
Bola.net - UEFA tengah menghadapi keputusan besar yang bisa mengubah peta sepak bola internasional. Badan sepak bola Eropa itu disebut akan menggelar pemungutan suara untuk menangguhkan Israel dari seluruh kompetisi. Langkah ini muncul di tengah meningkatnya desakan dari berbagai pihak terkait konflik yang terjadi di Gaza.
Sumber yang terkait dengan pembahasan voting itu menyebut mayoritas anggota komite eksekutif UEFA condong mendukung pemungutan suara. Jika disetujui, tim nasional dan klub-klub Israel tidak akan bisa tampil di ajang Eropa maupun Piala Dunia. Situasi ini membuat nasib Israel di panggung sepak bola dunia berada di ujung tanduk.
Dampak keputusan UEFA tentu akan sangat besar bagi Israel. Timnas Israel dijadwalkan melanjutkan kualifikasi Piala Dunia dua pekan mendatang melawan Norwegia dan Italia. Jika sanksi benar diberlakukan, jadwal itu bisa batal dan memberi dampak pada format kualifikasi.
Meski begitu, kepastian dukungan FIFA terhadap langkah UEFA masih diragukan. Hubungan erat Presiden FIFA, Gianni Infantino, dengan mantan Presiden AS Donald Trump, disebut menjadi salah satu faktor yang bisa memengaruhi sikap organisasi sepak bola dunia tersebut.
Tekanan Semakin Kuat untuk UEFA

Seruan agar Israel dilarang tampil di ajang olahraga internasional terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Desakan itu datang di tengah protes global terkait dampak kemanusiaan dari kampanye militer Israel di Gaza.
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, secara terbuka meminta agar Israel dikeluarkan dari kompetisi olahraga internasional. Ia menegaskan langkah itu perlu dilakukan, sama seperti Rusia yang dilarang setelah invasi ke Ukraina pada 2022. Pernyataan ini menambah tekanan politik kepada UEFA.
Selain itu, tujuh pakar independen yang bekerja dengan Dewan Hak Asasi Manusia PBB juga mendesak FIFA dan UEFA mengambil sikap tegas. Mereka menilai Israel harus ditangguhkan dari semua ajang internasional karena alasan kemanusiaan.
UEFA dan presidennya, Aleksander Ceferin, disebut mulai menunjukkan sikap lebih keras. Dalam laga Piala Super UEFA di Udine bulan lalu, muncul spanduk “Hentikan Pembunuhan Anak-Anak. Hentikan Pembunuhan Warga Sipil” yang ditujukan ke Israel. Hal itu dianggap sebagai sinyal awal dari perubahan sikap UEFA.
Kritik internasional terhadap Israel semakin deras seiring laporan Dewan HAM PBB yang menuduh Israel melakukan genosida di Gaza. Situasi ini menambah urgensi bagi UEFA untuk mengambil keputusan cepat.
FIFA Masih Ragu Dukung Sanksi

Berbeda dengan UEFA, FIFA terlihat belum mengambil sikap jelas terkait kemungkinan sanksi terhadap Israel. Faktor politik diyakini menjadi alasan utama keraguan tersebut.
Presiden FIFA Gianni Infantino dikenal memiliki hubungan dekat dengan Donald Trump. Dukungan pemerintahan Trump sebelumnya berperan besar dalam memastikan kesuksesan Piala Dunia 2026 yang digelar di AS, Kanada, dan Meksiko.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS bahkan menegaskan pihaknya akan berupaya mencegah upaya pelarangan Israel dari Piala Dunia. Hal ini menunjukkan adanya campur tangan politik yang cukup kuat.
Dewan pengatur FIFA dengan 37 anggota, termasuk delapan perwakilan UEFA, dijadwalkan bertemu pekan depan di Zurich. Namun, FIFA menolak berkomentar lebih jauh ketika ditanya soal kemungkinan dukungan terhadap langkah UEFA.
Menariknya, Infantino sendiri minggu ini terlihat bekerja dari kantor cabang FIFA di Trump Tower, Manhattan. Keberadaan ini menambah sorotan publik mengenai kedekatannya dengan kubu Trump yang dikenal pro-Israel.
Israel Berusaha Menghalangi Sanksi

Di sisi lain, Israel tidak tinggal diam menghadapi ancaman sanksi dari UEFA. Pemerintah dan federasi sepak bolanya disebut bekerja intensif di balik layar untuk menghentikan upaya pengusiran mereka.
Menteri Olahraga dan Kebudayaan Israel, Miki Zohar, menyatakan pihaknya sedang melakukan langkah-langkah hati-hati bersama para profesional. “Langkah yang tepat sekarang adalah bertindak secara bertanggung jawab dengan para profesional dan tidak membuat pernyataan, dan beginilah cara semua pihak yang terlibat dalam upaya ini bertindak. Kami akan membahas hal ini nanti,” kata Zohar.
Meski belum ada tim yang secara resmi menolak menghadapi Israel, beberapa federasi mulai menyatakan keberatan. Federasi sepak bola Norwegia misalnya, berjanji menyumbangkan hasil penjualan tiket melawan Israel untuk bantuan kemanusiaan di Gaza.
Gabriele Gravina dari Italia dan Lise Klaveness dari Norwegia, yang duduk di komite eksekutif UEFA, termasuk pihak yang kemungkinan besar akan mendukung sanksi. Namun, presiden federasi Israel, Moshe Zuares, juga memiliki suara di panel tersebut.
Israel sendiri sempat membuat Qatar, sekutu dekat AS dan mediator kunci konflik Gaza, berang setelah melancarkan serangan udara ke Doha awal September lalu. Situasi ini membuat posisi Israel semakin rumit di panggung internasional.
Tekanan publik juga terlihat di stadion. Pada final Liga Champions Mei lalu, fans PSG membentangkan spanduk “Hentikan Genosida di Gaza”. Protes serupa juga muncul saat Maccabi Tel Aviv bertanding di Yunani, menunjukkan resistensi publik terhadap keikutsertaan klub Israel di ajang Eropa.
(AP News)
Baca Juga:
- Jadwal Baru Liga Champions: Kenapa Ada Kick-Off Lebih Awal dan Ada Laga Jumat Dini Hari?
- Kenapa Pekan Ini Hanya Ada Liga Champions dan Tidak Ada Liga Europa? Begini Alasan UEFA
- Waduh, Arsenal Terpaksa 'Ganti Baju' di Liga Champions, Kenapa Nih?
- UEFA Revisi Aturan Liga Champions, Klub Premier League Paling Diuntungkan?!
- Rekap Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa: Mbappe, Haaland, dan Portugal Tunjukkan Taji
- Klub Pertama Kumpulkan Semua Gelar UEFA, Chelsea Dapat Penghargaan Spesial
- Bukan Pemain Juga Bukan Pelatih, tapi Namanya Melekat di Setiap Drawing Liga Champions, Siapa Sebenarnya Giorgio Marchetti?
- Camp Nou Belum Siap? Barcelona Sudah Siapkan Plan B, Plus Dapat Waktu Tambahan dari UEFA
- Segala Hal Tentang Liga Champions 2025/2026: Jadwal Drawing, Daftar Tim Peserta, dan Format Kompetisi
- Segala Hal Tentang Liga Europa 2025/2026: Jadwal Drawing, Daftar Tim Peserta, dan Format Kompetisi
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ide Buruk! FIFA Mungkin Tolak Usulan Perluasan Piala Dunia 2030 Jadi 64 Tim
Piala Dunia 26 September 2025, 21:30
-
UEFA Siap Gelar Voting Untuk Sanksi Israel, Akankah Ikuti Jejak Rusia?
Piala Eropa 26 September 2025, 13:01
-
Jadwal Baru Liga Champions: Kenapa Ada Kick-Off Lebih Awal dan Ada Laga Jumat Dini Hari?
Liga Champions 16 September 2025, 20:46
-
Kenapa Pekan Ini Hanya Ada Liga Champions dan Tidak Ada Liga Europa? Begini Alasan UEFA
Liga Champions 16 September 2025, 20:34
-
Waduh, Arsenal Terpaksa 'Ganti Baju' di Liga Champions, Kenapa Nih?
Liga Champions 16 September 2025, 10:23
LATEST UPDATE
-
Inikah Pengganti Altay Bayindir di Skuad Manchester United di 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 15:31
-
Sesko Cedera, MU Impor Striker Lagi dari Jerman?
Liga Inggris 17 November 2025, 15:18
-
Liverpool Dikabarkan Sudah Buka Negosiasi Untuk Gelandang yang Diincar Man United Ini
Liga Inggris 17 November 2025, 15:07
-
Jadwal Lengkap Turnamen Bulu Tangkis BWF 2025: Ayo, Dukung Indonesia!
Bulu Tangkis 17 November 2025, 15:06
-
Presiden Prabowo Targetkan Produksi Mobil dan Motor Nasional Menuju Indonesia Emas 2045
News 17 November 2025, 14:51
-
Jadwal Lengkap BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 17 November 2025, 14:48
-
Diskon Tiket Pesawat untuk Natal dan Tahun Baru, Penerbangan Dimulai 22 Desember 2025
News 17 November 2025, 14:35
-
Nestapa Pecco Bagnaia, Akui 2025 Musim Terburuknya di MotoGP: Tapi Saya Nggak Boleh Marah!
Otomotif 17 November 2025, 14:31
-
Eks Chelsea Ini Ungkap Dua Biang Kerok yang Bikin Performa Liverpool Terjun Bebas
Liga Inggris 17 November 2025, 14:30
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
























KOMENTAR