Nostalgia Susy Susanti dan Era Kejayaan Badminton Indonesia yang Tak Terlupakan

Nostalgia Susy Susanti dan Era Kejayaan Badminton Indonesia yang Tak Terlupakan
Susy Susanti (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Setiap tanggal 9 September, Indonesia memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas), sebuah momen penting yang merayakan semangat sportivitas dan prestasi olahraga bangsa. Peringatan ini tidak hanya menjadi pengingat akan pentingnya aktivitas fisik, tetapi juga mengenang berbagai pencapaian gemilang atlet-atlet Indonesia di kancah internasional. Salah satu era paling membanggakan dalam sejarah olahraga Indonesia adalah masa kejayaan bulu tangkis, yang tidak bisa dilepaskan dari nama besar Susy Susanti.

Susy Susanti, legenda bulu tangkis tunggal putri, mengukir sejarah dengan meraih medali emas Olimpiade pertama bagi Indonesia. Kemenangan heroik ini terjadi pada Olimpiade Barcelona 1992, membuka gerbang bagi dominasi bulu tangkis Indonesia di panggung dunia. Kisah perjuangan dan dedikasi Susy Susanti, bersama dengan atlet-atlet hebat lainnya, menjadi inspirasi tak terbatas bagi generasi penerus.

Perayaan Haornas dan kisah kejayaan bulu tangkis Indonesia merupakan cerminan dari tekad bangsa untuk terus berprestasi. Olahraga tidak hanya tentang kompetisi, melainkan juga tentang persatuan dan kebanggaan nasional. Momen ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung perkembangan olahraga di Tanah Air demi lahirnya pahlawan-pahlawan baru yang akan mengharumkan nama Indonesia.

1 dari 3 halaman

Sejarah dan Makna Hari Olahraga Nasional

Logo Hari Olahraga Nasional 2025. (c) Kemenpora

Logo Hari Olahraga Nasional 2025. (c) Kemenpora

Hari Olahraga Nasional, yang diperingati setiap 9 September, memiliki akar sejarah yang kuat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Penetapan tanggal ini berawal dari inisiasi Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama pada 9 September 1948 di Solo, setelah atlet Indonesia ditolak berpartisipasi di Olimpiade London karena kedaulatan negara belum diakui. Atlet-atlet Indonesia menolak tawaran menggunakan paspor Belanda, menunjukkan semangat nasionalisme yang tinggi.

Tiga puluh lima tahun kemudian, tepatnya pada 9 September 1983, Presiden Soeharto meresmikan tanggal tersebut sebagai Hari Olahraga Nasional. Peresmian ini dilakukan saat beliau meresmikan pemugaran Stadion Sriwedari di Surakarta, sebuah simbol kebangkitan olahraga nasional. Penetapan ini kemudian diperkuat melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1985 tentang Hari Olahraga Nasional.

Tujuan utama Haornas adalah memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, serta meningkatkan pembinaan olahraga nasional. Peringatan ini juga menjadi wujud kepedulian pemerintah terhadap pentingnya pendidikan jasmani dan penumbuhan sportivitas. Tema Haornas ke-42 tahun 2025, "Olahraga Satukan Kita", menegaskan bahwa olahraga adalah wahana kuat untuk memperkokoh persatuan bangsa, melampaui sekat-sekat perbedaan.

Dan tahun ini, KapanLagi Youniverse (KLY) akan turut hadir menyemarakkan Hari Olahraga Nasional 2025. Mengusung tema "Sports & Fitness are Now a Lifestyle Movement", perayaan akbar ini akan berlangsung sepanjang bulan September mulai 4-31 September 2025.

Bolaneters bisa banget bergabung dan ikut ambil bagian dalam semangat Haornas 2025 bersama KLY. Kamu bisa mendaftarkan diri kamu di tautan berikut ini: KLIK DI SINI

Jadi, ikuti terus perkembangan seputar HAORNAS 2025 melalui situs resmi dan akun media sosial Liputan6.com, Bola.net, Fimela.com, Bola.com dan Bola.net.

2 dari 3 halaman

Susy Susanti: Emas Olimpiade Pertama Indonesia

Nama Susy Susanti akan selalu dikenang sebagai peraih medali emas Olimpiade pertama bagi Indonesia. Prestasi monumental ini diukir pada Olimpiade Barcelona 1992, di mana bulu tangkis secara resmi dipertandingkan sebagai cabang olahraga medali. Kemenangan Susy Susanti pada 4 Agustus 1992 menjadi titik balik sejarah olahraga Indonesia di kancah global.

Perjalanan Susy di Olimpiade Barcelona 1992 sangatlah impresif, ia berhasil melaju ke final tanpa kehilangan satu game pun. Di semifinal, ia mengalahkan rivalnya, Huang Hua dari China, dengan skor telak 11-4, 11-1. Pada pertandingan final, Susy menghadapi Bang Soo-hyun dari Korea Selatan, dan harus berjuang keras dalam tiga game setelah sempat kalah di game pertama, tapi akhirnya berhasil memenangkan pertandingan yang menegangkan itu.

Momen pengibaran bendera Merah Putih dan berkumandangnya lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya di ajang Olimpiade adalah pemandangan yang sangat mengharukan. Kemenangan ini tidak hanya membawa pulang medali emas, tetapi juga membangkitkan semangat dan kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Susy Susanti telah membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing dan meraih puncak prestasi di panggung olahraga dunia.

3 dari 3 halaman

Dominasi Bulu Tangkis Indonesia di Kancah Dunia

Ilustrasi pertandingan badminton. (c) AP Photo/Aurelien Morissard

Ilustrasi pertandingan badminton. (c) AP Photo/Aurelien Morissard

Olimpiade Barcelona 1992 bukan hanya tentang kemenangan Susy Susanti, tetapi juga menandai awal era dominasi bulu tangkis Indonesia. Selain Susy, Alan Budikusuma, yang kemudian menjadi suaminya, juga berhasil meraih medali emas di nomor tunggal putra pada Olimpiade yang sama. Indonesia bahkan menjadi juara umum cabang bulu tangkis di Olimpiade tersebut dengan perolehan 2 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu.

Tahun 1990-an secara keseluruhan menjadi era keemasan bagi bulu tangkis Indonesia, dengan banyak atlet yang meraih prestasi gemilang. Selain Susy dan Alan, nama-nama seperti Ardy B. Wiranata yang meraih perak di Barcelona 1992 dan Hermawan Susanto yang meraih perunggu, turut memperkuat dominasi ini. Pasangan ganda putra legendaris Ricky Subagja dan Rexy Mainaky juga menyumbangkan emas di Olimpiade Atlanta 1996, menegaskan kekuatan Indonesia di sektor ganda.

Pemain seperti Hariyanto Arbi, dengan julukan "Smash 100 watt", menjadi pilar kemenangan Piala Thomas Indonesia tiga kali berturut-turut pada 1994, 1996, dan 1998. Mia Audina, dijuluki "si anak ajaib", juga menjadi penentu kemenangan Piala Uber 1994 pada usia 14 tahun. Hingga saat ini, bulu tangkis tetap menjadi cabang olahraga paling sukses bagi Indonesia di Olimpiade, menyumbangkan 22 dari total 40 medali yang diraih Indonesia, menjadikan Indonesia negara kedua tersukses dalam bulu tangkis di ajang Olimpiade setelah China.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL