Dari Brunei ke Spanyol, Jalan Lain Garuda Jaya ke Myanmar

Dari Brunei ke Spanyol, Jalan Lain Garuda Jaya ke Myanmar
Timnas U-19 saat jadi juara Piala AFF U-19 (c) Fajar Rahman

Bola.net - Oleh: Dendi Gandakusumah

Senyum Hargianto terkembang kala roda pesawat Iberia Express menyentuh aspal landasan Bandara Adolfo Suarez Madrid-Barajas, Madrid, Sabtu (13/09) pagi waktu setempat. Lebih dari 20 jam perjalanan yang baru saja ditempuhnya, tak membuat gelandang Timnas U-19 ini kehilangan antusiasmenya melakoni  'Tur Spanyol'.

"Senang sekali akhirnya bisa ke Spanyol," tutur pemain kelahiran 24 Juli 1996 tersebut, sembari berfoto bersama Zulfiandi, Miftahul Hamdi, Dinan Yahdian Javier dan  Ichsan Kurniawan  di bandara yang mulai dibuka 1928 lalu ini.

Kegembiraan serupa juga ditunjukkan Evan Dimas. Kapten tim berjuluk Skuat Garuda Jaya tersebut mengaku senang bisa mendarat di Spanyol.

"Di sini kita bisa uji coba dengan tim-tim yang bagus dari Eropa. Kami pasti dapat pengalaman," ujar Evan.

"Lawan yang kami hadapai juga tim kuat. Kami bisa belajar banyak dari mereka, terutama dari Barcelona. Saya ingin mencuri ilmu tiki-taka mereka," imbuh penyerang Timnas U-19, Muchlis Hadi Ning.

Asa Muchlis bakal jadi nyata. Barcelona -juga rival mereka Real Madrid- dipastikan bakal menjadi lawan uji coba Timnas U-19 dalam Tur Spanyol.  Sebelumnya, mereka telah menjajal kekuatan tim muda Atletico Madrid dan Valencia.

Menariknya, dari tur persiapan sebelum terjun di Piala Asia U-19 Myanmar ini, Timnas U-19 tak hanya bakal berlatih dan beruji coba. Mereka juga mendapat kesempatan untuk dievaluasi oleh pelatih tim yang mereka hadapi. " Ada sesi diskusi setelah pertandingan dengan tim pelatih masing-masing lawan sebagai bahan masukan dan evaluasi," kata Sekretaris Badan Tim Nasional, Sefdin Syaifudin.

Sefdin menambahkan, dalam Tur Spanyol, Timnas U-19 tak hanya diasah secara teknis. Menurutnya,  Skuat Garuda Jaya -julukan Timnas U-19- juga bakal diberi kesempatan melakukan refreshing. "Para pemain juga akan mengunjungi sejumlah objek wisata di negara tersebut sebagai bagian dari program rekreasi," imbuh Sefdin. (den/fjr)

1 dari 3 halaman

Tur Spanyol Pelipur Lara?

Bagi Timnas U-19, Tur Spanyol kali ini bisa disebut sebagai pelipur kekecewaan batalnya mereka mengikuti Turnamen COTIF, Agustus silam. Waktu itu, melalui rapat Komite eksekutif PSSI, Timnas U-19 dibatalkan ikut turnamen yang dihelat di Valencia tersebut. Sebagai gantinya, mereka diikutkan Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) 2014. Sementara, pada Turnamen COTIF, Indonesia diwakili Timnas U-21.

Di luar dugaan, pada ajang HBT, Timnas U-19 luluh lantak. Mereka sukses memetik hasil imbang pada laga perdana usai menahan imbang Malaysia tanpa gol. Setelahnya, berturut-turut, mereka kalah 1-3 dari Brunei dan Vietnam lalu kalah 1-2 dari Kamboja.  Beruntung, pada pertandingan terakhir, Timnas U-19 Indonesia menang dari Singapura enam gol tanpa balas. Pada klasemen akhir Grup B, Evan Dimas dan kawan-kawan hanya mampu bercokol di posisi kelima dari enam tim.

Buruknya permainan Timnas U-19 ini tak hanya mengejutkan pecinta bola Tanah Air. Tak kurang, dari Guillaume Graechen mengaku heran dengan permainan tim masa depan Indonesia ini. Pelatih Timnas U-19 Vietnam tersebut sempat tak mengenali permainan tim yang dulu mengalahkan anak asuhnya pada Final AFF U-19 di Sidoarjo tersebut.

"Sebelumnya, saya ingin membalas dendam pada Indonesia. Namun, hari ini mereka nampaknya tak menunjukkan permainan terbaiknya," ujar pelatih asal Prancis ini sesuai kemenangan anak asuhnya dari Indonesia. "Sejujurnya, meski menang, saya kecewa."

Banyak spekulasi meruak dari hasil buruk Timnas U-19 pada ajang ini. Salah satu spekulasi tersebut menyebutkan konon buruknya permainan Evan Dimas dan kawan-kawan di Brunei tak lepas dari kekecewaan mereka gagal berangkat mengikuti Turnamen COTIF. Kecewa gagal ke Spanyol membuat mental anak asuh Indra Sjafri ini drop. Apalagi, tur ke Spanyol juga disebut sebagai salah satu hadiah bagi mereka usai menjuarai AFF U-19 dan lolos ke Piala Asia U-19.

Tak mau Timnas U-19 -yang menjadi andalan mereka- terus jeblok, PSSI melalui tim High Performance Unit (HPU), segera melakukan evaluasi. Tak jelas apa saja poin yang berhasil disimpulkan dari hasil evaluasi. Namun,  tak lama usai evaluasi tersebut,  Timnas U-19 dipastikan bakal dikirim ke Spanyol.
2 dari 3 halaman

Kekuatan Mental Garuda Jaya Terasah

Faktor mental nampaknya merupakan kekuatan terbesar  di balik permainan Timnas U-19. Meski harus menghadapi Atletico Madrid B -yang di atas kertas berada di atas mereka- Timnas U-19 tetap mampu menunjukkan permainan terbaik mereka. Meski masih ada satu dua kesalahan, dan akhirnya kalah 1-2, Evan Dimas dan kawan-kawan sukses memancing pujian pelatih Atletico B.

"Oscar Mena, Pelatih Atletico, memuji sirkulasi passing kami," ujar Indra Sjafri. "Mereka juga memuji Evan Dimas dan Paulo Sitanggang yang tampil dominan."

Pada pertandingan kedua melawan Valencia B, Timnas U-19 mampu tampil lebih bagus. Bahkan, mereka mampu memaksakan hasil imbang 1-1,  melalui gol Evan Dimas pada pertandingan yang dihelat di Ciudad Deportivo de Paterna Valencia, Kamis (18/9).

Meski tampil dengan sejumlah pemain pelapis, Timnas U-19 tetap mendapat pujian dari pelatih lawan.  Pelatih Valencia B, Curro Torres, mengaku kagum dengan permainan Timnas U-19 yang tak nampak minder bertemu dengan tim yang memiliki level di atasnya.

"Selain itu, dia juga minta agar pakem permainan seperti ini dipertahankan karena pakem seperti inilah yang cocok bagi Indonesia," ujar Indra Sjafri.

Acungan jempol bagi Timnas U-19 juga datang dari Toni Hernandes. Anggota Departemen Metodologi Valencia ini mengaku kaget dengan paras sepakbola Indonesia yang ditunjukkan Timnas U-19.

"Saya terkejut. Empat tahun lalu, ketika saya bekerja di Indonesia, memimpin tim senior melawan Valencia, permainan mereka berbeda dengan tim ini," kata Hernandes.

"Tim ini sangat kuat. Mereka bermain bagus. Mereka akan sukses jika menjaga mentalitas seperti ini. Yang menarik pelatih memiliki mentalitas pelatih sama dengan sepakbola Spanyol," sambungnya.

Usai menghadapi Valencia, Timnas U-19 bakal kembali bertanding. Rabu (24/09) lusa, mereka bakal menghadapi Barcelona B. Keesokan harinya, giliran Real Madrid C yang akan  memberi pelajaran Skuat Garuda Jaya.

Jelang dua laga ini, Indra Sjafri mengaku mempersiapkan anak asuhnya secara khusus. Berkaca dari dua laga terdahulu, pelatih berusia51 tahun ini mengaku telah menemukan kelemahan anak asuhnya dalam mengantisipasi umpan silang lawan.

"Ini yang akan kita benahi selain juga mengasah penyelesaian akhir anak-anak," ujar Indra.
3 dari 3 halaman

Tur Spanyol Bisa Jadi Bumerang

Terbilang sukses mempersiapkan Timnas U-19, tak membuat Tur Spanyol bebas kritik. Sejumlah pernyataan dan pertanyaan kritis meluncur dari penggemar sepakbola Indonesia. Salah satu yang paling banyak dikhawatirkan adalah bocornya strategi Timnas U-19, mengingat seluruh laga uji coba di Spanyol ini disiarkan.

Selain itu, Tur di Spanyol ini juga dianggap tak efektif mempersiapkan tim untuk berlaga di Myanmar, bulan depan. Pasalnya, gaya bermain lawan dan kondisi cuaca juga lapangan yang dihadapi Timnas U-19 di Spanyol dinilai jauh berbeda dengan yang akan mereka hadapi pada Piala Asia U-19 mendatang.

Menanggapi sejumlah kritik ini, Indra Sjafri santai. Menurutnya, banyak manfaat yang bisa dipetik anak asuhnya pada Tur Spanyol ini.

"Pemain jadi berpengalaman dan dan bisa mempelajari bagaimana menghadapi lawan yang lebih tinggi dan lebih bagus kualitasnya," kata Indra.

"Saya yakin selain itu, ada banyak lagi manfaat yang bisa diraih dan jadi modal bagi kami di Myanmar," tandasnya sembari tersenyum.

TAG TERKAIT


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL