Bola.net - Percayalah, nonton bola langsung ke stadion di Indonesia itu asyiknya bukan melihat kejadian di lapangan. Kadangkala paling nancep di otak justru celetukan iseng penonton di sekiling kita.
Kalau pas nonton timnas kalah, celetukan paling klasik seperti ini: Masak dari 275 juta penduduk, cari 11 orang yang jago main bola saja susah.
Islandia yang populasinya 356.000 orang bisa lolos ke Piala Dunia. Angka itu nyaris sama dengan jumlah penduduk gabungan Kecamatan Rungkut dan Tambaksari di Surabaya.
Kroasia yang penduduknya 4,1 juta orang bisa ke final Piala Dunia, bahkan satu pemainnya pernah jadi pemain terbaik dunia. Uruguay yang rakyatnya 3,5 juta orang bisa dua kali juara dunia. Atau Wales dan Makedonia Utara dengan 3,1 juta serta 2,08 juta kepala sanggup tembus ke putaran final Euro 2020. Lha ini Indonesia dengan seperempat miliar lebih orang, sepakbolanya langganan kalah.
Sekilas celetukan itu benar, tetapi kalau dicek fakta lebih cermat sejatinya salah kaprah. Tidak ada korelasi populasi suatu negara dengan prestasi di lapangan bola.
Kalau acuannya jumlah penduduk; China, India, Amerika Serikat, Indonesia, dan Pakistan tentu langganan lolos Piala Dunia. Faktanya dari negara paling banyak penduduk di kolong jagat itu, kecuali Amerika Serikat, hanya pernah dua kali lolos Piala Dunia: China (2002) dan Indonesia (1938) itupun atas nama Hindia Belanda.
Penjelasan yang 'lebih ilmiah' mari tengok survei pernah dilakukan federasi sepakbola dunia (FIFA) pada 2006. Megasurvei itu dinamakan Big Count. Kenapa megasurvei? Karena dilakukan di 207 negara anggotanya ketika itu. FIFA ini lebih besar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kalau PBB anggotanya sekarang 193 negara, FIFA punya 211 negara.
Survei Big Count 2006 hasilnya dirilis 2007. Tema besarnya, total ada sebanyak 270 juta orang bermain sepakbola di seluruh dunia (5 juta di antaranya wasit/ofisial). Naik dari 245 juta orang pada survei Big Count 2000 (5 juta wasit/ofisial).
Mari khusus kita lihat Big Count edisi 2007. Di situ tertera data, jumlah total pemain bola di Indonesia ada 7.094.260 orang. Angka ini dahsyat karena menempatkan negeri kita di posisi ketujuh negara dengan jumlah orang yang memainkan bola paling banyak di dunia. Enam negara di atasnya China, Amerika Serikat, India, Jerman, Brasil, dan Meksiko.
Dalam data ini, Wales dan Makedonia Utara (kita pilih dua negara ini karena bakal tampil di putaran final Euro 2020 beberapa hari lagi) tidak ada apa-apanya dibanding Indonesia. Wales hanya punya 173.550 pemain bola sedangkan Makedonia Utara, negerinya Aleksander yang Agung, hanya memiliki 93.896 pemain bola.
Kalau ditelisik lebih jauh, kita bakal tahu problem penting sepakbola Indonesia.
Dari 7.094.260 pemain bola di Zamrud Khatulistiwa ini, jumlah mereka yang terdaftar (registered player) atau yang digolongkan sebagai profesional, amatir maupun junior tapi serius, jumlahnya hanya 66.960. Sisanya yang 7.027.300 digolongkan sebagai unregistered player (pemain yang hanya kadang-kadang main). Sebutan kasarnya: main bola cuma cari keringat.
Bandingkan dengan Makedonia Utara? Pemain terdaftarnya 22.896 sedangkan yang tidak terdaftar 71.000. Sementara Wales, 67.550 pemain terdaftar dan 106.000 tidak terdaftar. Itu artinya kalau di Indonesia jumlah pemain bola yang serius hanya 0,94 persen dari seluruh orang yang memainkan bola, maka angka di Makedonia Utara dan Wales mencapai 24,3 persen serta 38,9 persen.
Bayangkan, dari jumlah total pemain Indonesia ada di peringkat tujuh dunia, tiba-tiba pada sisi jumlah pemain serius, ndlosor ke peringkat 56 dunia.
Dari survei ini pula Anda akan bisa melihat angka mengejutkan untuk negara seperti Kroasia, Uruguay, juga Islandia.
Dus, ketemu kan mengapa sebaiknya jangan lagi gunakan celetukan jumlah penduduk dengan prestasi sepakbola.
Pelajaran penting dari angka-angka di atas sebenarnya pada bagaimana Indonesia perlu memaksimalkan animo. Jika mengacu piramida pembinaan olahraga, Indonesia tidak ada masalah pada sisi pemassalan.
Problem terletak pada level berikutnya setelah olahraga rekreasi (cari keringat) yaitu participation (klub), performance (kompetisi lokal dan regional) dan excellence (prestasi dunia).
Lalu bagaimana pemecahannya? Rumit! Masalahnya terlanjur lingkaran setan. Animo tinggi tapi terbentur integritas pengelolaan. Ada politik berkelindan dengan olahraga. Belum lagi masalah infrastruktur lapangan, ketiadaan kompetisi berjenjang hingga pembinaan semrawut. Sulit diurai kusutnya.
So, sejenak lupakan dulu problematika sepakbola Indonesia. Sebentar lagi ada pesta bola Eropa 2020 di depan mata.
Mengacu catatan di atas belum tentu Euro 2020 juaranya Rusia, Turki, atau Jerman, tiga negara dengan populasi terbesar di Eropa. Makedonia Utara, Wales dan Kroasia, tiga negara dengan populasi terkecil di putaran final 2020 sewaktu-waktu bisa memberi kejutan. Jenis kejutan yang pernah dilakukan Denmark, negara dengan populasi paling kecil (5,1 juta jiwa) tetapi juara 1992.
Anda pegang siapa? Jangan lupa tuliskan di kolom komentar.
Penulis : Titis Widyatmoko
Video Euro 2020
Baca Ini Juga:
- 12 Anak Emas Roberto Mancini di Timnas Italia: Dari Bernardeschi ke Bonucci
- Jadwal Siaran Langsung Euro 2020 di Televisi Hari Ini, Sabtu 12 Juni 2021
- Hakan Calhanoglu: Luar Biasa Jika Turki vs Italia di Final Euro 2020
- Turki vs Italia Laga Perdana Euro 2020, Senol Gunes: Yakin Turki Bisa Menang!
- 5 Pemain Italia yang Bakal Bikin Turki Menderita
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Termasuk Xavi dan Nani, Ini Para Pencetak Gol Bersejarah di Piala Eropa
Piala Eropa 11 Juni 2021, 23:44 -
Ini yang Harus Kamu Ketahui Tentang Euro 2020
Piala Eropa 11 Juni 2021, 23:37 -
Prediksi Susunan Pemain Turki vs Italia pada Laga Pembuka Euro 2021
Piala Eropa 11 Juni 2021, 23:36 -
Jadwal dan Link Live Streaming Euro 2020: Turki vs Italia
Piala Eropa 11 Juni 2021, 23:15 -
Ini Daftar Pemain Tertua yang Memenangi Kejuaraan Euro
Piala Eropa 11 Juni 2021, 22:10
LATEST UPDATE
-
Diterpa Kritik Tajam, Amorim Pilih Bertahan dan Pasrahkan Nasibnya ke Dewan MU
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 05:59 -
Usai Rabiot, AC Milan Incar Eks Juventus Lainnya untuk Reuni dengan Allegri
Liga Italia 4 Oktober 2025, 05:32 -
Bayern Coba Goda Jurrien Timber, Begini Respon Arsenal
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 05:06 -
Prediksi BRI Super League: Persita Tangerang vs Semen Padang 4 Oktober 2025
Bola Indonesia 3 Oktober 2025, 23:57 -
Cerita Unik Eks Pemain Akademi MU Gunakan ChatGPT untuk Nego Kontrak
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 23:21 -
Apa Alasan Jude Bellingham Tak Masuk Skuad Timnas Inggris Terbaru?
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 22:58 -
Lamine Yamal Lagi-Lagi Cedera Tulang Kemaluan, Barcelona Dibuat Kelimpungan
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 22:35 -
Daftar Skuad Timnas Inggris Terbaru: Tanpa Bellingham, Foden, dan Grealish
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 21:46 -
Blak-Blakan! Ini Pengakuan Antony Soal Perlakuan Tidak Menyenangkan di MU
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 20:55 -
Membership Eksklusif Beauty & Wellness Hadir Lagi di FimelaXclusive Batch 3!
Lain Lain 3 Oktober 2025, 20:02 -
Eliano Reijnders Optimistis Timnas Indonesia Bisa Tembus Piala Dunia 2026
Tim Nasional 3 Oktober 2025, 18:39
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR