sebagai pelatih ketujuh yang menerima gelar kebangsawanan. Namanya kini sejajar dengan para legenda seperti Sir Alf Ramsey, Sir Matt Busby, Sir Alex Ferguson, dan Sir Bobby Robson.

1 dari 2 halaman

Ksatria Tanpa Mahkota

Ekspresi kegembiraan pelatih Inggris, Gareth Southgate usai membawa The Three Lions mengalahkan Belanda dan lolos final Euro 2024. (c) AP Photo

Ekspresi kegembiraan pelatih Inggris, Gareth Southgate usai membawa The Three Lions mengalahkan Belanda dan lolos final Euro 2024. (c) AP Photo

Berbeda dari para pendahulunya, hanya Southgate dan Sir Walter Winterbottom yang menerima gelar ini tanpa pernah menjuarai turnamen besar.

Bagi sebagian pihak, pencapaian ini mungkin akan selalu dipandang sebagai kekurangan dalam catatan karier Southgate. Ia nyaris membawa Inggris juara dalam tiga turnamen besar: semifinal Piala Dunia 2018, final Euro 2020 yang sempat tertunda, dan final Euro 2024.

Namun, selalu ada tembok tak kasatmata yang menghadangnya—tipis, tapi sulit ditembus.

Namun, siapa pun yang hanya menilai dari hasil akhir semata akan melewatkan sesuatu yang lebih mendalam. Southgate tak sekadar hampir meraih trofi; ia nyaris merevolusi sepak bola Inggris. Dan dalam banyak aspek, ia telah melakukannya.

2 dari 2 halaman

Menyatukan Bangsa yang Terbelah

Pelatih Timnas Inggris, Thomas Tuchel (tengah) memberikan arahan kepada para pemain The Three Lions saat laga melawan Andorra di Kualifikasi Piala Dunia 2026. (c) AP Photo/Joan Monfort

Pelatih Timnas Inggris, Thomas Tuchel (tengah) memberikan arahan kepada para pemain The Three Lions saat laga melawan Andorra di Kualifikasi Piala Dunia 2026. (c) AP Photo/Joan Monfort

Saat Southgate ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Inggris pada akhir 2016, kondisi tim yang diwarisinya jauh dari ideal. Inggris baru saja melewati masa kepemimpinan singkat nan penuh kontroversi bersama Sam Allardyce.

Ketika itu, Timnas Inggris terasa lebih sebagai beban ketimbang kebanggaan. Dukungan suporter mengendur, para pemain tampil dalam tekanan, dan media tak henti-hentinya melontarkan kritik.

Dalam waktu yang relatif singkat, ia menumbuhkan kembali rasa memiliki. Ia membuat para pemain kembali bangga mengenakan seragam Inggris. Ia pun membuka akses lebih luas kepada media dan publik, membangun kepercayaan yang sebelumnya jarang terlihat.

Perubahan itu membuahkan hasil. Inggris melaju hingga semifinal Piala Dunia 2018 di Rusia. Mereka bahkan nyaris juara di Euro 2020, hanya kalah lewat adu penalti dari Italia di Wembley. Di Euro 2024, Southgate kembali mengantar The Three Lions ke final.

Sumber: BBC Sport


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL