Bola.net - Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Sukarno, melihat olahraga sebagai wadah untuk membangun jiwa bangsa. Bung Karno punya perhatian yang amat tinggi pada olahraga.
Di bawah komando Bung Karno, Indonesia dengan gagah mencalonkan diri sebagai tuan rumah Asian Games 1962. Saat itu, ada banyak keraguan dari dalam dan luar negeri. Asian Games diprediksi gagal total.
Bung Karno bahkan mendapat banyak tentangan dari dalam negeri. Anggaran jumbo proyek Asian Games 1962 dianggap lebih tepat jika dialihkan untuk kesejahteraan rakyat yang kelaparan. Namun, Bung Karno bergeming. Asian Games tetap berjalan.
"Ini [Asian Games 1962] bukan untuk keagunganku, tapi agar seluruh bangsaku dihargai oleh seluruh dunia," kata Bung Karno kepada Cindy Adams dalam buku 'Penyambung Lidah Rakyat'.
"Memberantas kelaparan memang penting, tapi memberi jiwa mereka yang telah tertindas dengan sesuatu yang dapat membangkitkan kebanggaan, itu juga penting," tegas Bung Karno.
Bicara Olahraga dan Kebinekaan
Bung Karno benar. Olahraga telah memberi jiwa bagi bangsa Indonesia. Ada banyak momen yang bisa menjadi bukti. Paling baru, sukses kontingen Indonesia meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020 telah membuat penjuru negeri bangkit dengan kesusahan akibat pandemi Covid-19.
Olahraga, sebagaimana Bung Karno lihat, memberi jiwa bagi bangsa. Olahraga pada takaran tertentu bisa menjadi momen yang membangkitkan gelora nasionalisme. Olahraga bisa menjadi praktik nyata kehidupan yang berlandaskan kebinekaan.
Peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, adalah contoh sederhana untuk melihat kebinekaan dipraktikkan di olahraga.
Greysia adalah seorang Minahasa tulen. Ada sedikit darah Tionghoa di tubuhnya. Sementara, Apriyani lahir di Konawe, Sulawesi Tenggara. Mereka punya latar belakang yang berbeda. Tapi, di lapangan, mereka adalah representasi Indonesia.
Sebelum berpasangan dengan Apriyani, Greysia pernah berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari. Pasangan ini meraih gelar BWF World Championships 2018. Seperti dengan Apriyani, latar belakang Nitya juga sangat berbeda dengan Greysia.
"Pelatih saya [Eng Hian] keturunan Tionghoa tulen asal Solo, pasangan saya di lapangan [Nitya] keturunan Papua-Blitar, Saya orang Minahasa tulen ada Tionghoa dikit. Kalau bukan Indonesia yang mempersatukan kami, kami tidak akan pernah bisa bersatu," kata Greysia.
Greysia - Apriani dan Greysia – Nitya punya latar belakang boleh berberbeda, tapi mereka mewakili satu kata: Indonesia.
Belajar dari Bali United
Potret kebinekaan dari pentas olahraga juga bisa dilihat dari sebuah foto viral yang dipotret Miftahuddin Halim pada 2018 lalu. Saat itu, Miftahuddin mengabadikan momen selebrasi gol dari pemain Bali United.
Kala itu, Bali United berhadapan dengan Perseru Serui di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Bali United mencetak gol dari aksi Irfan Bachdim, seorang berdarah Indonesia - Belanda.
Perayaan tiga rekan Bachdim, Yabes Roni, Miftahul Hamdi, dan Ngurah Nanak, kemudian mendapat sorotan. Sebab, mereka merayakan gol dengan ekspresi syukur berdasar agama masing-masing. Nanak beragama Hidhu, Yabes beragama Nasrani, dan Hamdi seorang Muslim.
Karena perbedaan keyakinan tidak akan menghalangi kami untuk mencapai tujuan yang sama. Bali United Jaya! 😇🙏
— Bali United FC (@BaliUtd) June 5, 2017
📷: Miftahuddinhalim pic.twitter.com/rVt8eFoiPa
Di Bali United, kebinekaan memang menjadi modal utama mereka. Pada kehidupan sehari-hari, para pemain tidak melihat suku atau agama sebagai perbedaan. Gelar juara Liga 1 pun diraih Bali United pada 2019 lalu dengan dasar kebinekaan di skuad mereka.
Betapa indahnya melihat kebinekaan Indonesia dari lapangan olahraga!
Baca Ini Juga ya Bolaneters:
- Pemenang Lelang Jersey Mat Halil Persebaya Rp130 Juta: Ini Untuk Kemanusiaan
- Jersey Mat Halil di Persebaya Terlelang Rp130 Juta, Termahal di Indonesia
- Para Atlet Olimpiade dan Ratusan Artis Semarakkan Konser Amal Indonesia Tangguh
- Messi ke Liverpool? Fans: Jadi Pelapis Firmino atau Ox kan Lumayan, Daripada Nganggur
- Kabar Duka! Kecelakaan Tragis Renggut Nyawa Putra Michael Ballack
- Ketika Kiper Madura United Muhammad Ridho Djazulie Jadi Pemateri Seminar Online
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Lewat Olahraga, Kebinekaan Dipraktikkan
Bolatainment 9 Agustus 2021, 15:27
-
Pemenang Lelang Jersey Mat Halil Persebaya Rp130 Juta: Ini Untuk Kemanusiaan
Bolatainment 8 Agustus 2021, 05:27
-
Jersey Mat Halil di Persebaya Terlelang Rp130 Juta, Termahal di Indonesia
Bolatainment 8 Agustus 2021, 05:13
-
Para Atlet Olimpiade dan Ratusan Artis Semarakkan Konser Amal Indonesia Tangguh
Bolatainment 6 Agustus 2021, 19:27
LATEST UPDATE
-
Drama Penalti di Basra: Irak Kalahkan Uni Emirat Arab 2-1, Jaga Asa ke Piala Dunia 2026
Piala Dunia 19 November 2025, 09:16
-
Evaluasi Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025: Progres Terlihat, PR Masih Ada
Tim Nasional 19 November 2025, 04:25
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55

























KOMENTAR