Karier sepak bola Matuidi dimulai saat ia bermain untuk klub amatir di wilayah Île-de-France, seperti US Fontenay-sous-Bois dan CO Vincennois. Pada tahun 2000, ia terpilih untuk mengikuti akademi Clairefontaine yang bergengsi. Pada tahun 2004, ia bergabung dengan klub profesional Troyes dan melakukan debut profesionalnya pada musim 2004-2005. Setelah tiga musim bersama Troyes, Matuidi bergabung dengan Saint-Étienne. Bersama Saint-Étienne, ia bermain di kompetisi sepak bola Eropa untuk pertama kalinya setelah berpartisipasi dalam edisi UEFA Cup 2008-2009. Pada musim 2009-2010, ia diangkat menjadi kapten pilihan utama di bawah manajer Alain Perrin.
Pada bulan Juli 2011, setelah empat musim bersama Saint-Étienne, Matuidi pindah ke Paris Saint-Germain yang baru saja diakuisisi oleh Qatar Sports Investments, dengan kontrak tiga tahun. Ia memenangkan enam belas gelar domestik selama bermain untuk klub tersebut, termasuk empat gelar Ligue 1 secara beruntun. Pada tahun 2017, ia bergabung dengan klub Italia, Juventus, dan memenangkan double domestik pada musim pertamanya, diikuti dengan dua gelar juara liga beruntun selama dua musim berikutnya, serta Supercoppa Italiana 2018. Ia juga bermain untuk klub Major League Soccer, Inter Miami, selama dua musim sebelum pensiun pada tahun 2022.
Matuidi adalah mantan pemain internasional Prancis, yang pernah mewakili negaranya di tingkat U-19 dan U-21. Pada Agustus 2010, Matuidi dipanggil untuk pertama kalinya ke tim senior di bawah manajer baru, Laurent Blanc. Ia melakukan debut internasionalnya pada September 2010 dan sejak itu telah mewakili negaranya di dua Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA dan dua Piala Dunia FIFA, dengan meraih medali perak pada Euro 2016 dan medali emas pada Piala Dunia FIFA 2018.
Matuidi lahir dan dibesarkan di Toulouse, Haute-Garonne, dari ayah Angola, Faria Rivelino, dan ibu Kongo, Élise. Rivelino berimigrasi ke Prancis pada usia muda. Matuidi memiliki empat saudara kandung lainnya dan dibesarkan di pinggiran kota Paris, Fontenay-sous-Bois. Ia tertarik dengan sepak bola setelah menonton Paris Saint-Germain dan menjadi pengagum mantan penyerang PSG, Jay-Jay Okocha.
Karier klub Matuidi dimulai ketika ia berusia enam tahun bermain untuk klub kampung halamannya, US Fontenay-sous-Bois. Setelah lima tahun bermain di klub tersebut, ia bergabung dengan CO Vincennes di dekat Vincennes, di mana ia menjadi rekan setim dengan Yacine Brahimi selama setahun. Pada tahun 1999, Matuidi dinilai sebagai salah satu pemain terbaik di wilayah Île-de-France dan kemudian terpilih untuk mengikuti akademi INF Clairefontaine yang bergengsi. Ia berlatih di akademi tersebut selama tiga musim, bermain di sana pada hari kerja sambil bermain untuk Vincennes pada akhir pekan. Pada tahun 2001, Matuidi meninggalkan Vincennes untuk bergabung dengan klub semi-profesional Créteil. Ia menghabiskan satu tahun di akademi remaja klub tersebut dan dengan cepat menjadi salah satu prospek paling dicari klub. Meskipun mendapat tawaran menarik dari juara bertahan Lyon, Matuidi memilih untuk bergabung dengan Troyes, dengan alasan pusat pelatihan klub tersebut. Matuidi memulai karier bersama Troyes dengan bermain di tim cadangan klub tersebut di Championnat de France amateur 2, divisi kelima sepak bola Prancis. Pada November 2004, ia dipanggil ke tim senior oleh manajer Jean-Marc Furlan dan melakukan debut profesionalnya pada 23 November dalam pertandingan Ligue 2 melawan Gueugnon. Matuidi menjadi starter dalam pertandingan tersebut dan bermain lebih dari 60 menit dalam kemenangan 2-1. Penampilan lainnya dengan tim senior dalam musim 2004-2005 hanya terjadi pada 4 Februari 2005 dalam pertandingan liga melawan Guingamp. Matuidi kemudian kembali ke tim cadangan klub untuk sisa musim tersebut, di mana ia membantu tim finis di posisi keenam. Pada musim berikutnya, Matuidi dipromosikan ke tim senior yang sekarang bermain di Ligue 1 secara permanen. Ia menjadi pemain inti di tim tersebut dan terus berkembang sebagai gelandang tengah yang andal.
Follow