7 Biang Kerok Kekalahan MU di Kandang Bayern Munchen: Sembrononya Onana dan Lini Tengah yang Menghilang!

Bola.net - Manchester United lagi-lagi menelan kekalahan. Kali ini Setan Merah harus menelan kekalahan di ajang Liga Champions.
Ya, dini hari tadi Setan Merah bertandang ke Allianz Arena. Mereka menantang sang tuan rumah, Bayern Munchen di pekan pertama fase grup Liga Champions 2023/2024.
Sebelum laga ini digelar, MU diprediksi bakal kena bantai dari jawara Bundesliga itu. Maklum, Setan Merah lagi berada dalam posisi yang kurang bagus jelang laga ini.
Memang betul Manchester United pada akhirnya bertekuk lutut di hadapan Bayern. Namun mereka kalah dengan skor tipis 4-3 di Allianz Arena.
Dari laga ini ada beberapa hal yang menjadi penyebab MU kalah dari Bayern. Apa saja itu? Simak selengkapnya di bawah ini.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Andre Onana yang Sembrono

Faktor pertama yang membuat Manchester United kalah di laga ini adalah kesembronoan Andre Onana, terutama di gol pertama Bayern Munchen.
Di menit ke-28, Leroy Sane berhasil membuka keunggulan Die Roten setelah tembakannya tidak dihentikan dengan sempurna oleh Onana. Tendangan itu sebenarnya tidak sulit, namun entah kenapa Onana tidak mampu menghentikan bola dengan sempurna sehingga MU kebobolan.
Kesalahan Onana ini bisa dikatakan berakibat fatal. Pasalnya sebelum Sane mencetak gol, MU berada dalam momentum yang bagus. Namun setelah gol Sane itu, MU jadi kehilangan momentum dan situasi ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Bayern.
Koordinasi Pertahanan Amburadul

Faktor kekalahan kedua MU dan juga menjadi penyakit Setan Merah sejak awal musim 2023/2024 adalah koordinasi lini pertahanan mereka yang amburadul.
Sepanjang laga ini, lini pertahanan MU tidak melakukan koordinasi dengan baik. Banyak ruang yang terbuka saat mereka bertahan sehingga Bayern bisa dengan leluasa melepaskan tembakan.
Contoh konkret buruknya koordinasi pertahanan MU terjadi di gol kedua dan gol keempat MU. Di gol kedua, miskoordinasi Martinez dan Lindelof saat menjaga Jamal Musiala membuat Serge Gnabry tidak terkawal sama sekali dan ia mudah menendang bola. Sementara di gol Mathys Tel, jebakan offside MU tidak berjalan karena ada miskoordinasi.
Dewi Fortuna Tidak Tersenyum untuk MU

Mungkin terdengar klise, namun salah satu alasan mengapa Manchester United kalah di laga ini karena mereka kurang beruntung.
Ini terjadi di babak kedua. Baru empat menit laga berjalan, Manchester United sudah mencetak gol melalui Rasmus Hojlund. Usai gol itu, MU mulai menemukan momentum lagi untuk menggebrak seperti di awal babak pertama.
Namun empat menit berselang, gawang MU bobol namun kali ini karena Christian Eriksen melakukan handsball di kotak penalti saat mencoba menghalangi Dayot Upamecano.
Andai saja handsball Eriksen ini tidak terjadi, saya yakin bahwa jalannya pertandingan bakal berbeda. Karena jika dilihat, performa Bayern di babak kedua menurun jika dibandingkan babak pertama, dan MU seharusnya bisa membuat momentum yang bagus andai mereka tidak kebobolan penalti Harry Kane itu.
Lini Tengah Tidak Berfungsi dengan Baik

Jika ada satu hal yang menjadi kekurangan utama Manchester United di laga ini tidak lain dan tidak bukan adalah lini tengah mereka.
Tiga gelandang MU di laga ini, Bruno Fernandes, Casemiro dan Christian Eriksen sangat bermain di bawah standard. Eriksen gagal mengalirkan bola dengan baik di laga ini dan membuat blunder yang fatal.
Casemiro memang mencetak dua gol di laga ini, namun sepanjang pertandingan bagaimana kontribusinya sebagai gelandang bertahan? Nol besar! Ia kesulitan memotong serangan-serangan Bayern dan ia suka telat mengover pertahanan MU karena posisinya yang kerap terlalu maju.
Bruno Fernandes juga yang bertugas sebagai playmaker nyaris tidak berkutik sepanjang laga. Kontribusi terbaiknya hanyalah tendangan bebas yang dikonversi Casemiro menjadi gol ketiga MU.
Terlalu Memaksa dari Kiri

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, salah satu penyebab MU kalah di laga ini karena mereka terlalu mengandalkan sisi kiri serangan mereka, terutama di babak pertama.
Ini terlihat jelas bagaimana setiap kali MU mendapatkan bola, mereka selalu bergegas mengirimkan bola ke sisi kiri, di mana ada duet Rashford dan Reguilon yang pergerakannya memang kerap membuat lini pertahanan Bayern kesulitan, namun MU lupa bahwa di sisi kanan pertahanan Bayern juga bisa dieksploitasi.
Ini terbukti di babak kedua, ketika Facundo Pellistri diganti dan Marcus Rashford digeser ke kanan, serangan MU jadi lebih variatif dan hidup dan terbukti Alphonso Davies cukup keteteran untuk menghentikan pergerakan lini serang MU.
Terburu-buru Saat Counter

PR besar yang perlu segera diperbaiki Erik Ten Hag adalah memperbaiki cara serangan balik Manchester United.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa serangan balik adalah senjata terkuat MU saat ini. Memiliki penyerang dengan kecepatan tinggi membuat Setan Merah sangat berbahaya dalam serangan balik.
Di laga ini, MU juga mempraktekkan serangan balik-serangan balik. Namun sayangnya dalam proses serangan balik ini, MU kerap terlalu tergesa-gesa sehingga lini tengah Bayern berhasil memotong bola terlebih dahulu sebelum bola sampai ke para penyerang MU.
Pergantian Pemain Telat

Faktor terakhir yang membuat Manchester United kalah di laga ini adalah pergantian pemain yang telat dilakukan Erik Ten Hag.
Christian Eriksen yang tampil kurang oke sejak babak pertama baru diganti di menit ke-68. Ia juga baru memasukkan Anthony Martial dan Alejandro Garnacho saat laga tersisa 10 menit.
Bisa dilihat dalam waktu yang singkat Scott McTominay, Martial dan Garnacho memberikan dampak yang cukup bagus untuk permainan MU. Andai pergantian ini lebih cepat dilakukan, mungkin hasil pertandingan di Allianz Arena bakal berbeda.
Laga Berikutnya

Manchester United tidak punya banyak waktu untuk meratapi kekalahan ini. Karena mereka ditunggu laga krusial.
Setan Merah akan bertamu ke Turf Moor untuk menantang Burnley di pekan keenam Premier League 2023/2024.
Klasemen Grup A Liga Champions 2023/2024
Baca Juga:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kalah dari Bayern Munchen, Paul Scholes: Levelnya MU Memang Belum di Liga Champions!
Liga Champions 21 September 2023, 19:30
-
Bikin Blunder, Bruno Fernandes Ogah Kambing Hitamkan Andre Onana atas Kekalahan MU
Liga Champions 21 September 2023, 18:40
-
Cetak Gol Pertama di Kandang Bayern Munchen, Rasmus Hojlund Bakal Jadi Mesin Gol Baru MU
Liga Inggris 21 September 2023, 18:19
-
Kembalinya Arsenal ke Liga Champions Lebih dari Sekadar Rindu yang Terbayar Lunas
Liga Champions 21 September 2023, 14:54
-
4 Pemain yang Cetak 2 Gol pada Matchday 1 Liga Champions 2023/2024, Ada Casemiro
Editorial 21 September 2023, 13:54
LATEST UPDATE
-
Derby della Madonnina: Mentalitas dan Kualitas Modric, Faktor Pembeda bagi AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 00:02
-
Juventus cuma Punya 1 Gelandang Top: Analisis, Masalah Struktural, Agenda Transfer
Liga Italia 17 November 2025, 23:14
-
Juventus Butuh Regista: Tuntutan Spalletti yang Tak Bisa Ditawar
Liga Italia 17 November 2025, 23:03
-
Mesin Gol Belum Berkarat: Lewandowski Bukan Cadangan, Barcelona Masih Membutuhkannya!
Liga Spanyol 17 November 2025, 22:46
-
Real Madrid Siap Ambil Risiko? Xabi Alonso Pertimbangkan Transfer Striker West Ham
Liga Spanyol 17 November 2025, 21:07
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55




















KOMENTAR