Saat Mesin Uang Terus Berputar, Para 'Robot' di Lapangan Mulai Rusak Satu per Satu

Saat Mesin Uang Terus Berputar, Para 'Robot' di Lapangan Mulai Rusak Satu per Satu
Pemain Chelsea, Cole Palmer setelah ditarik keluar pada laga melawan Manchester United di Old Trafford. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Padatnya jadwal sepak bola modern kini mulai memakan korban-korban terbesarnya. Para pemain bintang dunia yang menjadi nyawa dari permainan ini justru bertumbangan satu per satu karena kelelahan dan cedera.

Kisah bintang muda Chelsea, Cole Palmer, menjadi contoh paling nyata dan menyedihkan dari fenomena ini. Pahlawan yang membawa Chelsea juara Piala Dunia Antarklub itu kini justru lebih akrab dengan ruang perawatan dibanding lapangan hijau.

Palmer tidak sendirian dalam penderitaannya. Badai cedera yang sama juga tanpa ampun menghantam banyak klub top Eropa lainnya yang ikut serta dalam turnamen tersebut, mulai dari PSG hingga Real Madrid.

Banyak pihak menuding jadwal kompetisi yang semakin menggila sebagai biang keladinya. Namun, peringatan keras dari para pelatih top dan asosiasi pemain seolah tak pernah didengar oleh para pemegang kekuasaan.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 5 halaman

Peringatan yang Diabaikan

Pemain Chelsea, Cole Palmer, menerima trofi Bola Emas dari Presiden Donald Trump usai final Piala Dunia Antarklub melawan PSG, Senin, 14 Juli 2025. (c) AP Photo/Jacquelyn Martin

Pemain Chelsea, Cole Palmer, menerima trofi Bola Emas dari Presiden Donald Trump usai final Piala Dunia Antarklub melawan PSG, Senin, 14 Juli 2025. (c) AP Photo/Jacquelyn Martin

Jauh sebelum Piala Dunia Antarklub format baru digelar, suara-suara sumbang sudah terdengar. Para insan sepak bola, mulai dari pelatih hingga asosiasi pemain, telah memberikan peringatan keras.

Mereka khawatir penambahan turnamen di tengah jadwal yang sudah sesak akan membawa bencana. Asosiasi Pemain Profesional (FIFPro) berulang kali memperingatkan tentang risiko lonjakan cedera dan kelelahan mental.

Salah satu kritik paling vokal datang dari manajer legendaris Jerman, Jurgen Klopp. Ia tanpa ragu menyebut turnamen ini sebagai ide terburuk yang pernah ada, merujuk pada dampak jangka panjangnya bagi para pemain.

"Tahun lalu ada Copa America dan Euro, tahun ini ada Piala Dunia Antarklub, dan tahun depan akan ada Piala Dunia. Ini berarti para pemain yang berpartisipasi dalam turnamen-turnamen ini tidak akan pernah pulih," ujar Klopp kala itu.

2 dari 5 halaman

Cole Palmer, Tumbal Utama

Bintang Chelsea, Cole Palmer (10) mengangkat trofi Piala Dunia Antarklub 2025 usai di final mengalahkan PSG 3-0. (c) AP Photo/Seth Wenig

Bintang Chelsea, Cole Palmer (10) mengangkat trofi Piala Dunia Antarklub 2025 usai di final mengalahkan PSG 3-0. (c) AP Photo/Seth Wenig

Tengoklah nasib Cole Palmer, potret paling jelas dari kekhawatiran Klopp yang kini menjadi kenyataan. Ia adalah pahlawan yang membawa Chelsea menjuarai Piala Dunia Antarklub, namun ia jugalah korban terbesarnya.

Pemain berusia 23 tahun itu tampil inspirasional di final, membawa The Blues menaklukkan PSG. Namun, ironisnya, musim ini ia justru nyaris tidak pernah bermain karena terus berjuang memulihkan diri.

Selama setahun terakhir, Palmer harus berjuang melawan cedera pangkal paha yang tak kunjung usai. Tiga musim panas berturut-turut tanpa istirahat yang layak telah merenggut kebugaran salah satu talenta terbaik Inggris itu.

Manajer Chelsea, Enzo Maresca, bahkan secara terbuka mengakui adanya korelasi. Ia melihat badai cedera yang menimpa timnya dan PSG sebagai dampak langsung dari partisipasi di turnamen tersebut.

3 dari 5 halaman

Efek Domino di Klub-klub Top

Aksi winger Noni Madueke saat membela Timnas Inggris di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup K melawan Serbia. (c) AP Photo/Darko Vojinovic

Aksi winger Noni Madueke saat membela Timnas Inggris di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup K melawan Serbia. (c) AP Photo/Darko Vojinovic

Efek domino dari jadwal brutal ini terasa di seluruh Eropa. Chelsea tidak sendirian, badai cedera juga menghantam klub-klub lain yang mengirim pemainnya ke Piala Dunia Antarklub.

Di Arsenal, Noni Madueke harus menepi selama dua bulan karena cedera lutut. Sementara PSG harus tampil tanpa pilar-pilar penting seperti Marquinhos dan Ousmane Dembele saat laga krusial Liga Champions.

Kondisi serupa juga dialami Real Madrid yang baru saja merekrut dua bintang Inggris. Trent Alexander-Arnold harus absen karena cedera hamstring setelah menjalani musim yang melelahkan.

Sementara itu, Jude Bellingham yang seharusnya menjalani operasi bahu, terpaksa menunda prosedurnya. Tenaganya masih sangat dibutuhkan oleh klub, mengorbankan waktu pemulihan ideal bagi sang pemain.

4 dari 5 halaman

Mesin Uang yang Merusak 'Produk'

Beberapa pihak mungkin berdalih bahwa cedera adalah bagian tak terpisahkan dari sepak bola. Mereka menunjuk pemain yang tidak ikut Piala Dunia Antarklub pun bisa cedera.

Namun, argumen itu tidak cukup kuat untuk menutupi fakta yang ada. Laporan dari FIFPro jelas menunjukkan bahwa para pemain kini berada di titik puncak kelelahan fisik dan mental.

Ironisnya, para pemegang kekuasaan seolah tidak peduli. Alih-alih melindungi aset terbesarnya, yaitu para pemain, mereka justru terus menambah jumlah pertandingan demi keuntungan finansial.

Mereka seolah lupa bahwa sepak bola tidak akan menjadi tontonan menarik jika para pemain terbaiknya terus-menerus cedera. Kualitas "produk" yang mereka jual kini berada dalam ancaman serius.

5 dari 5 halaman

Apakah FIFA Peduli?

Pada akhirnya, semua bukti dan peringatan seolah hanya menjadi angin lalu. Para pemain terus diperas tenaganya, sementara jadwal pertandingan semakin padat dan tidak manusiawi.

Kisah Igor Jesus dari Botafogo yang tetap bugar mungkin dijadikan contoh pembenaran. Namun, banyak yang lupa bahwa musim kompetisi di Brasil berbeda dan ia tidak bermain di banyak kompetisi elite Eropa.

Sementara itu, tim-tim seperti Chelsea terlihat sangat kelelahan secara fisik dan mental. Kondisi mereka menjadi peringatan nyata bagi seluruh dunia sepak bola.

Pertanyaan terbesar yang kini menggantung di udara adalah: apakah FIFA benar-benar peduli dengan semua ini? Atau jangan-jangan, mereka sudah terlalu sibuk menghitung keuntungan dari mesin uang yang mereka ciptakan.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL