BERITA TIMNAS JADWAL KLASEMEN

Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi
Nama Lengkap : Dedi Mulyadi
Tempat Lahir :
Tanggal Lahir : 1974-08-23
Kebangsaan :
Posisi : -
Bermain di Klub : Persitara Jakut

Dedi Mulyadi adalah seorang politisi Indonesia yang pernah menjabat sebagai bupati Purwakarta dari tahun 2008 hingga 2018. Ia lahir di Sukasari, Subang pada tanggal 11 April 1971, sebagai anak termuda dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Sahlin Ahmad Suryana, adalah seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), sedangkan ibunya, Kasiti, adalah seorang aktivis Palang Merah Indonesia. Dedi Mulyadi menikah dengan Anne Ratna Mustika, yang pernah menjadi Miss Purwakarta, dan mereka memiliki tiga orang anak.

Dalam pendidikannya, Dedi Mulyadi menyelesaikan sekolah dasar di SD Subakti pada tahun 1984, sekolah menengah pertama di SMP Kalijati pada tahun 1987, dan sekolah menengah atas di SMA Negeri Purwadadi pada tahun 1990, ketiganya terletak di Subang. Setelah itu, ia pindah ke Purwakarta untuk belajar hukum di sekolah tinggi hukum Purnawarman dan lulus pada tahun 1999.

Karir politik Dedi Mulyadi dimulai pada tahun 1999 sebagai anggota DPRD Purwakarta dari partai Golkar dan daerah pemilihan Tegalwaru. Ia kemudian menjadi wakil sekretaris dan sekretaris hingga akhirnya menjadi ketua cabang Golkar di Purwakarta pada tahun 2004. Pada usia 32 tahun, Dedi Mulyadi menjadi wakil bupati termuda di bawah kepemimpinan Lily Hambali Hasan dari tahun 2003 hingga 2008. Selanjutnya, ia terpilih sebagai bupati Purwakarta pada tahun 2008 dan kembali terpilih untuk masa jabatan kedua pada tahun 2013. Dedi Mulyadi menggantikan Irianto MS Syafiuddin sebagai ketua Golkar di cabang Jawa Barat pada tahun 2016. Ia juga menjadi pasangan calon wakil gubernur Jawa Barat bersama Deddy Mizwar dalam pemilihan gubernur tahun 2018, namun pasangan tersebut kalah. Masa jabatannya sebagai bupati berakhir pada tanggal 13 Maret 2018.

Dedi Mulyadi juga mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dalam pemilihan legislatif tahun 2019 mewakili dapil Jawa Barat VII dari partai Golkar dan berhasil mendapatkan kursi. Ia juga menjadi kepala tim kampanye Jawa Barat untuk Joko Widodo dalam pemilihan presiden Indonesia tahun 2019. Dedi Mulyadi kemudian menyatakan dukungannya terhadap relokasi ibu kota ke Jawa Barat dengan alasan sejarah dan jaringan transportasi yang terintegrasi. Pada bulan Mei 2023, Dedi Mulyadi mengundurkan diri dari Golkar dan bergabung dengan Gerindra untuk persiapan pemilihan tahun 2024.

Selama masa jabatannya, Dedi Mulyadi menghadapi oposisi dari Front Pembela Islam (FPI). Pada tahun 2015-2016, FPI melakukan serangkaian kejahatan kebencian, penggerebekan, dan serangan terhadap pemerintahan Dedi Mulyadi di Purwakarta. FPI menuduh Dedi Mulyadi sebagai musyrik (penyembah berhala) setelah ia memasang patung tokoh-tokoh wayang Sunda di beberapa taman di Purwakarta. FPI juga menuduh Dedi Mulyadi menghina ajaran Islam dengan menggunakan salam Sunda "sampurasun" daripada salam Islam "as-salamu alaykum". Pada bulan Desember 2015, sekitar seratus anggota FPI memeriksa mobil yang melintasi gerbang depan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta Pusat, tempat digelarnya Piala Federasi Teater Indonesia, dengan tujuan menghentikan Dedi Mulyadi hadir dalam acara tersebut.

Back to PROFIL PEMAIN