5 Pelajaran dari Kekalahan Perdana Timnas Indonesia: Rotasi Membawa Petaka, Tembok China Bikin Garuda Merana!

Bola.net - Sebuah pil pahit harus ditelan oleh Timnas Indonesia. Skuad Garuda akhirnya merasakan kekalahan perdana di putaran tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Kekalahan itu didapatkan Timnas Indonesia saat bertandang ke Qingdao. Anak asuh Shin Tae-yong itu menantang sang tuan rumah, China di pertandingan keempat grup C.
Sebelum pertandingan, Timnas Indonesia dijagokan untuk memenangkan pertandingan ini. Namun kenyataan di lapangan tidak demikian.
Skuad Garuda tumbang dengan skor 2-1 di pertandingan ini. Ini menjadi kekalahan pertama Skuad Garuda setelah tiga laga beruntun meraih hasil seri.
Dari kekalahan perdana ini, ada sejumlah hal yang bisa dijadikan pelajaran oleh skuad Garuda untuk terbang lebih tinggi. Apa saja itu? Simak selengkapnya di bawah ini.
Rotasi Membawa Petaka
Hal pertama yang perlu kita bahas adalah pemilihan pemain Shin Tae-yong di laga ini. Jika dibandingkan dengan laga melawan Bahrain, ada empat pergantian pemain yang ia lakukan.
Witan Sulaeman, Asnawi Mangkualam, Shayne Pattynama dan Nathan Tjoe-A-On dimainkan menjadi starter menggantikan Malik Risaldi, Sandy Walsh, Jordi Amat dan Thom Haye.
Sebenarnya rotasi itu merupakan sesuatu yang lumrah di sepak bola. Apalagi jarak antara laga melawan Bahrain dengan China hanya terpaut lima hari sehingga rotasi memang perlu dilakukan.
Kita tahu bahwa Jordi Amat harus dipulangkan karena mengalami cedera, sementara Sandy Walsh juga tidak cukup fit untuk bermain di laga ini. Sehingga Asnawi diplot di wingback kanan, sementara Shayne ditaruh di wingback kiri, sementara Calvin Verdonk ditarik menjadi bek tengah.
Sayangnya keputusan Shin Tae-yong terbukti kurang tepat di laga ini, karena baik Asnawi dan Shayne menjadi titik lemah Timnas Indonesia terutama di babak pertama. Di mana karena kesalahan keduanya, Indonesia harus kebobolan dua gol di laga ini.
Pergantian Jitu
Sadar bahwa ia membuat kesalahan dengan susunan line upnya, Shin Tae-yong membuat keputusan cepat. Di jeda pertandingan ia memasukkan Thom Haye, Marselino Ferdinan dan Rizky Ridho.
Pergantian pemain Shin Tae-yong ini tergolong cukup jitu. Masuknya Haye membuat permainan Indonesia menjadi lebih cair dan lebih tenang, terutama ia berhasil mencetak gol di laga ini.
Ridho pada awalnya sempat kagok di awal-awal babak kedua. Namun seiring berjalannya waktu, Ridho mulai menunjukkan performa yang solid di lini pertahanan Timnas Indonesia.
Satu lagi pergantian jitu yang dibuat Shin Tae-yong di laga ini adalah dengan memasukkan Pratama Arhan di akhir laga. Berkat lemparan ke dalamnya, Indonesia mampu menciptakan gol untuk memperkecil kedudukan di laga ini.
Taktik 'Tembok China' Branko Ivankovic Jadi Malapetaka
Kekalahan Timnas Indonesia di laga ini tidak terlepas dari buah pemikiran dari sosok Barnko Ivanovic.
Pelatih 70 tahun itu secara mengejutkan menurunkan skema pragmatis. Ia benar-benar menumpuk pemainnya di lini pertahanannya dan ketika ada kesempatan melepaskan skema serangan balik.
Taktik ini terbukti jitu. Timnas Indonesia dibiarkan menguasai bola, namun benar-benar dibuat kesulitan untuk membuat peluang bersih ke gawang China, sementara China sekali melakukan serangan balik para pemain Indonesia langsung ketar-ketir.
Perbaiki Transisi dan Disiplin
Meski kalah dari China, Timnas Indonesia meraih sebuah pelajaran yang sangat berharga yaitu pentingnya transisi permainan.
Seperti yang bisa kita saksikan, Timnas Indonesia dibiarkan menguasai bola cukup banyak di laga ini. Alhasil untuk mengimbangi China yang menumpuk pemain, para pemain Indonesia khususnya para bek agak ikut maju ke depan.
Ini jadi penyebab gol kedua China tercipta. Asnawi yang pada saat itu maju untuk membantu serangan telat melakukan transisi sehingga Mees Hilgers harus mengover area yang terlalu luas sehingga China mampu mencetak gol keduanya.
Namun situasi ini sebenarnya bisa dimaklumi, karena sejak babak ketiga ini dimulai, Indonesia selalu melawan tim-tim yang kuat, yang memaksa Skuad Garuda harus bertahan rapat. Indonesia belum pernah berhadapan dengan tim yang parkir bus menghadapi mereka, jadi ini bisa dijadikan pelajaran yang bagus untuk skuad Garuda.
Mentalitas Layak Diapresiasi
Meski kalah di laga ini, ada satu aspek yang bisa kita apresiasi dari Timnas Indonesia. Yaitu soal mental pantang menyerah.
Bermain di kandang lawan dan tertinggal dua gol itu bukan situasi yang mudah bagi tim manapun. Namun Timnas Indonesia sama sekali tidak mengendorkan permainan mereka di babak kedua.
Percobaan demi percobaan terus dibuat sebelum akhirnya mendekati akhir laga Indonesia bisa memperkecil kedudukan berkat gol Thom Haye.
Mental pantang menyerah ini bakal jadi modal berharga bagi Timnas Indonesia bertanding di sisa babak kualifikasi ini. Meski memang untuk mendapatkan hasil yang baik, mental pantang menyerah saja tidak cukup karena dibutuhkan pembenahan di berbagai sektor.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Yang Harus Dibenahi Timnas Indonesia Pasca Dijegal China: Konsentrasi
Tim Nasional 16 Oktober 2024, 23:59 -
Pesan Penyemangat Presiden Jokowi Untuk Timnas Indonesia yang Baru Dikalahkan China
Tim Nasional 16 Oktober 2024, 22:59
LATEST UPDATE
-
Lamine Yamal Cedera Lagi, Hansi Flick Tak Yakin Bisa Tampil di El Clasico
Liga Spanyol 5 Oktober 2025, 01:25 -
Debut Sempurna Senne Lammens: Clean Sheet dan Pujian-Pujian!
Liga Inggris 5 Oktober 2025, 01:10 -
Link Live Streaming Real Madrid vs Villarreal - Nonton La Liga di Vidio
Liga Spanyol 5 Oktober 2025, 01:00 -
Lukai Sang Mantan, Declan Rice Jadi Man of the Match Arsenal vs West Ham
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 23:45 -
Prediksi Lille vs PSG 6 Oktober 2025
Liga Eropa Lain 4 Oktober 2025, 23:39 -
Prediksi Juventus vs AC Milan 6 Oktober 2025
Liga Italia 4 Oktober 2025, 23:36 -
Cetak Gol Lagi, Benjamin Sesko Jadi Man of The Match Laga MU vs Sunderland
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 23:23
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR