Bola.net - Mungkin hanya di Amerika Serikat (AS) dan Australia lah sepakbola tidak mendapat predikat sebagai olahraga paling populer.
Di AS, sepakbola kalah terkenal dibandingkan American Football, baseball, basket maupun hoki. Di Australia, tidak jauh beda.
Namun, jangan tanyakan bagaimana dengan di negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Hampir di seluruh penjuru bumi, sepakbola adalah favorit, bahkan dianggap tidak hanya sebagai olahraga paling populer, tapi juga sebagai nomor satu di dunia.
Soccer? It's football!
Berikut 12 alasannya. (br/gia)
Sederhana
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Sederhana" alt="Sederhana"/>
Ambil contoh American Football. Wasit-wasit NFL (National Football League) saja kadang bingung mengambil keputusan. Lihat video di atas.
Sementara itu, sepakbola bisa dimengerti dengan hanya dua menit menontonnya. Sekali kita memahami apa yang namanya offside, itu sudah cukup
Peraturan Yang Konsisten
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Peraturan Yang Konsisten" alt="Peraturan Yang Konsisten"/>
Hal itu sering ditemui dalam American Football ataupun rugby.
Di sepakbola, sejak modifikasi terhadap aturan back pass pada tahun 1992, tak ada lagi perubahan yang diperlukan hingga sekarang.
Tak Ada Timeout
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Tak Ada Timeout" alt="Tak Ada Timeout"/>
Gol-gol dramatis pembalik keadaan di masa injury time mungkin jarang tercipta karena tim yang sudah unggul bisa saja 'membekukan waktu' dan memulihkan stamina sejenak sekaligus merampas momentum lawan untuk melakukan pukulan balik dengan sisa waktu yang ada.
Olahraga Internasional
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Olahraga Internasional" alt="Olahraga Internasional"/>
Hal tersebut menunjukkan bahwa sepakbola dimainkan dalam skala internasional.
Regenerasi selalu ada. Di Piala Dunia, tak ada momen-momen mengenaskan seperti yang dialami Namibia dalam Rugby World Cup, yaitu dihajar Australia dengan skor 0-142.
Bukan Sekadar Adu Stamina
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Bukan Sekadar Adu Stamina" alt="Bukan Sekadar Adu Stamina"/>
Namun, sepakbola lebih dari itu. Di dalamnya, ada adu taktik, skill hingga mental. Semuanya tergabung jadi satu dan ditunjukkan di atas lapangan.
Adakah doping untuk meningkatkan skill seorang pemain? Tidak ada.
Semua lahir dengan bakat dan ditempa lewat sebuah kerja keras.
Negara Kaya Belum Tentu Kuasa
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Negara Kaya Belum Tentu Kuasa" alt="Negara Kaya Belum Tentu Kuasa"/>
Lihat saja bagaimana para pendukung Ghana bersorak sorai usai tim nasional mereka menyingkirkan AS di babak 16 besar Piala Dunia 2010.
Dalam sepakbola, hal semacam ini bisa dan sering terjadi.
Gol Indah
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Gol Indah" alt="Gol Indah"/>
Para penonton dapat dibuat terpana oleh aksi para seniman lapangan hijau dengan overhead kick, diving header, tembakan keras dari luar area, maupun finishing brilian hasil kerja sama dan permainan kombinasi mereka.
Football is a beautiful game!
Turnamen Akbar
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Turnamen Akbar" alt="Turnamen Akbar"/>
Sebut saja Premier League, La Liga, Serie A, atau Bundesliga. Belum lagi kalau bicara Liga Champions dan Piala Dunia.
Publik dunia pun disuguhi aksi-aksi berkualitas dan momen-momen spesial dari lapangan hijau, yang sungguh sayang untuk dilewatkan.
Size Doesn't Matter
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Size Doesn't Matter" alt="Size Doesn't Matter"/>
Dengan postur minimal pun, siapa pun bisa menjadi bintang. Misalnya, Fabio Cannavaro, Roberto Carlos, Garrincha, Lionel Messi, dan tentu saja Diego Maradona.
Di beberapa bidang, orang tanpa keunggulan fisik takkan bisa ke puncak. Sepakbola tak termasuk di dalamnya.
Bisa Dimainkan di Mana Saja
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Bisa Dimainkan di Mana Saja" alt="Bisa Dimainkan di Mana Saja"/>
Bola jelek atau yang terbuat dari plastik pun tidak masalah. Untuk lapangan, apa saja bisa jadi lapangan, baik halaman rumah, jalan, tanah berpasir, atau lahan becek sekali pun.
Kebanyakan pemain hebat Amerika Latin justru besar dan tumbuh dari sepakbola jalanan.
Universal
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Universal" alt="Universal"/>
Skalanya pun universal.
Disebut universal karena sepakbola memang dimainkan oleh segala kalangan, baik tua, muda, pria, wanita, miskin, kaya, bahkan mereka yang secara fisik dianggap kekurangan.
Hebatnya lagi, hal itu tak hanya berlaku di satu negeri, tapi di seluruh penjuru bumi.
Fanatisme Suporter
645x430/iframe>" width="645" height="430" title="Fanatisme Suporter" alt="Fanatisme Suporter"/>
Berkat suporter yang selalu semangat mendukung tim kesayangannyalah, atmosfer di dalam stadion jadi sangat hidup dan menggelora. Itu adalah sebuah pengalaman luar biasa.
Fanatisme berlebihan memang sering berujung negatif. Namun, sepakbola sanggup menyatukan sebuah bangsa.
Indonesia contohnya.
Hal itu terekam jelas ketika timnas menghadapi Vietnam di final Piala AFF U-19 beberapa waktu lalu. Para penonton di Gelora Delta memberikan dukungan tanpa henti. Begitu penendang terakhir kita menaklukkan kiper Vietnam dalam drama adu penalti, seisi stadion langsung bergemuruh menyambutnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
12 Alasan Sepakbola Olahraga Nomor Satu di Dunia
Editorial 24 September 2013, 14:20
-
Empat Klub Kandidat Juara Liga Champions Versi Ronaldo
Liga Champions 24 September 2013, 12:28
-
Capello: Ronaldo Lebih Baik Ketimbang Van Basten
Liga Champions 24 September 2013, 10:25
-
Ganasnya Produktivitas Gol Pedro
Liga Spanyol 24 September 2013, 10:11
-
United dan Bayern Bidik Subotic
Liga Inggris 24 September 2013, 07:54
LATEST UPDATE
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55

























KOMENTAR