Ajax Amsterdam Terpuruk di Liga Champions: Selalu Kalah, Bobol 13 Kali, dan Baru Cetak Sebiji Gol

Ajax Amsterdam Terpuruk di Liga Champions: Selalu Kalah, Bobol 13 Kali, dan Baru Cetak Sebiji Gol
Pelatih Ajax, John Heitinga, berbicara kepada para pemainnya dalam pertandingan Liga Champions antara Ajax vs Galatasaray di Amsterdam, 6 November 2025. (c) AP Photo/Patrick Post

Bola.net - Ajax Amsterdam, salah satu klub top di Eropa, saat ini sedang menghadapi masa sulit di Liga Champions musim 2025/2026. Ajax yang punya sejarah panjang di kompetisi tersebut, kini harus menjadi bulan-bulanan tim lain.

Tim yang dikenal dengan filosofi permainan menyerang ini terjebak di dasar klasemen fase liga, setelah mengalami serangkaian kekalahan yang mengecewakan. Pertanyaan yang muncul adalah, apa yang sebenarnya terjadi dengan Ajax di kompetisi bergengsi ini?

Musim ini, Ajax belum pernah merasakan kemenangan atau bahkan hasil imbang di Liga Champions, dengan catatan kebobolan yang mengkhawatirkan. Mereka telah mengalami sempat kekalahan berturut-turut, termasuk kekalahan telak dari tim-tim kuat seperti Chelsea. 

Catatan buruk ini jelas menunjukkan bahwa ada masalah mendasar dalam skuad yang dilatih oleh John Heitinga. Dengan performa yang semakin menurun, Ajax harus segera bangkit jika ingin memperbaiki posisi mereka di fase liga. 

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 3 halaman

Performa Buruk di Liga Champions

Ajax Amsterdam memulai Liga Champions musim ini dengan harapan tinggi, namun kenyataannya sangat berbeda. 

Setelah empat pertandingan, mereka hanya mampu mencetak satu gol dan kebobolan 14 gol. Kekalahan telak dari Inter Milan (0-2), Marseille (0-4), Chelsea (1-5), dan yang terbaru dari Galatasaray (0-3) menunjukkan bahwa tim ini kesulitan baik dalam menyerang maupun bertahan.

Statistik ini sangat mencolok, mengingat Ajax dikenal sebagai tim dengan filosofi permainan menyerang yang kuat. Namun, di bawah tekanan kompetisi Eropa, mereka tampak kehilangan arah. Permainan yang sebelumnya solid kini menjadi rapuh, dan ini menjadi perhatian serius bagi manajemen klub.

2 dari 3 halaman

Krisis di Lini Pertahanan dan Serangan

Wesley Fofana (Chelsea) menyapu bola dari hadapan Mika Godts (Ajax) dalam laga Liga Champions di London, 23 Oktober 2025 (c) AP Photo/Alastair Grant

Wesley Fofana (Chelsea) menyapu bola dari hadapan Mika Godts (Ajax) dalam laga Liga Champions di London, 23 Oktober 2025 (c) AP Photo/Alastair Grant

Krisis yang dialami Ajax tidak hanya terlihat dari hasil pertandingan, tetapi juga dari performa individu pemain. Banyak pemain kunci yang tidak menunjukkan performa terbaiknya, yang berdampak pada efektivitas tim secara keseluruhan. 

Dalam tujuh pertandingan terakhir di semua kompetisi, Ajax hanya meraih satu kemenangan. Memang posisi mereka di Eredivisie tidak begitu buruk, tapi situasi bisa berubah dengan sangat cepat.

Di lini pertahanan, Ajax menjadi tim dengan kebobolan terbanyak di fase grup Liga Champions. Hal ini menunjukkan bahwa mereka perlu segera memperbaiki koordinasi dan komunikasi di antara pemain belakang. Jika tidak, peluang untuk bangkit dari keterpurukan ini semakin menipis.

3 dari 3 halaman

Harapan untuk Pertandingan Selanjutnya

Melawan Galatasaray, Ajax gagal memanfaatkan kesempatan main kandang untuk memperbaiki catatan buruk mereka. Galatasaray datang dengan momentum positif, dan ternyata catatan historis apik Ajax melawan klub-klub Turki tidak membawa keuntungan apa pun.

Pertandingan berjalan cukup alot, Ajax memberikan perlawanan sepadan di 45 menit pertama. Namun, Galatasaray mengamuk di babak kedua, Victor Osimhen mencetak hattrick (59', 66', 78'), dan Ajax tidak bisa memberikan respons yang sepadan.

Nahas, pertandingan yang seharusnya bisa menjadi titik balik untuk mengangkat moral, justru membuat Ajax semakin terpuruk. 


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL