Bola.net - Banyak playmaker hebat yang muncul di era tahun 90an di sepak bola Eropa, termasuk Zinedine Zidane dan Rui Costa.
Playmaker merupakan jantung dan ruh sebuah tim. Mereka bertugas mengkreasi serangan dan mengatur tempo permainan dalam sebuah pertandingan.
Memasuki era sepak bola modern, kita dikenalkan pada beberapa tipe playmaker. Andrea Pirlo misalnya, dianggap sebagai deep-lying playmaker terbaik di zamannya.
Marco Veratti, Thiago Alcantara, dan Mateo Kovacic juga contoh vitalnya peran deep-lying playmaker. Bahkan belakangan ini muncul beberapa istilah lain yang memiliki peran hampir mirip, sebut saja raumdauter.
Playmaker juga dianggap sebagai 'orang kedua'. Artinya, dia adalah pemain kedua yang menerima bola seketika bek atau kiper menghadang serangan lawan dan melancarkan serangan balik cepat.
Bisa dibilang, playmaker merupakan pemain yang paling sering mengolah bola karena poros serangan terpusat atau dimulai dari hasil 'gorengannya'. Di Timnas Indonesia, kita mengenal sosok Evan Dimas dan Firman Utina yang piawai membaca permainan.
Berikut nama-nama beken playmaker yang pernah muncul di dunia sepak bola di era tahun 90an, seperti dilansir dari Planet Football.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Abedi Pele
George Weah, Didier Drogba, dan Samuel Eto'o boleh dianggap sebagai penyerang Afrika terbaik sepanjang masa. Tapi satu tempat spesial menjadi milik Abedi Pele.
Abedi Pele terpilih sebagai Man of the Match pada final Liga Champions 1993 bersama Marseille. Saat itu, klub asal Prancis tersebut dihuni oleh banyak nama besar, sebut saja udi Voller, Alen Boksic, Chris Waddle, Jean-Pierre Papin, dan Eric Cantona.
Akan tetapi, mantan kapten Timnas Ghana itu memiliki garis kariernya sendiri, di mana ia menjadi pemain terbaik Afrika tiga kali beruntun sejak 1990, jauh sebelum muncul nama-nama beken seperti Sadio Mane atau Pierre-Emerick Aubameyang.
Robert Prosinecki
Dulu, seorang pelatih Dinamo Zagreb bernama Miroslav Blazevic pernah berkata, "Kalau pemain ini benar-benar jadi pemain profesional, saya akan makan sertifikat kepelatihan saya."
Ungkapan Blazevic bukan berarti ia meragukan kualitas Robert Prosinecki, justru sebaliknya. Ya, Robert Prosinecki dikenal sebagai seorang playboy dan doyan merokok, tapi pesulap di lapangan tengah.
Tidak heran Robert Prosinecki gonta-ganti klub karena sulit diatur. Namun jangan tanya soal prestasinya. Ia memenangi tiga gelar juara Liga Kroasia, satu trofi Liga Champions, dan terpilih sebagai pemain pemain muda terbaik pada Piala Dunia 1990.
Setahun berikutnya, ia berada di posisi keempat sebagai pemain terbaik dunia. Robert Prosinecki lalu pindah ke Real Madrid selama tiga musim, kemudian ke Barcelona selama satu musim saja.
Beroperasi di lini tengah, ia menjadi idola publik Santiago Bernabeu dengan nomor punggung 10, jauh sebelum Zinedine Zidane atau Luis Figo bergabung ke El Real.
Dejan Savicevic
Nama Dejan Savicevic mungkin agak asing di telinga, tapi tidak buat penggemar berat AC Milan. Ketika aktif bermain, dia adalah satu di antara playmaker terbaik dunia.
Mantan pemain Timnas Yugoslavia terkenal ketika masih membela tim asal Serbia, Red Star Belgrade. Ia sukses membawa timnya meraih Liga Champions (dulu masih bernama Piala Champions) pada 1991.
Penampilan impresifnya membuat Savicevic diboyong ke AC Milan pada 1992 dan bertahan hingga usia 32 tahun. Di sana, ia memenangi trofi Serie A dan Liga Champions 1994.
Memiliki keistimewaan pada kaki kirinya, Dejan Savicevic tidak canggung ketika harus menggunakan kaki kanannya untuk memberikan umpan atau melepaskan tendangan. Kini dia menjabat sebagai Ketua Umum PSSI-nya Montenegro.
Dennis Bergkamp
Dennis Bergkamp terkenal sebagai pemain bersinar di bawah asuhan Arsene Wenger. Ia menjadi playmaker yang pas untuk rekan-rekannya di Arsenal.
"Semuanya harus sempurna, bahkan dalam pelatihan. Semuanya seratus persin. Dia pria yang sangat lucu tetapi ketika dia bekerja tidak ada lelucon," kenang Thierry Henry.
Ia juga merupakan tokoh kunci Arsenal meraih juara Premier League dengan predikat The Invincible.
Manuel Rui Costa
Berambut panjang, mampu mencetak gol-gol indah, dan punya kemampuan di atas rata-rata. Semua kategori tersebut melekat pada diri legenda sepak bola Portugal, Manuel Rui Costa.
Penampilan apiknya bersama AC Milan mungkin baru datang setelah era 1990-an. Namun, kehebatannya saat berbaju Fiorentina sudah cukup membuatnya menjadi satu di antara playmaker hebat di era 1990-an.
Paul Gascoigne
Paul Gascoigne merupakan playmaker kreatif dari tanah Inggris. Ia bersinar pada Piala Dunia 1990.
Ia kemudian melanglang buana ke luar Inggris sejak 1992. Dimulai dari Lazio dan lalu ke Rangers. Namun, kariernya hancur mendekati 1990-an akhir. Hidupnya sering terlibat masalah karena karakternya yang temperamental.
Gheorghe Hagi
Gheorghe Hagi mendapat julukan Maradona of the Carpathians. Pria perpaspor Rumania itu hampir membawa negaranya lolos ke semifinal Piala Dunia 1994.
"Hagi bisa menjadi pemain terbaik di dunia setelah Maradona," kata pelatih rumania, Mircea Lucescu, sebelum turnamen itu.
Dalam karier klubnya, Hagi pernah memperkuat dua tim besar Spanyol yakni Real Madrid dan Barcelona.
Roberto Baggio
Roberto Baggio merupakan playmaker andal asal Italia. Ia mampu mencetak 220 gol di Serie A sebelum kariernya hancur karena cedera.
Ia juga merupakan eksekutor penalti yang ulung. Namun, satu kegagalan dalam mengeksekusi penalti pada Piala Dunia 1994 mengubah segalanya.
Permainan yang menawan selama perhelatan tersebut rontok dan semua orang hanya mengingat penalti buruknya. Namun, terlepas dari itu, ia tetap merupakan satu di antara playmaker terbaik era 90-an.
Michael Laudrup
Michael Laudrup merupakan pemain terbaik Denmark di masanya. Ia memiliki periode bermain pada 1989-1996.
Awal 1990-an ia mendapatkan 58 caps untuk negaranya dan mencetak 23 gol. Sementara di level klub, ia berhasil memenangkan gelar Serie A bersama Juventus dan dua kali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Denmark.
Setelah itu, ia juga ikut terlibat dalam empat gelar La Liga berturut-turut bagi Real Madrid. Pada 1999 ia mendapat penghargaan pemain asing terbaik sepak bola Spanyol dalam 25 tahun terakhir.
Zinedine Zidane
Nama Zinedine Zidane muncul sebagai satu di antara playmaker hebat menjelang akhir 1990-an. Ia sukses meraih gelar Piala Dunia 1998, Piala Eropa 2000 bersama Timnas Prancis, dan beberapa trofi bergensi bersama Real Madrid.
Ia juga dinobatkan sebagai Man of the Match di final Piala Eropa 2020, Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan Ballon d'Or. Rekan setim Zidane di Juventus, Edgar Davids, pernah menyebutnya sebagai pemain spesial.
"Dia menciptakan ruang ketika rasanya tidak ada. Tak masalah bagaimana dia mendapatkan bola, maka dia bisa keluar dari masalah," kata Davids tentang Zidane.
Sumber Asli: Planet Football
Disadur dari: Bola.com/Penulis Gregah Nurikhsani
Published: 16 September 2020
Jangan Lewatkan:
- 10 Pemain Terbaik di Pekan Perdana Premier League 2020-21, Ada Salah dan Willian
- 4 Pemain Portugal dengan Market Values Tertinggi
- 4 Pemain Jerman dengan Market Values Paling Tinggi
- VR46 Riders Academy, Warisan Valentino Rossi untuk Italia di MotoGP
- 5 Pemain yang Memakai Nomor 10 di Chelsea Sebelum Christian Pulisic
- 5 Centrocampista Terbaik Serie A Musim 2020/2021
- 10 Pemain Bergaji Paling Mahal di Liga Inggris: Arsenal Sumbang 3, Liverpool Nihil
- 5 Rivalitas Antarklub Paling Panas di Dunia Sepakbola (Bagian 2)
- 5 Rivalitas Antarklub Paling Panas di Dunia (Bagian 1)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Cerita Kekesalan Andy Robertson Usai Kekalahan Liverpool atas Atletico Madrid
Liga Champions 17 September 2020, 14:10
-
Hasil Kualifikasi III Liga Champions: 10 Tim Lolos Babak Play-off
Liga Champions 17 September 2020, 09:55
-
Ada Rui Costa dan Zidane, Ini 10 Playmaker Legendaris di Era 90an
Liga Champions 17 September 2020, 05:14
-
Hasil Kualifikasi III Liga Champions Hari Ini: Kejutan, Benfica Tersingkir!
Liga Champions 16 September 2020, 10:00
-
Performa Horor Lawan Manchester City Itu Masih Menghantui Varane
Liga Champions 15 September 2020, 03:04
LATEST UPDATE
-
Prediksi Timnas Indonesia U-22 vs Mali 18 November 2025
Tim Nasional 17 November 2025, 17:54
-
Pertahanan Solid Persib Bandung Jadi Kunci Sukses di BRI Super League dan Pentas Asia
Bola Indonesia 17 November 2025, 17:48
-
Timnas Spanyol Menggila! Belum Terkalahkan di 30 Laga Sejak Awal 2023
Piala Dunia 17 November 2025, 17:05
-
Berubah Pikiran, Manchester United Bakal Lepas Joshua Zirkzee di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:40
-
Eks Chelsea Ini Bakal Gabung Manchester United di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:22
-
Nasib Tragis 2 Raksasa Afrika: Ketika Nigeria dan Kamerun Gagal ke Lolos Piala Dunia 2026
Piala Dunia 17 November 2025, 16:20
-
Gerard Pique Yakin Timnas Indonesia Suatu Hari Nanti Bakal Lolos ke Piala Dunia
Tim Nasional 17 November 2025, 16:16
-
3 Makanan Indonesia Terfavorit Jay Idzes: Kelezatannya Bikin Kuliner Italia Pun Kalah
Bolatainment 17 November 2025, 16:10
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55


























KOMENTAR