Patah, Bangkit, Bersinar: Perjalanan Malik Risaldi yang Sempat Kesulitan Cari Kerja Hingga Jadi Andalan Persebaya

Bola.net - Malik Risaldi kini dielu-elukan sebagai pilar tangguh Persebaya Surabaya. Sosoknya begitu identik dengan kecepatan, ketajaman, dan determinasi tinggi di lapangan. Namun, gemerlap karier yang dia nikmati hari ini tak datang dengan mudah. Ada jalan panjang yang harus ditempuh, penuh tanjakan curam, dan belokan tak terduga.
Bagi Malik, sepak bola bukan sekadar permainan. Ini adalah impian yang tumbuh sejak kecil di sudut Kota Pahlawan, Surabaya. Setiap pagi, dia menendang bola di lapangan tanah, di bawah terik matahari dan sorak riuh teman-temannya. Kedua orang tuanya yang juga mencintai sepak bola, menjadi fondasi kuat yang menanamkan mimpi itu sejak dini. Tak heran, mereka mendaftarkan Malik ke sekolah sepak bola saat usianya masih sangat belia.
Dari situ, jalan Malik mulai terbentuk. Dia melangkah dari satu klub ke klub lain, meniti tangga karier dari akar rumput. Namun, di balik itu semua, ada saat-saat di mana cahaya nyaris padam dan harapan sempat hilang arah. Kisah Malik bukan hanya tentang gol dan kemenangan, tapi juga tentang kekuatan untuk bangkit ketika hidup terasa tak berpihak.
Mimpi yang Tumbuh di Tanah Surabaya
Segalanya berawal dari lapangan sederhana di Surabaya. Malik kecil bukan hanya bermain bola, dia hidup di dalamnya. Dia tumbuh bersama debu dan panasnya siang, berlari mengejar mimpi dengan semangat anak-anak yang belum tahu apa itu kegagalan. Namun, sejak awal, dia sudah tahu apa itu cinta: cinta pada bola, dan cinta dari orang tuanya yang selalu mendukung.
“Saya suka olahraga sejak kecil. Orang tua juga suka sepak bola. Jadi, dari kecil sudah didaftarkan ke SSB oleh orang tua,” ujar Malik dengan senyum hangat mengenang masa itu.
Ketika masuk bangku SMA, langkahnya mulai mengarah ke jalur yang lebih serius. Di kelas 2, dia bergabung dengan Perssu Sumenep, klub amatir yang menjadi gerbang pertamanya ke dunia sepak bola profesional. Ini bukan hanya soal berganti kostum, tapi perubahan besar dalam hidupnya—dari pemain muda biasa menjadi seseorang yang mulai menatap masa depan di sepak bola.
Setelah Perssu, Malik terus bergerak. Dia memperkuat Persegres Gresik United U-21, lalu Persela Lamongan U-21. Setiap klub adalah pelajaran baru. Setiap latihan adalah ujian mental. Setiap seleksi, pertarungan sunyi antara rasa percaya diri dan keraguan. Namun, Malik bertahan. Sebab, bagi dia, mimpi yang sudah dimulai di tanah Surabaya itu tak boleh berhenti di tengah jalan.
Terjatuh di Titik Tergelap
Tahun 2017 menjadi titik balik—bukan ke atas, tapi ke bawah. Setelah memperkuat PS Timah Babel di Liga 2, Malik hanya diberi kesempatan tampil lima kali sebelum akhirnya dicoret. Tidak ada penjelasan panjang, tidak ada kesempatan kedua. Hanya rasa hampa yang tersisa dan perasaan gagal yang sulit ditepis.
Dia pulang ke Gresik dengan hati berat. Dunia yang dulu terasa luas dan penuh kemungkinan, kini seperti menyempit. Malik mencoba bertahan dengan cara lain: melamar pekerjaan, berharap menemukan peran baru ketika sepak bola terasa seperti jalan buntu. Namun, di luar lapangan, tak ada yang mudah. Lamaran demi lamaran ditolak.
“Sudah melamar ke mana-mana, tidak diterima. Terus akhirnya ikut seleksi di Persegres pada 2018 di Liga 2, akhirnya masuk,” ujarnya mengenang dengan mata menerawang jauh.
Titik terendah itu justru menjadi awal yang baru. Ketika tak ada lagi yang bisa diandalkan, Malik kembali ke sepak bola. Dia lolos seleksi di Persegres. Bukan klub besar, tapi cukup untuk menyalakan kembali nyala api yang sempat padam. Di situlah dia belajar bahwa terkadang, kita harus jatuh dulu agar bisa melihat seberapa tinggi kita ingin bangkit.
Dari Kegigihan, Lahir Kemenangan
Setelah bangkit bersama Persegres, rezeki Malik mengalir pelan, tapi pasti. Tahun 2019 menjadi momen penting. Dia dipercaya bermain di Persela Lamongan. Dari sana, kariernya kembali mendaki. Dia bermain penuh semangat, membuktikan bahwa dirinya pantas berada di lapangan profesional.
Kesempatan demi kesempatan datang. Malik kemudian hijrah ke Madura United, tempat di mana dia benar-benar bersinar. Musim 2024/25 adalah musim terbaiknya: 13 gol dan empat assist, membawa Laskar Sapeh Kerrab menjadi runner-up BRI Liga 1. Sebuah pencapaian yang tak terbayangkan di masa-masa kelamnya dulu.
Tak berhenti di situ, performa impresif Malik membuka pintu ke panggung yang lebih besar: Timnas Indonesia. Dia mengenakan seragam merah putih, membela Skuad Garuda di bawah asuhan Shin Tae-yong. Sebuah mimpi yang akhirnya jadi nyata, setelah sekian lama diperjuangkan dengan keringat dan air mata.
“Pada 2017 itu, pas dicoret itu frustrasi. Di rumah enggak ngapa-ngapain dan enggak ada sepak bola, terus melamar kerja muter di Gresik cari lowongan-lowongan, tapi enggak ada yang keterima, akhirnya di sepak bola lagi,” ungkapnya dengan nada penuh syukur.
(Bola.net/Fitri Apriani)
Klasemen BRI Liga 1
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025 Masih Misterius, Erick Thohir Tunggu Regulasi Batasan Usia di Cabor Sepak Bola
- Bukan Asisten Gerald Vanenburg, Terungkap Indra Sjafri Masih Punya Jabatan di PSSI usai Tidak Melatih Timnas Indonesia U-20
- Eliano Reijnders Tertawa Dengar Rumor Ketertarikan dari Klub Malaysia: Haha, Saya Tetap Ingin di Eredivisie atau Eropa
- Timnas Indonesia Mulai TC di Bali pada 26 Mei 2025 untuk Melawan China dan Jepang
- PSSI Menunggu Patrick Kluivert Susun Rencana TC Timnas Indonesia untuk Menghadapi China dan Jepang, Berharap Datang Secepatnya
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Prediksi Chelsea vs Liverpool 4 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:08 -
Oliver Glasner Tidak akan Pikir Dua Kali untuk Gabung MU!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:52 -
Inilah Deretan Laga yang Harus Dijalani Liverpool Tanpa Alisson
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:51 -
Prediksi Inter Milan vs Cremonese 4 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:48 -
Didesak Boikot Israel dari Piala Dunia 2026, Begini Respon FIFA
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 10:40 -
Hasil FP1 MotoGP Mandalika 2025: Luca Marini dan Honda Catat Waktu Tercepat
Otomotif 3 Oktober 2025, 10:40 -
Misteri Senne Lammens di MU: Sebenarnya Kiper Utama atau Pelapis Sih?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:36 -
Mengapa Transfer Robert Lewandowski ke AC Milan Tak Semudah yang Dibayangkan?
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:35
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR