Tekanan, Kelengahan, dan Kebuntuan: Mengapa Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025

Tekanan, Kelengahan, dan Kebuntuan: Mengapa Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025
Ekspresi pemain Timnas Indonesia U-22 usai gagal lolos ke semifinal SEA Games 2025 (c) Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Timnas Indonesia U-22 mencatatkan hasil paling mengecewakan dalam 14 tahun terakhir setelah tersingkir di fase grup SEA Games 2025. Kegagalan Timnas Indonesia U-22 ini menutup harapan mempertahankan status juara bertahan cabang sepak bola putra.

Hasil pahit itu terjadi meski Garuda Muda menutup fase grup dengan kemenangan 3-1 atas Myanmar U-22 di Chiang Mai. Kemenangan tersebut tidak cukup untuk mengantar Timnas Indonesia U-22 lolos melalui jalur runner-up terbaik.

Kondisi ini menjadi alarm keras bagi proyek pembinaan usia muda nasional. Timnas Indonesia U-22 tidak hanya gagal secara hasil, tetapi juga memperlihatkan masalah struktural yang berulang sepanjang turnamen.

1 dari 4 halaman

Kekalahan Timnas Indonesia U-22 di Laga Pertama

Pemain-pemain Timnas Indonesia U-22 saat melawan Filipina U-22 pada laga Grup C SEA Games 2025 di 700th Anniversary Stadium, Senin (8/12/2025) (c) Bola.com/Bagaskara Lazuardi

Pemain-pemain Timnas Indonesia U-22 saat melawan Filipina U-22 pada laga Grup C SEA Games 2025 di 700th Anniversary Stadium, Senin (8/12/2025) (c) Bola.com/Bagaskara Lazuardi

Langkah Timnas Indonesia U-22 langsung tersandung sejak pertandingan pertama melawan Filipina U-22. Kekalahan 0-1 itu menjadi titik balik yang mengacaukan seluruh skenario kelolosan.

Hasil tersebut memaksa Garuda Muda mengejar selisih gol besar di laga berikutnya. Tekanan kompetitif pun meningkat sejak awal fase grup.

Situasi ini membuat setiap kesalahan terasa mahal bagi skuad asuhan Indra Sjafri. Akan tetapi, margin gol yang dibutuhkan justru mempersempit ruang bermain secara taktis.

Jika hasil laga pembuka berbeda, beban di pertandingan kedua tidak akan sebesar itu. Namun, sepak bola turnamen jarang memberi ruang koreksi setelah kesalahan awal.

2 dari 4 halaman

Timnas Indonesia U-22 Lengah

Aksi penyerang Timnas Indonesia U-23, Mauro Zijlstra saat melawan Filipina di SEA Games 2025. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Aksi penyerang Timnas Indonesia U-23, Mauro Zijlstra saat melawan Filipina di SEA Games 2025. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Masalah klasik kembali muncul ketika Timnas Indonesia U-22 kerap kebobolan lebih dulu. Pola ini terlihat jelas dalam dua laga penyisihan grup.

Saat melawan Filipina, gol Otu Banatao tercipta dari situasi second ball yang gagal diantisipasi. Reaksi Garuda Muda setelah kebobolan pun tidak cukup tenang.

Irama permainan menjadi tergesa-gesa, tapi keputusan di sepertiga akhir lapangan justru semakin buruk. Akurasi umpan dan penyelesaian akhir menurun drastis.

Skenario serupa terulang saat menghadapi Myanmar melalui gol Min Maw Oo. Gol tersebut memperberat beban karena Timnas Indonesia U-22 harus mengejar selisih lebih besar.

3 dari 4 halaman

Timnas Indonesia U-22 Terbebani Ekspektasi Tinggi

Pelatih Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025, Indra Sjafri. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Pelatih Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025, Indra Sjafri. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Status juara bertahan membuat Timnas Indonesia U-22 datang dengan ekspektasi publik yang sangat tinggi. Tekanan ini hadir sejak persiapan hingga laga pertama turnamen.

Indra Sjafri juga membawa beban reputasi sebagai pelatih peraih emas edisi sebelumnya. Harapan tinggi itu tidak selalu berbanding lurus dengan performa lapangan.

Komposisi skuad yang diperkuat pemain diaspora memperkuat keyakinan publik akan hasil maksimal. Namun, integrasi pemain belum sepenuhnya berjalan efektif dalam waktu singkat.

Keputusan meliburkan BRI Super League demi pemusatan latihan turut memperbesar tuntutan prestasi. Sayangnya, pengorbanan tersebut tidak terbayar dengan kelolosan ke semifinal.

4 dari 4 halaman

Kebuntuan Serangan Timnas Indonesia U-22

Aksi Jens Raven bersama Timnas Indonesia U-22 dalam laga versus Myanmar d SEA Games 2025, Jumat (12/12/2025). (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Aksi Jens Raven bersama Timnas Indonesia U-22 dalam laga versus Myanmar d SEA Games 2025, Jumat (12/12/2025). (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Secara statistik, Timnas Indonesia U-22 tampil dominan dalam penguasaan bola. Peluang juga tercipta cukup banyak dalam dua pertandingan grup.

Saat melawan Filipina, 14 tembakan dilepaskan, tetapi hanya tiga yang tepat sasaran. Efektivitas menjadi masalah utama sejak laga pembuka.

Produktivitas sedikit membaik saat menghadapi Myanmar dengan 22 tembakan dan delapan mengarah ke gawang. Namun, hanya tiga peluang yang berbuah gol.

Seluruh gol tersebut lahir dari skema bola mati, bukan permainan terbuka. Fakta ini menegaskan bahwa Timnas Indonesia U-22 masih kesulitan memecah pertahanan lawan melalui open play.

Disadur dari: Bola.com/Radifa Arsa/Aning Jati, 13 Desember 2025


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL